❖TERBANG DI WILAYAH YANG TEPAT(10)

569 30 0
                                    

"usaha lo bakal di hargain kalo lo juga hargain usaha orang lain, jangan nuntut orang lain sempurna,"
-Ananda Albara Saputra

❖TERBANG DI WILAYAH YANG TEPAT.

Masalah Rafael itu di urus sama omnya Bara, sampe mereka kelar ujian juga belum selesai di temukan siapa orang tua Rafael. Dia kabur dari panti asuhan juga tidak ada yang mengatakan demikian, sekarang Bara harus berurusan sama pihak tidak tahu dari mana, katanya pas itu sudah pernah nelponin Bara waktu beberapa hari El baru aja ketemu.

Sekarang Rafael di bawa Bara untuk ketemu sama orang yang semalam nelponin dia, ngebahas masalah ini bagaimana. Sebenarnya Bara pengen hak asuh Rafael itu di tangan ia, mama juga bantuin tapi tidak dengan papanya memang lepas tangan dari masalah ini. Lantaran akan berdampak ke perushaan jika nanti kasus Rafael masuk ke media.

Omnya tetap bakal nolongin Bara buat mempermudah segala urusannya, karena ia seorang pengacara. Orang yang ngehubungin Bara itu namanya mbak Ririn dari Yayasan gitu katanya.

"Masalah Rafael juga sudah saya bahas di telpon ya mas, kak saya mau Rafael balik ke Yayasan kami lagi karena kakaknya gak ada pengambilan hak Rafael dari Yayasan,"

"Bisa di urus sekarang kan mbak?" tanya Bara masih bertahan memangku Rafael, "saya udah ngurus El dari 3bulan lebih mbak gak bisa juga saya langsung kasih ke mbak tanpa kejelasan masalah Rafael," bener banget. Omnya juga baru sadar mbak Ririn tidak ada memberikan data valid tentang Yayasan dan Rafael. "saya bisa kasih Rafael ke mbaknya tapi mbak juga harus kasih kejelasan tentang Yayasannya mbak di mana, semuanya data mbak kirim ke saya itu nggak valid. Saya udah nyari Yayasan yang mbak kelolah di kabupaten juga gak ada,"

"Kenapa bisa gak ada?" kenapa kembali bertanya? sudah jelas jika Bara lah bertanya perihal Yayasan yang tidak jelas ini. Permasalahan jika Rafael di serahkan di jamin keamanannya,"saya tetap mau Rafael balik ke saya karena di hak asuh sama saya,"

"Kasih tunjuk surat hak asuh Rafael kalau beneran itu ada sama mbaknya. Kalau mbak gak bawa masih bisa kita ketemu lagi tapi seharusnya mbak gak bakal kelupaan sama surat penting yang mungkin banget buat mbak menang soal Rafael,"

"Terimakasih atas waktunya mbak Ririn," omnya langsung saja bawa Bara dan Rafael pulang, mereka akan menyelidiki terlebih dahulu, "kamu tuh ya Bar buat om dag dig aka gitu dengar ngebalas omongan mbaknya,"

"Ya gimana aku gak ngomong gitu sih om. Kesal banget semalam dia neror aku nelpon terus sampe SMS aku yang gak jelas gitu, makanya tadi pas dia keliatan gak bisa banget buktiin omongan dia semalam aku langsung nyerang aja."

"Kan bisa sabar,"

"Engga ada sabar, sabar. Aku mau hak asuh Rafael ada di tangan aku," prinsip Bara itu sudah bulat jika Rafael adalah anaknya maka hak asuh harus ada di tangannya, "papa juga kan udah bilang sama om kan dia bakal bayar berapa aja asal kasusnya menang,"

"Iya Bar ini juga om usahakan biar hak asuh Rafael jatuh ke kamu,"

Dalam mobil juga Rafael diam tidak bersuara, padahal si kecil sudah tidak sakit lagi, entahlah karena apa. Abi juga masih ada di rumah nanti sore baru pulang ke rumahnya, "El kok bengong?" tanya Bara sedikit menoleh lalu kembali fokus pada jalanan di depannya.

"Ey na cukak ma tata di," balasnya membuat Bara bingung.

"Gak suka kenapa? El kenal sama kakaknya?"

𝗣𝗮𝗽𝗮 𝗠𝘂𝗱𝗮 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang