❖BUNGA MARAH YANG KEMBALI HIDUP (22)

875 33 5
                                    

ga juara bukan berarti lo goblok tapi juara sebenarnya dimana lo peduli sama orang lain
-Ananda Albara Saputra

❖BUNGA MERAH YANG KEMBALI HIDUP.

Menjelang ujian kelulusan, Abi malah sakit karena begadang mempersiapkan segala kesiapannya untuk ujian kali ini. Bukannya duduk di bangku kelas bersama teman kelasnya, Abi harus terbaring di rumah sakit selama tiga hari karena demam dan kelelahan. Akibat kejadian tersebut membuat Bara sedikit lebih hati-hati terhadap Abi, ia memperhatikan jam belajar Abi agar tidak terulang kembali.

Abi begadang full dua malam hanya demi belajar. Bara senantiasa menemani Abi di rumah sakit sesekali Faisal akan menjenguk si manis keras kepala ini. Ini bukan pertama kali ia mendapatkan Abi yang masuk rumah sakit sebelum ujian. Karena dari mereka SD selalu saja seperti ini di perparah dengan keluarga Abi yang hancur membuat laki-laki itu semakin gila pada pelajaran.

Orang tua tidak ada yang menjenguk sama sekali, padahal Faisal sudah memberitahu kabat terkait Abi kepada tante Fatih. Namun, saudara dari bundanya itu sama sekali tidak memperdulikan anaknya harus di perhatikan, mungkin ini salah satu penyebab Abi jatuh sakit.

Tiga hari penuh berdiam di rumah sakit membuat keadaan Abi benar-benar sembuh, ia tidak di perbolehkan terlalu lelah atau begadang lagi. Pulang dari rumah sakit langsung di minta untuk tinggal bersama keluarga Faisal namun Abi menolak lebih suka tinggal di rumahnya. Bukannya Bara malau sering tidur bersamanya jadi ia tidak merasakan sendiri. Akibat penolakan dari Abi membuat Faisal langsung pindah ke rumah Abi, bukannya tidak percaya pada Bara tapi lebih bagus lagi jika dua orang sekaligus menjaga si manusia batu seperti Abi.

Hari keempat ujian barulah Abi bisa masuk. Setiap hari ia akan mengambil satu ujian lebih agar tidak melakukan ujian susulan. Sebenarnya, Kaisar dan Bian melarang takut Abi sakit tapi Abi tetaplah Abi manusia keras kepala dan ingin semuanya sesuai dengan kemauannya.

Hari-hari Abi penuh dengan pembelajaran. Bahkan waktu makan saja harus ingatkan begitupun dengan waktu istirahat harus di paksa barulah ia tidur atau beristirahat.

"Pengen cerita?" Sehabis ujian terakhir Abi di jemput oleh Faisal dan Bara ke kelasnya, sekarang mereka masih ada di hadapan kelas Abi. "Mau nangis sambil pelukan." Tawar Faisal.

Faisal sudah paling peka jika adik kesayangan dalam suasana tidak baik-baik saja. Mereka duduk di kursi taman sekolah dekat dengan lapangan voli. Jam segini malah ada anak-anak yang bermain.

"Kak, mama ga datang ya ke acara kelulusan Abi." Kalau sudah begini, Abi benar-benar berharap agar mamanya datang. "Mereka ga mau liat Abi pegang piala? Ga mau liat Abi naik podium ngambil penghargaan? Abi ga bisa banggain mama ya, kak?"

Bara yang ada di samping Abi juga ikut perihatin dengan keadaan orang yang ada di dekapan Faisal. Bara tidak akan cemburu terhadap Faisal, mungkin Abi memang membutuhkan Faisal saat ini namun Bara berjanji ia akan selalu ada untuk Abi dalam kondisi apapun itu.

Tangannya terulur untuk memberikan usapan lembut pada bahu kecil sudah bergetar karena menangis. "Aku bangga kok sama Abi." Celetuk Bara menatap hamparan awan putih bersama langit biru di atas sana dengan pandangan menyiratkan sesuatu.

"Kalau tante Fatih ga mua datang bukan berarti dia ha bangga sama kamu, Bi. Kalaupun dia ga bangga sama kamu masih ada mama Ananda yang bangga sama kamu, ada Rafael, Faisal, Bian, Kaisar sama aku juga bangga. Malah bangga banget, nanti kalau udah naik ke podium depan aula nanti aku teriak paling nyaring kalau aku bangga sama pacar aku, sama mantan ketos SMANDA, sama mamanya Rafael, sama adeknya teman aku sendiri."

𝗣𝗮𝗽𝗮 𝗠𝘂𝗱𝗮 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang