Chapter 09

621 101 4
                                    

Day 28

Heeseung menatap kedua Xylía yang kini berbinar kerena semangkuk ramen tersaji dihadapan keduanya.

Heeseung senang karena dirinya tidak sendirian lagi di mansion nya yang berada di Seoul, orang kaya raya seperti Heeseung juga memiliki satu kekurangan, yaitu selalu merasa kesepian.

Ada yang mau nemenin kak hee? —author

Sepeninggal Jongseong, ia belum pernah berkencan dengan siapapun. Bahkan ia mengabdi dirinya untuk membantu para Xylía seperti Sunghoon dan Jaeyun guna menghabiskan hartanya yang terus mengalir.

"Akhh—shh!"

Heeseung dan Jaeyun menaruh perhatian pada Sunghoon yang sedang menekan dadanya.

"Sunghoon? Ada apa?"

"Sa-sakit, Hyung." Jawab Sunghoon lemah.

Jaeyun sungguh panik disebelah Sunghoon. Ia mengusap lembut bahu Sunghoon dan meneteskan air matanya, ini bukan pertama kalinya Sunghoon merasa sakit pada dadanya.

"Sstt.. jangan menangis, Jaeyun." Sunghoon berusaha tersenyum disela rasa sakitnya.

"Waktumu tersisa berapa lama lagi, Hoon?" Tanya Heeseung dengan sendu.

Sunghoon menatap sayu pada Jaeyun yang masih terus menangis, "kurang lebih sebulan lagi, Hyung."

"Jongseong juga seperti itu saat sebelum kematiannya," Heeseung memilih pergi dari situ sembari mengusap sudut matanya. Ia tidak tega melihat Sunghoon kesakitan sedangkan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa saat ini.

"Hoonie, jangan pergi.." Desah Jaeyun frustasi.

Sunghoon menarik napas panjang ketika nyeri itu hilang. Dengan segera dirinya merengkuh Jaeyun dengan erat, membiarkan lelaki manis itu mengeluarkan semua air mata yang masih penuh dipelupuk mata indahnya.

"Tidak apa. Sekarang aku baik-baik saja, Jaeyun."

XYLIA

Day 32

Jaeyun berjalan sembari menyapukan tangannya pada bunga berwarna merah muda yang membentang luas pada halaman belakang mansion Heeseung di Seoul. Kini lelaki itu sedang pergi bekerja, meninggalkan Jaeyun dan Sunghoon yang masih menghabiskan waktu di Seoul.

Jaeyun senang berada di Seoul karena banyak terdapat hal baru untuk ia kenali dan pelajari, meski begitu, ia akan tetap suka berada di manapun selagi bersama Sunghoon.

"Huh?" Jaeyun terperanjat ketika berbalik dan Sunghoon sudah berada tepat di hadapannya.

"Sedang apa?"

Pertanyaan Sunghoon membuat Jaeyun seperti de javu, "Sedang melihat-lihat."

Jawaban Jaeyun juga membuat Sunghoon merasakan hal yang sama.

"Sebentar. Jangan bergerak," perintah Sunghoon. Lelaki tampan itu lantas mendekatkan wajahnya pada wajah Jaeyun yang sudah mematung karena permintaannya.

"Cantik," ucap Sunghoon singkat.

Kepulan asap imajiner muncul dari atas kepala Jaeyun, ia hendak merajuk sebelum Sunghoon kembali berbicara dengan lembut.

"Aku akan terus melihatnya mulai saat ini, supaya aku bisa membawa ingatan tentangmu bahkan setelah aku mati nanti."

Jaeyun menubrukkan tubuhnya pada Sunghoon, ia mengeratkan pelukannya seolah-olah Sunghoon bisa pergi kapan saja. Sunghoon merasakan kepala Jaeyun yang menggeleng kuat didepan dadanya.

XYLIA

Day 37

"Semuanya berkelap-kelip, hoonie!" Seru Jaeyun dengan senang.

Kali ini Sunghoon mengajaknya kesebuah taman penuh lampu dan lampion.

"Indah, bukan?"

Jaeyun mengangguk, "Kurasa mansion kita yang terpencil itu harus dipenuhi lampu dan lampoin seperti ini, hoonie."

