❖LEMBARAN KERTAS TERSIMPAN RAPI (19)

396 27 0
                                    

sunyi itu satu masalah terberat dalam kehidupan
-Ananda Albara Saputra

❖LEMBARAN KERTAS YANG TERSIMPAN RAPI.

Hari-hari Abi terasa sedikit sunyi dann sapi karena si kecil bintang lima, terkadang Kaisar atau Bian akan menginap di rumahnya di akhir pekan kadang juga Faisal yang menemaninya. Padahal ia sudah biasa sendiri di rumah sederhana ini tetapi ia hanya merindukan tawa Rafael saja, merindukan bagaimana namanya di panggil dengan heboh dan bahagia.

Ia merindukan Rafael.

Sudah terlewat beberapa hari.

"Abi! Makan!" Teriak Bara membuyarkan lamunannya.

Dan.... Bara juga suka menginap di rumahnya karena Bara tinggal sendiri sekarang tidak ada yang menemaninya di rumah. Keduanya tidak ada yang memasak untuk sarapan kali ini, Abi bangun siang karena begadang belajar sedangkan Bara memang tidak tahu memasak.

Tadi Bara Gofood untuk sarapan kali ini. Ayam remes dan bakpao isi ayam. Abi menyalin bakpao le dalam kotak bekal untuk makan siang di sekolah nanti. Dan menyiapkan kopi untuk Bara.

Sarapan kali ini sedikit tenang, entah kenapa Bara tiba-tiba saja diam tidak banyak berbicara seperti biasanya. Abi yang takut Bara sakit langsung memeriksa suhu tubuh masih normal. Kelakuan Abi malah membuat Bara terdiam, ia terkena sariawan dari kemarin makanya ia diam tidak banyak berbicara.

Makan saja susah malas juga ia berbicara.

Di sekolah sudah pasti adu bacot dengan Dafa.

"Bar, sakit?"

Ia menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Abi. Hal ini justru memicu kepanikan Abi. Ia berpindah duduk di samping dan memeriksa tubuh itu berulang kali. "Kalau ga sakit terus kenapa? Dari semalam ga ngomong gitu. Kenapa? Gue ada buat salah ya?"

"Ga ada."

"Bara kenapa?" Pergerakan Bara pada sendoknya berhenti dan memusatkan perhatiannya pada Abi nampak sudah siap menangis. "Aku ada salah? Maaf, kesalahan aku gede banget sampe kamu begini? Bara ngomong aja diam aja."

Bara merasa gemas dengan cara berbicara Abi. "Gara-gara aku begadang semalam? Atau gara-gara aku ga masak sarapan buat kita? Jangan diem aja Bara! Ngomong kamu tuh kenapa?! Sakit juga ga aku yakin pasti kamu marah sama aku kan? Aku salah ya, iya Bar? Maafin aku jangan diemin begini Bara aku takut." Bagaimana Bara bisa menjawab jika pertanyaan sebanyaknya ini tanpa memberikan jeda sedikitpun.

"Bara ngomong."

"Aku ga marah Abi aku cuma kena sariawan jadi susah buat ngomong."

Abi membuang nafasnya pelan dan memeluk tubuh Bara. "Aku takut kamu marah." Bara yang mendengar itu hanya tersenyum saja ikut membalas pelukan Bara.

"Berangkat ya takut telat." Bisiknya pelan di balas dengan anggukan oleh Abi.

Abi membawa tas bekal miliknya. Di dalam mobil hanya terisi suara dari handphone Abi sedang membuka instagram. Ia sedikit merengut merasa tak suka dengan postingan seseorang yang mengetag dirinya.

Namun ia tidak ambil pusing kembali sibuk dengan beberapa reels berisik konten memasak atau tidak video kucing. "Bara nanti temani aku beli daging ayam." Bara menganggukan kepalanya pelan.

Tangannya membelok stir mobil ke arah kiri untuk masuk ke dalam perkarangan sekolah. Tiba Bara dan Abi di parkiran bersamaan dengan Dafa dan Kaisar juga baru datang bersama-sama.

Bara melirik pelan sebelum berdehem pelan membuat temannya menoleh. "Apa setan!" Benarkan perkataan Bara jika ia dan Dafa akan beradu mulut, beruntung sekarang ia sedang sariawan.

𝗣𝗮𝗽𝗮 𝗠𝘂𝗱𝗮 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang