NASI GORENG DAN PEMBUATNYA

313 78 8
                                    

Hai.. jumpa lagi kitaaaa..

jangan lupa vote... 60+ vote buat next!!!1

selamat membaca.


SEMUA YANG TERJADI DI DUNIA HANYALAH KEBAHAGIAAN SEMENTARA.

*****


Di saat jarum jam menunjukkan pukul 21.00, sebuah motor sport berwarna hitam memasuki pelataran rumah. Rumah yang memang terlihat sepi karena memang hanya ada dua orang di dalam.

Tapi bagi Liam itu sama sekali tidak sepi, apapun itu siapapun itu, Liam selalu bersyukur dengan keluarganya sekarang.

"Assalamualaikum," Liam memasuki rumahnya dengan salam.

"Waalaikumsalam." balas Aralie, dari dalam.

Aralie yang menyuruh Liam untuk mengantarkan masakannya pada Delyn langsung segera memberi pertanyaan pada Liam, "Gimana, kak Delyn, suka?"

"Suka, mungkin." jawab Liam.

"Kok mungkin, sih." geram Aralie. Pasalnya kata mungkin itu berarti belum pasti.

"Udah malem juga, nggak enak lama-lama di sana." beritahu Liam.

"Ada yang aneh." curiga Aralie. Dirinya menatap Liam dengan seksama dari atas hingga bawah.

"Apaan?" tanya Liam.

"Hubungan lo lagi nggak baik-baik aja, ya?" tanya Aralie, menyelidik.

"Harus banget lo tahu?"

Aralie menatap kesal Liam yang berjalan begitu saja, "Harus!"

Liam berbalik untuk menatap Aralie, lalu berkata, "Iya, gue putus sama Delyn."

"Serius, bang?" sontak Aralie masih belum percaya.

"Masalah percaya atau enggak, itu urusan lo, gue udah bilang jujur ini." beritahu Liam.

"Lo yang bucin angkut gitu, bisa putus juga?" heran Aralie, menggelengkan kepalanya.

"Namanya juga takdir, Ra, mau berusaha bagaimanapun, ya, gini endingnya." ucap Liam.

Aralie melangkah untuk mencoba lebih dekat pada Liam yang saat ini sedang berada di dapur rumahnya. Di sana, ia menanyakan lagi tentang hubungan kakaknya itu.

"Siapa yang minta putus?"

"Semesta." jawab cepat Liam.

"Cerita, lah, gue sebagai adik kayak nggak ada gunanya, kalau lo nggak cerita." ucap Aralie, memohon untuk Liam menceritakan masalah hubungannya.

"Sekarang?"

Aralie mengangguk, "Iya."

"Ada syaratnya."

Kening Aralie berkerut, "Apa?"

"Bikinin gue minum, jus jeruk." suruh Liam pada Aralie sebagai syarat.

"Sialan."

"Kalau nggak mau, yaudah." ucap Liam. Lalu segera berbalik badan untuk pergi dari dapur.

"Bang, iya, gue bikinin." ucap Aralie. Liam mendengar itu tersenyum lebar, lalu melangkah menuju ruang tv.

Beberapa menit kemudian, datang Aralie dengan tangannya yang membawa sebuah gelas berisikan jus jeruk pesanan Liam.

"Monggo." kata Aralie memberikan jus jeruk itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABOUT LIAM (Lilyn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang