PROLOG

817 130 11
                                    


VOTE DULU DONG... BIAR HAPPY ENDING

SELAMAT MEMBACA SEMOGA SUKA, AAMIIN


Masih adakah lagi yang sepertimu?

******

Delyn terbangun dari tidurnya yang berantakan, Delyn mencari dan meraih handphone nya yang ada di nakas kamarnya, lalu mencari kontak seseorang.

Delyn : Nino, semalam ada kecelakaan?

Nino : Iya, ada.

Delyn : Serius?

Nino : Duarius, Lyn.

Nino : Lion sekarang ada di rumah sakit, kecelakaan di jalan XXXXX.

Delyn : Liam mana?

Selama 1 jam pesan yang Delyn kirimkan kepada Nino itu masih juga belum terbalas, Delyn mencoba mengirim pesan ke Liam namun justru tidak terkirim, hanya centang satu saja.

Di pagi hari ini bagi Delyn sangat berantakan setelah apa yang terjadi di dalam mimpinya saat ia tertidur pulas. Delyn merubah posisinya menjadi duduk diatas kasur, ia memandangi setiap sudut rumah, masih berharap apa yang kejadian itu benar-benar hanya mimpi.

"Delyn," panggil Adnan dari luar kamar.

"iya, yah, kenapa?" balas Delyn sedikit teriak.

"Sarapan dulu,"

"siap,komandan." ucap Delyn mengiyakan.

Delyn keluar kamar setelah selesai dari kamar mandi, tetapi pikirannya masih terus berputar-putar tentang apa yang terjadi di mimpinya selama tidur.

"pagi, ibu dan ayah." sapa Delyn ceria lalu ikut duduk dan makan bersama kedua orang tuanya itu.

"kenapa wajahmu cemas?" tanya Sinta, ia sadar dengan wajah Delyn yang terlihat cemas di pagi hari.

"mimpi buruk, bu." balas Delyn, jujur.

Sinta mengangguk menggeser duduknya untuk lebih dekat dengan anak satu-satunya itu. "Jangan terlalu dipikirkan, semua hanya terjadi di mimpi."

"iya, bu." Delyn mengangguk setuju.

Tidak ada salahnya jika kita memikirkan kejadian yang terjadi di dalam mimpi, tetapi lebih baik kita melupakan kejadian di alam mimpi, apalagi itu tentang hal buruk.

*****

Sebuah rumah besar yang ada di kota besar juga, rumah itu memiliki penduduk didalamnya dengan 2 laki-laki dan satu perempuan. Dari luar rumah itu terlihat cukup luas dan terlihat sangat besar, jika melihat dari luar pasti akan berpendapat jika yang memiliki rumah itu adalah orang kaya.

"mau kemana?"

"Keluar, bentar."

"memangnya sudah punya teman di Jakarta?"

"belum, cuma mau cari angin aja, bosen di rumah"

"hati-hati." ucap Gito pada sang anaknya itu.

Dengan segera Larry keluar dari rumahnya dan mengambil motor kesayangannya di garasi rumahnya.

Liam Larry Laksana —-Anak kedua dari Gito Laksana, Larry sendiri memiliki wajah yang pucat, bersih, dan badan yang lumayan tinggi.

"Semoga lebih baik dari bandung." katanya setelah berhasil mengeluarkan motor xsr nya.

ABOUT LIAM (Lilyn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang