[9]

237 18 1
                                    

"Uh.. Dasar Oh Sehun, sudah besar saja tidak bisa menjaga tubuhnya sendiri masih seperti anak kecil, lihat tubuhnya kurus tidak berdaya seperti tengkorak berjalan, apa iya kau sebegitunya menaruh perasaan kepadaku?" Qweena dari tadi berbicara dengan Sehun yang masih tertidur atau bisa dibilang Qweena berbicara sendiri sedari tadi

Mata Qweena mulai berkaca-kaca, ia mengingat masa lalunya dengan Sehun— masa lalunya yang selalu dipenuhi warna karena kehadiran Sehun disampingnya. Jika ditanya apa Qweena sangat merindukan Sehun pasti kalian sudah menebak, ya Qweena sangat merindukan namja byuntae didepannya ini—

"Ya! Oh Sehun bangun... Aku sudah disini, disampingmu kumohon bangun, Ya Bocah Idiot!! Bangun" Qweena menggoyang-goyangkan badan Sehun dengan kencang, Qweena memang begitu orangnya biarkan saja. Padahal Sehun sedang sakit, Qweena memang selalu seperti anak-anak, oke mereka berdua memang sama saja.

"Qweenie?"

Qweena tersentak saat melihat Sehun membuka matanya perlahan, sebenarnya kalau Sehun tidak bangun saat ini ia sudah akan tenggelam dengan mimpi-mimpi indahnya dialam bawah sadarnya.

"Sehunnie..."

"Ya! Ya! Babo namja! Sejak kapan kau jadi sangat letoy seperti ini? Bukannya kau jarang sakit? Walaupun tidak makan berabad-abad??" Bukannya bertanya 'kau sudah sadar?' Atau 'kau kenapa? Bisa seperti ini?' Malah membentak orang yang sedang sakit, sepertinya Qweena sedang 'pms'

"Aish!! Jinjja babo-ya kecilkan suaramu! Gendang telingaku terasa mau pecah kau tau!?" Sehun duduk dan menyentil dahi Qweena sampai dahinya memerah

"Aish! Appo!!"

"Kenapa kau disini? Bukannya kau seperti err... Seperti membenciku? Kenapa kau yang menungguku disini?" Sehun menaikan sebelah alisnya menatap Qweena yang sekarang gelisah tidak karuan, ia harus jawab apa?

"Tadi aku dipaksa oleh semua untuk menemanimu! Aku sudah menolaknya berkali-kali, tapi mereka tetap memaksaku, dan kau mengingaukan namaku terus, yasudah karena aku kasihan padamu aku menemanimu disini, apa kau sudah merasa baikan?"

"Kasihan? Kau bilang kasihan?"

"Iya aku kasihan padamu Oh Sehun terhormat" ucap Qweena dengan mata yang dimicingkan

"Gomawo karena telah kasihan padaku, kau tau kau kasihan padaku saja sudah membuat aku merasa sangat sembuh.." Uhh... Apa sehun mencoba untuk menggombal? Gombalan macam apa itu?

"Aish kau aneh sekali, aku ambilkan kau bubur, ne? Abis itu kau minum obat dan istirahat. Tenang saja aku selalu disamping mu sampai kau benar-benar sembuh Oh Sehun" Qweena melangkahkan kakinya meninggalkan Sehun yang sedang tersenyum-senyum seperti orang tidak waras.

***

"Baera, apa Qweena tidak apa-apa kalau bersama Sehun?" Ucap Chanyeol bertanya pada Baera yang sedang memakan snack sisa Qweena tadi

"Ya! Chanyeollie, kau tau ini kesempatan bagus untuk membuat mereka berdua akur, aku yakin mereka berdua tidak apa-apa, kau jangan telalu overprotective deh yeol!"

"Tapi kal—mmm" sebelum Chanyeol menyelesaikan omongannya Baera sudah menyumpal mulut Chanyeol dengan snack keju itu

"Enak tidak?"

"Mmm... Enak juga, suapi aku lagi—"

***

"Buka mulutmu Oh Sehun.."

Menyuapi Sehun satu sendok bubur sudah seperti menyuapi Sehun dengan beribu mangkok bubur, membuat Qweena muak dengan Sehun, Sehun memang anti makan kalau sedang sakit seperti sekarang, Qweena jadi ingat waktu dulu Sehun sakit karena hal seperti ini juga jarang makan dan kerjaan menangis terus karena anjing kesayangannya—mati, itu hal paling gila menurut Qweena, oh ayolah Sehun lebih cocok seperti seorang yeoja dibandingkan seorang namja.

