❖SEPERTI OBOR YANG TERANG (15)

450 26 0
                                    

setiap manusia punya hak untuk berpendapat
-Ananda Albara Saputra

❖SEPERTI OBOR YANG TERANG.

Mora benar-benar berlebihan dalam tindakannya kali ini, sekarang bukan perihal masalah OSIS, Abi yakin akan hal tersebut. Karena tiba-tiba saja Bara di larikan ke rumah sakit karena ulah si token gede. Bayu memang tidak mudah dalam mengendalikan emosinya berhasil membuat wajah adik kelasnya untuk memar dan berdarah dan juga berakhir di rumah sakit.

Skors 1minggu untuk Bayu.

Permasalahan kenapa Bara bisa di larikan ke rumah sakit, pada saat laki-laki itu bermain Futsal dengan teman-temannya. Tiba-tiba saja Mora datang ke arahnya dan memukul dirinya dengan batu berukuran sedang dengan kuat. Tidak habis di sana kepalanya juga terkena tendangan, mungkin jika Bara siap ia dapat saja menghindari namun kejadian terjadi secara tiba-tiba saja.

Bara langsung pingsan di tempat. Paling membuat teman Bara yang ikut bermain futsal emosi hampir mengeroyok Mora adalah gadis kecil itu meludah ke arah Bara dan menabur tanah di atas tubuh Bara.

“Lo pantas mati di banding hidup."

Sumpah! Saat itu Arya selaku saksi di sana dan teman Bara langsung saja mendorong Mora hingga tersungkur, lebih parahnya lagi Faisal langsung menginjak tangan putih itu. Sebagian yang ikut hadir di sana berbondong-bondong menggotong Bara ke parkiran. Pikiran remaja SMA yang kacau membuat mereka tidak dapat berpikir tenang, sampai mengantarkan Bara ke rumah sakit menggunakan motor bergoncang tiga. Posisi Bara ada di tengah, Nala di hadapan dan Satya di belakang. Malah menggunakan motor Dafa memang di modif hingga suara knalpot bising.

Besoknya.

Bayu yang mendapat berita dari Gion langsung menghampiri Mora dan langsung memukul wajah itu dalam sekali bogem. "Bangsat lo anjing! Manusia biadap." Amukan Bayu baru kali ini mereka lihat, karena yang mereka tahu hanya Bayu si manusia sengklek buka Bayu yang tak terkendali.

"Akhh shhh sa-sakit Bayu." Mora memohon untuk di lepaskan. Tangan Bayu dari tadi mencekiknya. "Bay!"

"Mati lo lonte."

Emosi Bayu memang belum bisa di tenangkan saat itu juga tetap berhasil di pisahkan oleh Jordan dan Mikhael. Suasana kelas saat itu tidak kondusif, pak Marta mengevakuasi murid-murid yang masih ada di kelas untuk keluar. Salahnya kenapa tidak menyuruh Bayu yang pergi, saat Jordan dan Mikhael lengah dalam menahan Bayu, bangku berbahan kayu sudah melayang ke tubuh Mora.

BRAK.

"LEPAS ANJING! ITU MANUSIA SAMA-SAMA HARUS MASUK RUMAH SAKIT JUGA. SINI LO BABI! SEKALIAN GUE SUMPAHIN LO MATI!"

Teriak Bayu kuat kembali di tahan, sedangkan Mora sudah berlindung bersama Winda dan Kaisar. Beruntung Dafa gesit menendang bangku yang di lempar oleh Bayu. Sekarang tidak ada Sepa dan Agus yang membantu menangani emosi Bayu.

"Bang tahan dulu." Bisik Mikhael. Jujur ia sudah tidak kuat menahan Bayu. "Jo mending bang Bayu aja yang di bawa dari pada WALAH JANCOK!"

Teriakan histeris dan heboh kembali terdengar kala Bayu lepas dari dua orang yang menahannya dan berlari ke arah Mora, berisiap untuk membanting tubuh Mora.

“BAYU!"

Pergerakan Bayu berhenti. Ia kenal dengan suara di belakang sana. Itu Abi. "BALIK KE SINI SEKARANG." Warga SMANDA sudah pasti langsung kicep jika di teriaki mantan Ketos. "Bonat bawa Mora jauh-jauh dari sini kalo bisa di bawa ke rumah sakit."

𝗣𝗮𝗽𝗮 𝗠𝘂𝗱𝗮 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang