Bahwa bertemu denganmu ternyata menjadi bagian paling menyenangkan.
*****
Perlu manusia ketahui, bahwa cinta tidak selalu menjadi milik kita. Cinta manusia sebenarnya tentang apa yang terjadi, dan apa yang bisa kita terima. Bisa jadi sakit, atau bahkan lebih parah.
Dalam diamnya sebenarnya kepala Liam penuh dengan kejadian yang terjadi hari ini, begitu banyak hal yang berlarian di kepalanya saat ini. Cukup lama ia berdiam sembari menatap langit malam dengan bintangnya.
"Bilang-bilang, bos, kalau lagi di sini." suara Lion berhasil terdengar jelas di telinga Liam.
Dengan begitu Lion, Nino, juga Gio ikut duduk pada tanah yang menjadi alas mereka. Kini yang sebelumnya satu orang menjadi empat orang yang sedang duduk berjajar sembari menatap bintang di langit.
"Kenapa lo bolos sendirian, njir?" tanya Gio.
"Masalah cinta, kan?" tebak Nino.
"Hubungan gue sama Delyn, selesai." beritahu Liam, baginya memberi tahu pada tiga temannya tidak ada salahnya.
Lion tersenyum tipis, bukan berarti senang atas kejadian Liam. "Di umur kita sekarang, terlalu lucu untuk memikirkan cinta, apalagi memikirkan hal yang belum pasti kedepannya."
Tapi, setiap manusia di bumi selalu memiliki caranya sendiri untuk memikirkan cinta dan juga jatuh cinta.
Lion bersuara lagi, "Mending memikirkan cita-cita."
"Udah, udah, mending kita nikmati masa bersama kita," saut Nino di tengah-tengah pembahasan tentang cinta.
"Kita nggak tahu, kan, sampai kapan kita sama-sama terus." lanjut Nino.
"Iya juga, besok kalau udah lulus, pasti kita akan fokus sama karir kita." kata Gio, setuju pada pendapat Nino.
"Gimana kalau kita satu kampus lagi?" ajak Gio.
Mendengar itu, Liam menertawakan ajakan Gio, "Gi, semua manusia punya jalannya sendiri, setiap manusia punya masanya."
"Nggak, gue nggak mau denger kalimat lo." Gio bereaksi menutup telinganya.
"Gue males kalau harus bertemu manusia lain lagi, dan memulai dari awal lagi." lanjut Gio.
"Tapi, kita selalu butuh manusia baru untuk melanjutkan kehidupan." timpal Lion.
"Orang baru pemenangnya, ya, Lon?" tanya Nino diiringi tawa kecilnya.
"Dalam konsep kehidupan, bukan cinta." balas Lion cepat.
"Setuju." sepakat Nino.
"Yang kemarin berhasil bikin gamon, ya, No?" Liam terkekeh saat menanyakan hal itu pada Nino, begitu juga Lion dan Gio.
"Sepertinya, iya." balas Nino.
"Kalau nanti, seorang Nino Saga Galaksi berhasil jatuh cinta lagi, gimana?" tanya Liam, masih penasaran dengan siklus jatuh cinta temannya.
"Yah, mau tidak mau memang harus seperti itu," jawab Nino, "Tapi, bukan berarti gue lupa dengan dia, dan bukan berarti dia tidak berarti lagi buat gue."
"Sampai kapanpun, masa lalu gue selalu berarti untuk gue." lanjut Nino, sempurna.
"Nino Saga Galaksi, manusia dengan kenangan dan rindunya." goda Lion, tertawa.
"Aseeekkk" Gio ikut tertawa, juga dengan Liam.
"Kenapa jadi ngetawain gue, dah?" tanya Nino, heran dirinya menjadi bahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT LIAM (Lilyn)
ActionLiam merupakan laki-laki berbadan kekar dan tinggi dan sebagai pelengkap ia memiliki wajah yang tampan. Dia memiliki seorang kekasih yang bernama Delyn, Liam juga merupakan ketua geng motor di kota Jakarta. Seiring berjalannya waktu ada sebuah rahas...