🌷͙֒ ᰔᩚ TYPO BERTEBARAN!!ᰔᩚ🌷͙֒
✮⋆˙
✮⋆˙
✮⋆˙
✮⋆˙Happy Reading₍ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ₎ა
𓇢𓆸"Kak kamu hari ini libur dulu kerjanya,biar bisa jagain dua bocil itu"ujar demian di sela-sela suapannya
Reyhan mengangguk semangat, jarang-jarang kan ayahnya biarin dia libur.
"Yayah Nana bosen mam ini telus"ucap si kecil,pasalnya sudah tiga hari ini mereka selalu saja memesan makanan dari luar,sedangkan dirinya sudah merindukan masakan sang bunda
"Jangankan kamu,ayah juga bosen na,"karena ia tak kalah bosannya dari si kecil,masakan di luar memang tidak bisa menandingi buatan istri cantiknya
"Hufh~unda kapan pulangnya"keluh si kecil
"Nggak tau mungkin besok"jawab Demian"kalian hari ini mau ngapain?"walaupun itu hanya pertanyaan sederhana,namun Demian ingin menerapkan hal tersebut,agar tau apa yang akan anak-anaknya lakukan hari ini
"Abang udah pasti kerja"jawab Mahesa"ayah sih weekend masih di haruskan masuk kerja,kan harusnya hesa hari ini bisa Hela helaan di kamar"lanjutnya
"Hehe ya mangap,janji deh Minggu depan ayah kasih libur"ujar demian menggaruk tekuknya yang tak gatal"kalau yang lain?"
"Nono mau ngerjain tugas disini sama temen-temen boleh kan?"
"Boleh sayang,nanti minta kak Rey beli makanan ya buat kalian"
"Okey!"
"Rey mau Drakoran aja deh seharian"ujarnya
"Jangan sering-sering kak,nanti matanya sakit"
"Iya ayah"
"Kalau adek"ucap Demian mengalihkan pandangan pada sih kecil yang sedang menyantap makanan dengan tak selera
"Nana mau main sama ekal,jiji,dan lele!"
"Mainnya jangan jauh-jauh ya"peringat demian, kemudian di angguki patuh oleh jevana
------/ᐠ。ꞈ。ᐟ\-----------
Matahari sudah sangat terik namun hal itu tak memandangkan semangat keempat bocah ini untuk mencari keong di sawah,saat ini baju merekapun sudah kotor semua akibat lumpur.
"Lihat!!,"ucap jayden antusias sembari menunjukkan hasil yang ia dapat,yang lain pun tak kalah antusiasnya saat melihat Jayden memegang keong bewarna emas (Keong mas).
"Woah! jiji hebat,Nana juga mau cari yang warna emas"ujar jevana kini sudah mengobok-obok sawah.
Tanpa mereka sadari bahwa padi baru saja ditanam namun karena ulah empat anak tersebut ada beberapa padi yang patah.
Ckck emang dasar bocil🙄
Dirasa sudah cukup lama,mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah,namun saat hendak beranjak teriakan seseorang mengejutkan mereka semua
"HEH!, NGAPAIN KALIAN MAIN DI SANA!!"
Teriakan seorang lelaki yang sudah cukup berumur membuat empat anak itu lari terbirit-birit,pasalnya mereka tau bahwa orang tersebut adalah pemilik sawah itu.
"Hah...hah..,gimana masih ngejar nggak bapak nya?"tanya Haikal dengan nafas tersengal-sengal, kemudian di jawab gelengan oleh ketiga temannya
"Nana mau pulang aja"tutur di kecil
Haikal mengangguk"Nanti main lagi?"tanyanya
"Heum...nanti kita main di taman"ujarnya
Setelahnya mereka semua membubarkan diri dan pulang menuju ke rumah masing-masing,di sepanjang perjalanan semua orang terus memperhatikan jevana, bagaimana tidak!, sekarang saja wajah dan tubuh anak itu sudah lumpur semua persis seperti anak gelandangan.
Setelah sampai di depan rumah,jevana sedikit bingung karena mobil sang ayah dan mahesa sudah terparkir di halaman,apakah mereka semua pulang cepat?
"YAYAH!!"teriaknya dari depan rumah, mendengar itu,semua anggota keluarga yang awalnya sedang duduk santai dengan cepat keluar setelah mendengar teriakkan dari si bungsu
"ASTAGHFIRULLAH!"Reyhan elus dada melihat adiknya ini
"Ada apa sih ka–astaga anak siapa ini"ucap Flora yang baru saja muncul.
"Unda!,unda udah pulang yey!!"teriak si kecil antusias hendak memeluk sang ibu,namun Demian lebih dulu menghentikan dengan cara menarik kerah baju belakang jevana lalu mengangkatnya ke udara seperti anak kucing
Tentu saja si kecil terus memberontak ingin di turunkan
"Is Yayah tulunin,Nana mau sama unda"
Ujarnya marah"Gak boleh!kamu bauk sawah,ayah gak mau kamu peluk-peluk bunda"
"Ayah turunin adek."pinta jevano
Mendengar penuturan jevano terpaksa Demian menuruti jika tidak bisa tantrum tu bocah.
"Sekarang Abang ajak dedek mandi ya,"Flora mengelus kepala jevano
"Siap kapten"jawabnya lalu menggandeng tangan yang lebih kecil,saat hendak masuk suara Reyhan mengehentikan langkahnya
"Lewat pintu belakang cil,kalau lewat depan bisa kotor semua lantai,liat itu si Nana udah kayak lumpur berjalan aja mana bauk lagi"
Mendengar sang kakak mengejeknya dengan sebutan lumpur berjalan,si kecil kini sudah melotot ke arah yang lebih tua,lalu dengan secepat kilat ia menginjak kaki Reyhan sebelum akhirnya berlari ke arah pintu belakang rumah disusul oleh jevano
"HEH BOCIL ASU!"teriak Reyhan
Mahesa menggeplak kepala adiknya itu dengan sayang"mulutnya Rey,nanti adek ikut-ikutan ngomong kasar"ujarnya
Dan benar saja,tidak lama setelah Mahesa mengucapkan hal itu tiba-tiba suara jevana terdengar
"LEY ASSU"teriaknya meniru ucapan Reyhan