Eleventh Destination

4 1 2
                                    

Song: Turn Back Time by Zack Tabudlo

pov Arkan

"hi Arkan, aku denger kamu pulang ke Jogja ya?" aku mencoba untuk menghubungi Arkan

"hi rin, iya aku cuma 1 minggu disini, gimana rin?"

"boleh gak kita ketemu besok?"

"boleh, dimana?"

"di cafe sekata ya, aku pengen ngobrol aja sama kamu"

"oke see you"

aku meyakinkan lagi bahwa aku benar-benar tidak bisa dengannya, aku mengajaknya bertemu di  cafe sekata jogja, untuk menanyakan apakah masih ada kesempatan buat aku untuk menjalin hubungan dengan Arkan

akhirnya kita memutuskan untuk bertemu dengan Arkan untuk memastikan lagi apakah benar aku tidak ada dihati Arkan.

sesampainya di cafe

"hi Arkan"

"hi rin, gimana mau bilang apa?"

"Arkan aku harap kali ini kamu membuat keputusan yang tepat, aku masih suka sama kamu, apakah benar kita tidak bisa bersama? kamu tidak ada rasa sama aku?" tanyaku kepada arkan

"Rin, kamu mau bicara apa lagi rin, semua udah aku jelasin aku gak bisa menjalin hubungan sama kamu karena kamu temen smp ku dan aku trauma dengan apa yang sudah aku perbuat di masa smp, kamu orang yang aku percaya rin selama hidup aku, dan aku tidak ingin merusak hubungan baik itu hanya karena suatu saat jika kita putus bakalan asing rin aku gak mau rin. Aku sayang sama kamu rin, tapi aku gak mau hidup dengan bayang-bayang trauma masa lalu" jelas Arkan yang langsung melontarkan penjelasan itu

"Arkan, kamu beneran kan? dihati kamu benar-benar tidak ada aku? baiklah jika begitu, terimakasih Arkan karena dari kamu aku belajar arti menunggu selama 8 tahun, arti sebuah kesabaran karena kamu tidak bisa menerima aku, aku juga masih belum paham kenapa kamu bisa begini Arkan. kamu sayang kan sama aku?"

"iya rin"

"kenapa kita tidak mencoba perbaiki hubungan ini?"

"rin, aku sayang sama kamu, tapi jangan menunggu kepastian dari aku. Hiduplah dengan nyaman rin, kamu berhak menyukai orang baru rin, aku yakin diluar sana banyak cowok lebih baik dari aku rin, laki-laki yang bisa menerima kamu rin, bukan aku yang selalu menolak dan tidak menghargai perasaanmu rin"

"arkan, please untuk kali ini aja, bisa kok, kita bisa perbaiki arkan"

"tidak rin, cukup sampai disini saja rin, mari kita hidup masing-masing dan buang perasaan ini ya rin, aku bahagia sekali punya teman seperti kamu rin" jawab Arkan dengan nada berat

jujur, pada saat itu hatiku hancur sekali, dimana keluarga kita saling kenal, kehidupan kita sama-sama sukses, kita sudah dewasa namun selama 8 tahun kita menjadi teman, Arkan belum bisa menerima aku untuk ke jenjang yang lebih serius. kita saling suka, namun tidak bisa bersama.

"Arkan, terimakasih untuk 8 tahunnya, mari kita bertemu di kehidupan yang lebih baik dimana kita tidak memiliki rasa apapun dan bisa bertemu tanpa membawa cerita masa lalu"

arkan berlari menuju arahku dan memelukku, dan dia berkata

"rin, aku pamit, tetap semangat ya lanjutin hidup, kamu harus lebih sukses dari aku, kamu harus dendam sama aku, kamu gak boleh baik sama aku ya rin, inget aku musuh kamu, jangan pernah inget kalo kita saling suka, inget aku jahat sama kamu rin, jangan nangis rin" ucap Arkan

kita berdua nangis, dan saling menguatkan

"Arkan...." ucapku

"aku percaya akan ada pria yang lebih baik dari aku. Mari berpisah dengan senyuman, agar nanti bisa bertemu sambil tersenyum"

Arkan meninggalkan aku, dan aku masih duduk termenung, Arsi melihat keadaanku dan mencoba untuk mensupport dan menenangkanku.

Mari pergi dengan senyuman, agar esok jika bertemu kembali kita dapat tersenyum.

Turn Back TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang