Kyuhyun segera berlutut dihadapan Jaejoong. Ia mendengar bahwa sepasang Xylía telah berhasil kembali dari dunia asing yang masih menjadi misteri bagi sebagian besar penduduk Xylíland itu.
"Tolong maafkan ambisiku." Kyuhyun terdengar menyesali perbuatannya. Ia mengaku bahwa buku Xarlug itu adalah hasil tulisan tangannya sendiri, ia bilang dirinya mendapat Ilham sari sebuah mimpi. Sedari dulu, Kyuhyun memang banyak melakukan pemikiran tentang menyembuhkan Xylía yang cacat seperti Jaeyun, Sunghoon, dan juga Jongseong.
Tujuan Kyuhyun menambahi karyanya dengan karangan belaka supaya dapat terus mengirim Xylía cacat pergi adalah satu, yaitu berharap setidaknya ada satu dari mereka yang kembali pulang ke Xylíland dan memberinya info mengenai dunia asing tersebut. Sebut saja Kyuhyun terobsesi, sayangnya ia tidak bisa berangkat mencari tahu ke dunia asing itu sendiri.
"Aku mengagumi dirimu yang berhasil mengirim Xylía ke bumi, bahkan beberapa kalimat mu terbukti benar," sanjung Jaeyun. Bagaimanapun juga, ia harus berterimakasih pada Kyuhyun yang membuatnya bisa seperti saat ini.
Kyuhyun tersenyum kecil, Jihoo yang menemaninya disamping juga mengangguk pelan pada Jaeyun.
Jaejoong masih melihat Kyuhyun dengan penuh amarah. Setelah beberapa saat bersedih karena Jaeyun yang tak kunjung kembali, ia makin murka karena ternyata Kyuhyun memang tidak tahu bagaimana caranya Xylía kembali pulang.
"Kalau boleh kami tahu, bagaimana cara kalian pulang?" Tanya Jihoo dengan hati-hati.
Sunghoon bertukar pandang sejenak dengan Jaeyun.
Jaejoong pun turut ingin mendengar karena peristiwa tadi terlalu mengejutkan untuk ia pikir sendiri. Bagaimana tidak, tiba-tiba Nahyung menariknya keluar setelah kilatan cahaya menyambar dan ternyata sang anak telah kembali bersama seorang Xylía lain—kemudian dilanjutkan dengan ucapan sumpah pernikahan.
"Aku tidak terlalu yakin bagaimana caranya.. tapi, aku berusaha mengucap sumpah pernikahan sebelum nafas terakhirku, karena terlalu mencintainya—mungkin seharusnya aku menikahi Jaeyun lebih awal," jawab Sunghoon sembari menatap hazel cantik milik Jaeyun dengan lembut.
"Semuanya sangat terang dan dengan tiba-tiba, aku sudah berada di Xylíland bersama Jaeyun. Aku meminta Jaeyun mengucap sumpah pernikahan juga lalu.. ya, kurasa kita memang ditakdirkan untuk menjadi sepasang mate." Sunghoon tersenyum diakhir kalimatnya.
—XYLIA—
Semua Xylía sedang mempersiapkan pesta atas ditemukannya sebuah metode yang selama ini diluar jangkauan mereka.
Beberapa keluarga Sunghoon dari Nyxíe Uranus juga sudah sampai di Nyxíe Saturnus untuk bertemu dengan seseorang yang mereka lepas beberapa tahun lalu dalam keadaan mulut tertutup rapat.
Sunghoon dan Jaeyun menikmati sore hari di Xylíland dengan damai. Mereka berdua tengah berkunjung kesebuah pohon baru yang akan menjadi tempat tinggal keduanya.
Sunghoon berulang kali berusaha terbang dengan seimbang, namun nampaknya masih agak kaku. Jaeyun dengan setia menggandeng Sunghoon saat terbang. Takut-takut kalau suaminya itu tiba-tiba terjun bebas atau menabraki apa saja.
Jaeyun tertawa lepas ketika Sunghoon mengepakkan sayapnya dengan semangat, Sunghoon terlihat begitu rindu akan semua hal yang menjadi ciri seorang Xylía. Tadi saja, Sunghoon sudah menghabiskan buah Xácy—untuk pertama kalinya—sebanyak 15 buah. Padahal Jaeyun sudah merasa cukup di buah ketiga nya.
—XYLIA—
Saat ini, keduanya sedang menghabiskan waktu berdua disebuah dataran penuh bunga—mirip dengan halaman belakang mansion Heeseung di Seoul—dan dikelilingi banyak pohon Xale."Apa menurutmu kita akan merindukan Seoul, mansion, dan Heeseung hyung?" Tanya Jaeyun.
Sunghoon mengusap lembut surai suami manisnya, "Rindu itu wajar. Tapi aku tidak masalah jika melewati semuanya bersamamu. Kau adalah yang terpenting bagiku."
Jaeyun tersipu malu dan mendorong bahu Sunghoon tanpa tenaga.
"Jadi kapan anak kita akan lahir?" Goda Sunghoon yang kemudian dihadiahi pukulan ringan di dadanya, "Akhh.." ringis Sunghoon.
Jaeyun langsung mendekat dan memeriksa suaminya, air mukanya sudah berubah menjadi panik.
Sesaat kemudian, Sunghoon tergelak dan mencubit gemas pipi gembul Jaeyun yang menggembung, ia sedang merajuk rupanya.
"Jangan berlagak sakit lagi, aku tidak akan tega melihatnya barang sebentar," keluh Jaeyun kesal.
Sunghoon meminta maaf dengan mencuri satu ciuman di bibir plum itu.
"Dan mengenai seorang buah hati—" Jaeyun mengulum bibirnya kemudian mengetuk-ngetukkan kedua telunjuknya, "—bagaimana kau bisa mengharapkannya tanpa menyentuhku lebih dulu."
Senyum Sunghoon seketika merekah, wajahnya langsung sumringah, kini puluhan kupu-kupu serasa menggelitik dan menari di perutnya. Ada perasaaan bahagia yang sesak memenuhi dada seperti siap meledak kapan saja, bahkan Sunghoon sempat menahan napas saking gemasnya.
"Kemarilah, Park Jaeyun sayangku.." Sunghoon menarik lembut tubuh Jake untuk mendekat. Sedetik kemudian, tubuh Jaeyun sudah terbaring nyaman dibawah kukungan nya.
"Sebentar," kata Sunghoon.
"ρατκ Γρήγορα, κλείσε το!"
Jaeyun terbahak ketika Sunghoon mulai menggunakan sihir Xylía nya. Tanpa menunggu lama, beberapa helai dahan dan kumpulan kelopak bunga melayang menutupi tubuh keduanya yang bersiap untuk melakukan penyatuan.
"Bersamaku selamanya?"
Jaeyun mengangguk senang, "Selamanya.."
End.
Yeay end! Terimakasih untuk semua reader's yang udah baca dari awal sampai akhir dan senantiasa ngevote & comment di ceritaku ini ya!🤩✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Xylíland | Sungjake
FanfictionXylía. Sebuah sebutan untuk makhluk bersayap cantik penghuni dunia indah yang penuh keajaiban bernama Xylíland.