*aldric pov*
Ceklek...
"Jelasin sama gue apa maksud ini semua!" gue masuk ke ruangannya si leon."Oke gue ngaku. Gue sebenernya punya penyakit parah. Gue sebenernya gak lupa sama si carle. Tapi si fiane tau semuanya dan dia ngancem kalo gue gak mau jadi pacarnya dia bakal bilang ke carle. Dan gue gak mau itu terjadi. Dan yang harus lo tau, gue itu sayang banget sama carle. Jujur gue juga cemburu kalo liat lo sama carle. Gue mau nanya hubungan lo sama carle itu apa?, dan kenapa dia berubah?".
"Kenalin nama gue Adelio Aldric Vedi kembaran dari Adriel Meshach Raymond kakaknya Carle. Kalo perubahan dia gue kurang tau. Gue boleh minta tolong?"
"Minta tolong apa?"
"Carle.... Dia kecelakaan dan dia mengalami amnesia dan kelumpuhan sementara dan cuma inget sama lo, gue mau lo jagain dia lo bisa?"
"Sorry gue sebenernya pengn banget jagain dia. Gue sama fiane juga udah putus karena dia ternyata seorang psikopat dan sekarang udah di bawa sama orang tuanya. Tapi gue hari ini harus pergi buat nyembuhin penyakit gue sorry"
"Oke gue gak maksa"
.
.
.
.
.
.Papahnya carle datang.
"Dric"
"Iya om? Pah?" jawab gue ragu.
"Panggil papah aja. Oh ya papah udah buat keputusan buat bawa carle ke london, dan papah juga berencana ngajak kamu sama mamah kamu. Kita buat... Buat keluarga baru lagi mau?"
"Om eh pah papah gak bercandakan? Kalo carle mau ke london? Kalo aku sih nurut mamah aja pah. Kalo mamah mau yaudah".
"Iya... Papah udah ngomong sama mamah kamu dan katanya dia mau".
"Yaudah pah aku juga mau"
.
.
.
.
.
.Author POV
Sekarang disinilah mereka. Di bandara yang ada di london. Yaps mereka udah tiba.
"Kak?" panggil seorang perempuan bernama carle.
"Iya kenapa?" jawab seorang laki - laki bernama aldric. Ya carle sudah mulai percaya bahwa mereka bukan orang asing, melainkan keluarga carle.
"Kita dimana?"
"Kita di london sayang" jawab aldric sambil mendorong kursi roda carle.
"Nanti sekolah aku gimana?"
"Kita sekolah di sini"
"Tapi kan kondisi aku... Kenapa aku gak homeschooling aja?"
"Sst jangan bahas kondisi kamu dulu. Kamu harus mendapatkan pendidikan yang layak"
"Kak apa kakak nanti gak malu kalau carle kayak gini di sekolah?"
"Kenapa harus malu? Kamu kan cantik, pinter. Kalo fisik kakak gak masalah, yang penting hati kamu baik" jawab Aldric sambil berlutut di depan carle yang duduk di kursi roda dan menggenggam tangan dia.
"Apa kakak ngomong gini karena untuk menghibur aku?"
"Sekarang kamu liat mata kakak. Apa ada kebohongan disana? Kakak tulus sayang sama kamu le. Gimanapun kondisi kamu kakak janji bakal selalu ada di samping kamu". Jawab aldric dengan lembut.
"Apa kakak berani berjanji?" tanya carle sambil menunjukan jari kelingkingnya.
"Berani dong kenapa tidak? Kakak janji" jawab aldric sambil menautkan kelingking mereka.
"Makasih" jawab carle dengan mata berair.
"Hei kamu gak perlu nangis, kakak di sini apa kamu tidak malu dilihat orang? Nanti mereka kira kakak nyakitin kamu. Sekarang senyum kakak mau liat adik kakak yang kuat kayak dulu"
"Jadi kakak malu nih? Biarin biar aja mereka kira kakak yang nakal wle"
"Nah gitu dong ceria"
"Aku sayang kakak" bisik carle sambil memeluk kakaknya
"Aku sayang adik aku juga" jawab kak Aldric sambil meluk balik.
.
.
.
.
."Carle? Apa kamu di dalam kamar?"
"Iya kak"
"Aku masuk yah"
"Masuk saja"
"Hei adik aku... Selamat sore, jalan jalan yuk" sapa aldric pada adiknya yang duduk di balkon kamar.
"Yuk aku juga mau jalan jalan"
.
.
.
.
."Kakak apa kakak gak malu? Dilihatin orang mereka mungkin berfikir kalo seorang laki laki seganteng kakak mau mendorong seorang perempuan yang lumpuh"
"Hei harus berapa kali kakak bilang kalo kakak gak malu. Malah kakak seneng karena bisa berjalan jalan dengan anak secantik kamu"
"Ih kakak ini!" ucap carle sambil mencubit lengan aldric.
"Ih sakit tau"
"Biarin"
.
.
.
.
.
."Kamu tidur yah carle selamat malam".
" iya kakak malam juga"
.
.
.
.00.00
"Aaahhh jangan sakiti aku... Pergi kamu!" teriak cale.
"Carle kamu kenapa?" tanya aldric yang sangat panik pada adiknya ini.
"Pergi!" teriak carle lagi dengan memeluk kedua kakinya dan dia menangis.
"Sssttt carle ini kakak, kamu kenapa?"
"Kakak?" carle langsung memeluk kakaknya itu.
"Iya ini kakak sayang... Kamu kenapa?"
"Aku mimpi buruk"
"Itu cuma mimpi carle"
"Kak?" panggil carle yang masih berada di pelukannya.
"Iya kenapa?"
"Aku cape kak. Kenapa sih hidupnya aku dipenuhi cobaan. Kenapa sih hidupnya aku kelam banget. Aku takut kalo kakak pergi nanti gak ada yang sayang lagi sama carle. Gak ada yang ngertiin carle. Gak ada yang bisa carle peluk"
"Carle... Tuhan memberi cobaan pada carle karena Tuhan tau kalo kamu kuat. Kamu bisa menghadapinya. Kakak selalu ada buat kamu carle. Kan kakak udah janji sama diri kakak sendiri kalo kakak kau nglindungin kamu dan selalu ada di samping carle. Carle percayakan sama kakak?"
"Iya carle percaya makasih kak"
"Sama sama... Sekarang. kamu tidur yah"
Hai readers segini dulu ya... :"D sebenernya ini panjang. Tapi itu kelupaan gak di save dan aku ngetik lagi. Gimana gak ngajak ribut coba :"v sorry nih jadi curhat :v maaf kalo banyak typo(s) males ngecek soalnya udah kesel bawaanya gara gara gak ke save. Selamat berpuasa ~
KAMU SEDANG MEMBACA
SADNESS IN MY EYES
Teen FictionGue benci ketika liat masa lalu gue yang begitu pahit. Gue benci jadi orang lemah. Gue benci sama orang yang nusuk dari belakang. Dan gue udah gak percaya sama yang namanya sahabat. Mulai hari ini gue mau berubah.