"Lampion, Jaeyun sayang.."

Deg

Jaeyun menoleh perlahan pada Sunghoon yang memberinya tatapan sarat kasih dan sayang.

"Maaf, lupakan saja hm? Aku hanya kelepasan bicara tadi," ujar Sunghoon lagi.

Jaeyun tersenyum kecut dan melanjutkan penjelajahannya untuk melihat lebih banyak bentuk lampu lampion didepan sana. Meninggalkan Sunghoon yang diam-diam memukul pelan dadanya.

XYLIA

Day 40

"Kenapa harus pergi dari Seoul huh? Tidak masalah jika salah satu mansion ku tak terurus, aku bisa menyewa jasa kebersihan," ujar Heeseung yang menahan Sunghoon untuk pergi.

"Tidak Hyung," tolak Sunghoon, "Aku harus kembali ke sana, aku merasa bahwa rumahku disana."

Heeseung meletakkan tangan kanannya pada bahu Sunghoon, "Maaf karena aku tidak bisa meluangkan waktu untuk bersamamu. Aku bersyukur ada Jaeyun yang kini bisa menemanimu," kini Heeseung beralih pada Jaeyun, "Jaeyun, tolong jaga Sunghoon dan temani dia selalu ya."

Jaeyun mengepalkan tangannya ke udara, "Siap Hyung!"

Heeseung merentangkan tangannya dihadapan Sunghoon yang kemudian memeluknya, Heeseung berusaha menahan tangisnya mati-matian karena mungkin hari ini adalah hari terakhir Heeseung bisa melihat Sunghoon kembali.

"Kau tahu aku menyayangimu seperti adikku sendiri kan?"

Sunghoon mengangguk kuat, "Hati baikmu adalah segalanya bagiku, Hyung. Terimakasih atas semuanya."

Heeseung dan Sunghoon melepas pelukan dan sama-sama menghapus air mata mereka masing-masing, "Jika ada waktu, tolong kunjungi Jaeyun sesekali saat aku telah tiada."

"Tentu," Heeseung menepuk pelan punggung Sunghoon ketika dirinya beranjak untuk pergi, kembali ke mansion nya bersama Jaeyun.

XYLIA

Setelah sampai di mansion nya bersama Sunghoon, Jaeyun tidak pernah jauh dari sisi lelaki itu. Mereka bahkan melakukan banyak hal bersama-sama. Bersih-bersih, memasak, makan tiga kali dalam sehari, berkebun, memasang lampu dan lampion di sepanjang jalan setapak, melihat langit malam sebelum tidur, bahkan mereka sudah tidur dalam satu kamar—berbeda ranjang.

Tiap malam, Sunghoon akan memberitahu Jaeyun bahwa dirinya sangat bahagia. Sunghoon bahkan menyebutkan hal-hal yang membuatnya senang dalam sehari, yaitu melakukan ini itu bersama Jaeyun.

Sunghoon seakan enggan kenangan itu pergi dari benaknya begitu saja. Terkadang sebagai tambahan, Sunghoon berkata bahwa ia bersyukur dapat lahir di Nyxíe Uranus dan di kelilingi Xylía berhati hangat.

Pernah pada suatu malam, Sunghoon bergumam dan meminta maaf pada kedua orangtuanya karena tidak bisa lagi menemukan mereka, Sunghoon meminta maaf jika harus berakhir seperti ini.

Di malam yang lain, Sunghoon menangis dalam tidurnya hingga Jaeyun harus memeluknya untuk bisa kembali terlelap. Semakin hari, Jaeyun juga merasa semakin ketakutan. Ia ingin menghentikan waktu jika bisa, ia tidak ingin Sunghoon pergi darinya.

Bagaimana pun juga, Sunghoon adalah Xylía yang berjasa dalam hidup Jaeyun. Meski nantinya ia akan menyusul Sunghoon, Jaeyun takut jika Sunghoon lebih dahulu bertemu dengan Jongseong di alam lain setelah kematiannya nanti.

Namun Jaeyun sendiri masih kurang yakin, apakah perasaan dalam dirinya terhadap Sunghoon adalah perasaan cinta atau bukan.



To be continued.

Xylíland | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang