Chapter 2: Hancur.

99 4 0
                                    

Yang terburuk bukanlah hubungan yang harus berakhir, tapi hubungan yang berakhir walau sepihak.
Yang paling terburuk bukan meratapi akhirnya suatu hubungan, tapi yang paling terburuh ialah melihat dia berhubungan dengan orang lain.

"Apa yang salah selama ini? Aku dan dia tidak pernah lepas kontak. Tapi kenapa aku bisa kecolongan seperti ini." Benak temanku sehari-harinya hanya berteriak dan bertanya tanpa mau mencari tahu.
Temanku akhirnya memutuskan untuk membuka pikiran, mata, dan telinganya yang selama ini ditutupi oleh kabut-kabut merah muda. Dan mendapati dirinya tersadar setelah kembali dari badai cinta.
Chat temanku dan sang pria ternyata belakangan mendingin. Hanya seperlunya, singkat, padat, dan jelas. Pupus sudah keramah tamahan sang pria.
Pandangan sang pria kali ini tidak pernah liar tanpa tujuan, tapi bagai menemukan rumah. Iya, pada sang wanita disamping kelasnya. Buta sudah temanku untuk menyadarinya.
Dan yang terburuk. Temanku dan sang pria tidak pernah terikat oleh status. Hanya sebatas dekat. Itupun Entah kedekatan apa yang diartikan oleh sang pria. Sial, temanku terlalu naif untuk menyadari hal yang paling fatal dari semua ini.

Bagai di cambuk dan dipaksa terus berjalan seperti kerbau sekarat yang harus tetap membajak. temanku begitu patah. bagai kompas tak memiliki arah. Bagai gelas yang pecah. Bagai lidi yang patah. Usai sudah.
"Bodoh. Apa yang selama ini kau harapkan? Apa yang kau artikan? Kenapa begitu buta dan tuli? Untuk menyadari dia bukan bahkan tidak pernah jadi milikmu saja kau selalu mengingkari! Tolol. Kenapa selama ini beranggapan dia selalu jadi milikmu? Status pun kita tak punya." Batin temanku tak henti-hentinya mengaung. Ini begitu tiba-tiba. Bahkan temanku belum pernah memperhitungkan semua ini. Kenapa kejadian ini tidak datang seperti gempa bumi, tsunami, atau gunung meletus yang memiliki alaram peringatan. Kenapa terjadi seperti Petir yang selalu menyambar tiba-tiba. Dan kau tau apa yang lebih buruk lagi? Tak lama kemudian, sang pria dan pasanganya resmi berstatus. Sekali lagi temanky berharap, kenapa tidak datang layak gempa, tsunami, atau gung meletus. Kali ini melebihi petir. Tapi kematian mendadak.

everything has changed.Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin