twoo

938 117 18
                                    

Hari ini souta sedang teleponan bersama gin, anak itu mengadu bahwa dirinya demam dan ingin souta yang merawatnya.

" gaa, aku ga bisa mas " tolak souta.

" hngg, jahat:( souta jahat, hiks.. "  terdengar gin menangis di dalam panggilan. setelah itu gin mematikan secara sepihak.

Helaan napas terdengar dari souta
" pembunuh kok begini? "

Akhirnya souta pun memutuskan untuk
Menuju rumah gin, beruntung anak itu udah memberikan alamat rumahnya.

" ndaa, souta main ya kayanya
si nginep " ujar souta berpamitan ke bunda, untung bunda orangnya bukan yang menanyakan akan menginap di rumah siapa.

Souta menunggu taksi online yang lewat, beruntungnya souta hari ini ia tak perlu waktu lama menunggu taksi.

" ke perumahan aka virtual, blok D ya bang " souta memberi alamat yang di tuju nya.

" oh, siap mas. "

Di dalam perjalan souta mencoba menelepon gin namun panggilannya selalu di tolak.

Setelah 25 menit di perjalanan souta
Sampai juga di perumahan itu. " berapa bang? "

" lima puluh mas, " jawab supir taksi itu souta hanya mengasih uang berwarna merah dan segera turun dari mobil itu.

" mas kembaliannya, " ujar supir itu lewat jendela

Souta hanya menengok ke belakang dan
Tersenyum teduh. " buat abang aja kembaliannya. "

Kaki souta mulai menelusuri setiap nomor rumah di blok D itu, hingga sampai di nomor rumah 69.

Souta mencet bel yang ada di rumah itu, rumah itu cukup besar ah tidak sangat besar. Tak berselang lama ada seorang lelaki keluar dari rumah itu.

" cari siapa? " tanya lelaki itu dengan suara beratnya namun lembut untuk di dengar.

" eum, ini rumah gin? "

Arion hanya tertawa sebentar, ah sepertinya ini kesayangan gin itu.
" iya benar, sini masuk dulu. "

Souta yang ajak seperti itu, kakinya pun melangkah masuk kedalam halaman rumah tersebut. Ia hanya mengikuti langkah kaki besar di depannya ini.

" papii, ada siapa? " tanya echi sambil berlari.

" ini ada yang nyariin gin, bisa anter ke kamarnya? " titah rion.

Echi hanya bisa mengiyakan. ini pacar gin? Lucu amat buset kalau gini mah gue dukung bezir.

" kamu pacar gin bukan? " tanya echi memecah keheningan di antara mereka berdua.

" i-iya k-kak, " jawab souta gugup.

Echi yang mendengar suara gugup souta dirinya hanya tertawa.
" astaga, ga usah gugup gitu gue dukung kok hubungan kalian. " jelas echi sambil tersenyum.

" ah, kamar gin tinggal naik tangga itu
Nanti ada pintu kamar yang warna hitam. " seru echi memberi tau letak kamar gin.

Souta berterima kasih ke echi. Dan mulai menaiki anak tangga demi anak tangga. ia melihat setiap pintu yang ada di lantai dua rumah tersebut, kamar gin terletak paling ujung.

Souta mengetuk kamar gin pelan, terdengar seruan dari dalam dengan suara bercampur tangisan.

Astaga, dia belum selesai nangis? Batin souta.

" hiks.. Siapa? " tanya gin dari dalam

" souta. "

" HIKSS... PELGII SANA HIKS.. OLANG JAHAT, PELGII " terdengar teriakan gin dari dalam, cadel nya pun terdengar jika sedang nangis.

" okey, souta pergi ya? " iseng souta. Tiba-tiba pintu kamar terbuka setengah memperlihatkan gin yang berantakan karna habis menangis.

" hiks.. Jangan, couta jangan pelgi
hiks.. " ah cadel nya masih terdengar.

Souta mengangguk pelan, dan mengajak gin masuk karna keluarga gin yang lain sedang berkumpul di bawah, karna mendengar suara teriakan gin keluarga itu pun melihat ke arah lantai dua.

Gin langsung memeluk souta di kasur tentunya anak itu masih menangis, souta hanya bisa mengelus kepala gin agar tenang.

" kenapa bisa demam gini?? " tanya souta lembut.

" kemarin main hujan.. "

souta hanya bisa tertawa dan memutuskan untuk memasak bubur untuk gin bisa meminum obat.

" sabar yaa, souta mau bikin bubur
Dulu okey? " terlihat sangat sabar souta menghadapi gin ini.

" Aaaa, ndaa souta di sini ajaa :( "

Tapi souta tidak perduli dengan suara
Tolakan itu, dirinya tetap pergi ke dapur untungnya saat menuju ke kamar gin, dirinya melewati dapur.

souta pun menuju ke dapur, betapa kagetnya ia ketika melihat orang yang dikenali nya sedang memasak di dapur.

" HAWRISS " teriak souta membuat orang yang sedang memasak itu menengok.

" Loh? Sou? Ngapain kamu? " tanya Harris, mengapa souta berada di rumah ini?

" inii, mau masakin kak gin bubur. "

" pacar kamu itu gin? " Harris pun tertawa, ah sempit sekali dunia ini.

" iya lah!! kamu juga ngapain disini? " tanya souta.

" Ini rumah tunangan aku souu, " jelas Harris sambil merona.

" bentar, TUNANGAN KAMU OM OM? " teriak souta lebih kencang membuat kepala di rumah itu berlari ke dapur.

" siapa om om? " tanya Arion yang berada di belakang souta.

Harris hanya tertawa melihat muka souta yang tegang karna mendengar suara berat seseorang. Akhirnya souta memutuskan bikin bubur seperti tujuan pertamanya.

" hiks.. Souta jahatt ninggalin gin sendili
Di kamall " ujar gin sambil sesegukan.

" astaga, dari tadi nangis nya belum selesai? udah ih nangisnya bayii. " kata souta sambil mengaduk bubur.

Arion dan Harris yang masih ada di situ hanya bisa menahan ketawanya, tak menyangka seorang gingitsune gehenna
Ketika sakit begini?

" hahaha, gin gin gue ga nyangka lo gini kalau sakit, " ujar Arion sambil terkekeh.

" hiks..bialin " gin ngambek, dirinya pun langsung balik lagi ke kamarnya dan menutup pintu kamar dengan kencang.

Tiga orang yang melihat itu hanya tertawa dengan keras karna melihat tingkah laku anak itu, dan membuat yang lain bingung kenapa ketawa tiga orang itu.

Tbcc

Awokawok, gin gin.
Gue ngetik ini sambil ngik ngik anjir.
apalagi pas gin teriak waktu souta ada di depan kamarnya.

PELGIII, SANA PELGII OLANG JAHAT

bacot bgt - gin

Yeu, gue bikin cadel lo di book ini
Sia, mampus lo gue ketawain.

kriminal •ginsou•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang