"Lo Napa sih om,dimakan itu makanannya jangan manja kayak anak kecil" omelnya
Seno tak mendengarkan ucapan Eric namun ia malah menelungkupkan kepalanya dilipatan tangannya
"Ga nafsu" ujarnya
Eric merotasi matanya malas,menurutnya seno benar benar manja sekarang,entah karena apa namun ia merasakan hal yang berbeda,sifat kejam milik seno seakan musnah namun sifat dingin dan wajah datar masih Tercetak didalam seno
Menyusahkan?! Tentu karena seno seperti pria berumur 5 tahun,harus dibujuk dulu baru mau,kayak sekarang ini harus dibujuk buat makan
"Om senoo" panggilnya
Seno mengintip lalu kembali menelungkupkan kepalanya "gamau" ujarnya
"Why?!"
"Ga nafsuu~" rengeknya
Riski kaget,apa ini seorang seno merengek?! Riski ingin ketawa karena lucu dengan perubahan sifat seno
"Cepet makan,kalo gitu sini Riski suapin" ujar Riski
Seno kembali duduk tegak menatap kearah Riski "sini kalo ga yaudah makan sendiri" ujar Riski
Sepertinya dia akan menjadi Babysitter untuk bayi besar satu ini yang amat manja ga ketolong
Seno berdiri dari duduknya untuk menuju kursi disamping Riski,dia mendudukkan pantatnya disamping Riski namun menghadap kearah Riski
"Gini aja baru mau makan,manja" ujarnya
"Enggak"
"Masak sih?!" Godanya
"Enggakk" seno mendengus kesal
"Iya iya" Riski akhirnya menyuapi seno dengan telaten sampai piringnya pun kosong tanpa ada sisa,Sangat lahap sekali kalo seno disuapi namun bila makan sendiri,jangankan lahap nasinya aja bakalan sisa kalau enggak ya ambil nasinya cuma dikit doang
Setelah selesai makan,mereka berdua sekarang sedang duduk berdua diruang keluarga
Entahlah,Riski pengen ngeliat Drakor aja tapi bayi gedenya ini ngikut aja,duduk diem disampingnya,Riski rasanya pengen ketawa melihat seno seperti bocah nyasar
"Om seno ngeliatnya emang paham?!" Tanya Riski,pasalnya seno hanya diam tak berkutik,dan ketika Riski mengintip kearah seno ternyata seno sedang menahan ngantuknya
Seno menggelengkan kepalanya "enggak" ucapnya ketus
Setelahnya seno menidurkan kepalanya diatas paha Riski,menghadap kearah perut Riski lalu memeluknya
Dia ngantuk jadi dia ingin tidur aja dipangkuan Riski
Riski terkekeh lalu mengelus rambut hitam seno dengan lembut sampai membuat pria itu tertidur pulas
Kesempatan Riski melihat seno terang terangan manja dengannya,jadi dia berniat untuk memotret seno ketika dia tertidur seperti anak kecil
Setelahnya dia menikmati menonton Drakor dengan mengelus rambut seno yang masih tertidur
Sore hari yang indah dengan kicauan burung yang mampu membuat seno kembali bangun,dia bangun karena ini memang sudah sore
Sangking lamanya sampai ia sudah sendirian tidur disofa,perasaan dirinya tadi disini sama Riski kok ngilang ya?
Seno mengumpulkan nyawanya dengan cara mendudukkan badannya dan bersender disofa
Setelahnya ia akan mandi untuk menghilangkan bau asem di tubuhnya,bau asemnya harum kok,kan seno selalu harum setiap waktu dan setiap saat
Seno bangun dari duduknya lalu ia berjalan menuju kamarnya untuk melaksanakan kegiatan yang amat menyegarkan,Mandi dibawah pancuran air shower yang hangat
Seno segera masuk kedalam kamar mandi untuk mandi tentunya,ga mungkin kan tiba tiba mau masak kekamar mandi,aneh sih tapi kalo ada sih mungkin terlalu hobi Sampek kebawa kekamar mandi
15 menit dirinya mandi setelahnya dia melilitkan handuk untuk menutupi kemaluannya saja,jadi dia sekarang sedang bertelanjang dada,perut kotak kotaknya yang ia bentuk sudah nampak terlihat bentuk lengkungnha,sangat ideal
Namun ketika dirinya keluar dari kamar mandi,dirinya melihat ada gundukan didalam selimut dan hanya terlihat kepala saja
Dia menghampirinya,ia menebak pasti itu Riski ga mungkin kan kakeknya tiba tiba tidur disitu
Srekkk
"ANJENGG" Riski terkejut namun ketika dirinya mengetahui siapa pelakunya dirinya langsung menutup mulutnya
'anjing mampus lu mampus mukanya udah berubah kek bunglon lagi,sialll' batin Riski
Seno merubah wajahnya menjadi datar ketika dirinya mendengar umpatan yang keluar dari mulut Riski
"Apa tadi hmm??" Tanyanya dengan suara baritonnya
"A-ahh gw keceplosan sungguh gw keceplosan,lo sih om lagi enak enak merem malah ngagetin" ujarnya membela diri,dari bangun dari duduknya berdiri untuk menghampiri seno dengan wajah datar tapi nyeremin
Dia memeluk leher seno lalu mencuri kecupan dibibir milik seno "jangan marah lah om udah kayak beruang mau sirkus aja" ucapnya
Seno memeluk pinggang Riski lalu mencuri kecupan dibibir Riski
"Ga marah kan Lo om?! Keceplosan kok ga boong gw" ujar Riski
Seno mengangguk lalu melepaskan tautan tangannya yang ada di pinggang Riski "minggir dulu mau pakek baju dulu" ujar seno
"Gini aja gapapa om" ujar Riski sambil terkekeh
"Gak"
"Why??"
"Nanti bisa sakit" ujar seno
Riski merotasi matanya malas,lalu melepas tautan tangannya yang ada dileher seno "yaudah sana ngapain masih diem disini" sentaknya
Seno menatap Riski yang berdiri diatas kasur "kenapa marah??" Tanya seno
"Enggak,siapa juga yang marah" sentaknya,dia turun dari kasur lalu meninggalkan seno
Seno menggelengkan kepalanya lalu menuju kelemari untuk mencari baju dan celana tentunya,nanti dirinya akan mencari Riski
Soalnya itu anak kalo ngilang udah kayak sembunyi digorong gorong,kalo ga mungkin sembunyi di pucuk gunung kidul
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession with teachers | sunric
Ficção Adolescenteapakah boleh seorang murid obsesi dengan gurunya sendiri??