"Kamu di mana sih dek"ucap Mahesa dalam hati, pasalnya ia sedari tadi sudah mendatangi tempat yang biasa jevana dan teman-temannya bermain namun tidak kunjung ketemu,saat hendak melewati jalan ke arah sungai Mahesa samar-samar mendengar suara anak kecil yang sedang menangis,lalu ia dengan cepat melajukan motornya.
Dan benar saja saat tiba di tepi sungai ia melihat jevana yang sedang menangis di dalam pelukan Haikal,Mahesa menuruni motornya dan mendekati mereka
"Nana"
Mendengar namanya di sebut, jevana melonggarkan pelukan Haikal dan melihat siapa yang memanggilnya
"Hiks mas esa"ucapnya sesegukan
Mahesa kemudian menggendong tubuh jevana yang sudah basah terkena air
"Kamu darimana sih dek,dari tadi udah di cariin gak pulang-pulang"ucapnya,namun jevana tidak menjawab pertanyaan tersebut"Kalian bertiga pulang aja,udah sore nanti orangtua kalian khawatir"ucap Mahesa pada sahabat adiknya itu,dan di setujui oleh mereka
"Sekarang kita pulang ya"
"Um!"
Mahesa membawa pulang jevana, sesampainya di rumah mereka berdua di sambut oleh sang bunda yang langsung memeluk jevana
"Astaga adek,kamu darimana aja sih"ucap Flora khawatir
Jevana menunduk takut,saat pandangan nya mengarah kepada sang ayah
"Maaf unda"cicitnya"Jevana,ayah pernah bilang kan,kalau mau keluar izin dulu sama yang di rumah,kamu tau ayah sama uncle udah nyariin kamu kemana-mana,kamu juga udah bikin bunda sama Abang khawatir"Ucap Demian tegas
Sungguh saat ini jevana merasa takut karena sang ayah memangil namanya tanpa embel-embel adek
"Nana so solly ayah,Nana janji Ndak bakal ulang lagi...yayah jangan malah-malah""Udahlah mas Nana juga udah minta maaf"ucap Flora
"Huh..ayah gak akan marah lagi,tapi janji jangan di ulangin lagi"
"Janji"
"Sekarang kamu mandi sama bunda"
🚵💨
Selesai memandikan jevana Flora membawa anak bungsunya itu ke ruang tamu,dimana seluruh anggota keluarga berkumpul(tanpa jevano soalny dia masih tidur dan tidak tau kalau adiknya sudah pulang),ia Kemudian mendudukkan jevana
"Nana sini"panggil Reyhan,sang oknum pun mendekat
Reyhan mengangkat Celana jevana sedikit
"Ini kakinya kenapa bisa luka?"tanyanya sambil mengoleskan obat"..Kena batu"jawabnya ragu-ragu
"Terus ini tangannya juga kenapa bisa luka"
"Di capit kepiting"
"Kok bisa?"kini Yudha yang bertanya
"Soalnya jiji bilang di capit kepiting sakit,terus Nana gak pelcaya jadi nana kasih jari Nana ke kepitingnya"jawabnya polos
"Oh jadi itu alasan kamu nangis di sungai tadi"ucap Mahesa dan di angguki oleh jevana
"Di sungai?"
"Iya yah,tadi Mahesa cariin terus waktu mau lewat jalan dekat sungai,aku denger ada anak kecil nangis yaudah aku samperin,ternyata itu jevana yang udah nangis,mana sambil meluk Haikal lagi, untungnya Abang gak bawa jevano,kalo gak udah tantrum itu bocil"monolog Mahesa
"Emang bisa sampe segitunya"ucap Yudha
"Bisalah uncle,aku sebagai abangnya aja gak boleh peluk-peluk nana apabila orang lain"mendengar itu Yudha tertawa dengan tingkah ponakannya
"DEDEK"Lalau atensi mereka tertuju pada teriakan jevano yang sudah berlari untuk menghampiri jevana"ABANG"teriak jevana tidak kalah heboh,mereka berdua akhirnya berpelukan sepeti Upin Ipin.
dan semua yang memandang mereka tertawa geli,melihat tingkah kakak adik tersebut
"dedek dari mana Abang udah nunggu gak pulang-pulang"
"Solly Abang,Nana tadi main di sungai sama ekal, jiji dan lele"
"Kenapa gak ngajak Abang aja kalo adek mau main"
"Abang Nono lagi tidul, jadi Nana Ndak mau ganggu"
"dedek lain kali bangunin Abang aja ya gapapa,Abang gak pernah merasa kalau dedek menganggu,oke?"
"Okee!"
Pukul 1 dini hari jevano yang tertidur lelap,merasakan pergerakan tidak nyaman dari seseorang yang ia peluk,jevano perlahan membuka matanya ia dapat melihat jevana yang tertidur dengan nafas yang tidak beraturan
"Dedek kenapa"lalu ia memegang kening sang adik
"Panas"gumamnyaJevano akhirnya bangun dan berjalan menuju kamar sang bunda
Tok~
Tok~Cklek~
Pintu di buka memperhatikan wanita cantik yang menggunakan pakaian tidur
"Kenapa Abang?"tanyanya
"Bunda badan dedek panas"adunya
"Astaga,Abang sekarang temenin dedek dulu ya,bunda mau panggil kak Rey di kamarnya sebentar"
"Iya bunda"
Jevano akhirnya kembali memasuki kamarnya lalu duduk di tepi ranjang
"Dedek jangan sakit"ucapnya lirih sambil menyisir rambut jevana menggunakan tangan, ia dapat merasakan suhu tubuh adiknya yang begitu tinggi
Lalu tidak lama pintu kamar tersebut kembali terbuka memperlihatkan sang bunda dan sang kakak yang masih terlihat mengantuk
Reyhan kemudian mengecek tubuh jevana
*Enaknya punya dokter pribadi:)
"Gimana kak?"tanya Flora
"Gapapa bund, cuma demam biasa sekarang di kompres dulu aja,besok baru di kasih obat penurun panas"
"Yaudah sekarang Abang Nono tidur sama kak Rey dulu,bunda yang jagain dedek"
"Ta-"
"Malam ini aja..,sampai dedek sembuh ya?"
Jevano dengan berat hati ,akhirnya mengangguk
"Dedek cepat sembuh,biar bisa main lagi sama abang"ucapnya lalu mencium pipi jevana
"Astaga drama sekali cil"monolog Reyhan,dan mendapatkan tatapan sinis dari sang empu
"Bunda..kakak tuh"
"Kak udahlah jangan di godain terus adekya"
"Hehe iya bund,yaudah yok cil ke kamar"