"Tidak mau!! Rasa buburnya akan pait, aku tidak suka!!" Sehun mendorong mangkok bubur yang dipegang Qweena membuat Qweena mendengus yang kesekian kalinya, oke sabar Qweena tarik napas.

"Makan atau aku tidak akan merawatmu, Oh Sehun!" Qweena menyendokan bubur itu tepat di depan mulut Sehun hingga terkena bibir merah muda miliknya

"Arra-arra—mpph" bukan Qweena namanya kalau tidak menyempatkan keadaan bagus, saat Sehun membuka mulut ia langsung mendorong sendok itu masuk kedalam mulut Sehun

"Ya! Micha Yeoja!! Kalau aku tersedak bagaimana?"

"Tersedak bubur? aish, kau boleh memarahiku kalau aku mencekokkanmu dengan bom atom, ini hanya bubur yang sangat halus teksturnya"

"Kau berencana melakukan itu padaku?"

"Kalau kau mau aku sediakan sekarang juga"

"Aniya, aku hanya bercanda. Cepat habiskan bubur ini atau aku benar-benar menyuapimu bom atom" Ucap Qweena sangar, Sehun langsung memakan suapan demi suapan yang Qweena beri dengan raut muka menahan rasa tidak enak di lidahnya sekarang, Demi Qweena ia rela menghabiskan bubur /pahit/ kali ini.

"Yehet! Sudah habis~ good boy" Sehun tersenyum kepada Qweena. Qweena memakai bahasa khasnya, dia masih ingat 'yehet', betapa senangnya Sehun hari ini, tidak apa ia sakit terus-menerus kalau Qweena akan memperlakukannya seperti dulu lagi

"Ohorat!" Sambung Sehun, membuat Qweena tertawa kecil

"Sekarang minum obat ne? Biar kau cepat sembuh" Qweena memberi Sehun obat penurun panas dan pusing. Melihat bentuk obatnya saja sudah buat Sehun mual, besar sekali—

"Aku ingin sakit saja terus.." Qweena memasang muka bingung, dasar babo! Apa enak sakit-sakitan terus?

"Waeyo?"

"Karena kau akan selalu menjagaku disampingku" Ucap Sehun memmpu membuat pipi Qweena bersemu merah, uh.. Qweena mohon ledakan lah namja didepannya ini, Qweena tidak sanggup melihatnya sekarang

"Ya! Apa maksudmu, eoh? Cepat minum obatnya supaya cepat sembu, arraseo??"

"Hmm.. Arrachi" Sehun menelan semua obat yang diberikan Qweena, dan tersenyum setelahnya, Qweena tersenyum balik dengan sangat manis

"Sekarang istirahat, aku akan menunggumu disini sampai kau bangun" Ucap Qweena sambil menyelimuti Sehun sampai dilehernya

"Boleh aku meminta sesuatu, Qweena-ya?" Tanya Sehun menatap Qweena pas dibola mata Qweena yang indah, ralat sangat indah menurut Sehun

"Hmm apa?"

"Aku ingin... Kau— men-men-menciumku di pipi, sekali saja mungkin untuk yang terakhir kalinya" Ucap Sehun terbata-bata karena rasa malunya, Qweena juga malu dengan kemauan Sehun tapi saat Sehun bilang 'mungkin untuk yang terakhir kalinya' hati Qweena mencolos sampai paling dalam, rasanya sakit seperti ditusuk beribu pedang

"Huft... Arraseo"

'Cup'

"Gomawo-yo Qweena-ya" Ucap Sehun sambil memejamkan matanya sedangkan Qweena masih menahan pipinya untuk tidak berlebihan mengeluarkan semburat merah

"Jaljayo Hunnie"

***

"Sehun dan Qweena saling mencintai?" Seseorang dari tadi mengintip kegiatan Sehun dan Qweena, dengan aura seperti terbakar api cemburu

"Aish!! Kenapa jadi panas begini hawanya.., uhh" katanya sambil mengipas-ngipas mukanya dengan tangannya, terlihat mukanya merah sampai ketelinga-telinganya

"Baekhyun oppa? Sedang apa disitu??"

TBC~
Vomments muah:*

사랑해요 친구
감사합니다~

Sword Art Online [ SAO ] [EXO] ㄴonholdㄱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang