𝟮.

1K 139 5
                                    

"Sekarang ini dimana?" [M/n] berujar gusar, dia mengacak-acak surai pirang nya kasar. Sebaiknya dia pergi menelusuri keluar rumah, mungkin dia bisa menemukan petunjuk dimana dirinya berada. Karena jika dari struktur bangunan kamar itu, tidak seperti di Indonesia. Rasanya berbeda.

[M/n] beranjak dari kasur, dia menekan menjatuhkan puntung rokok itu dan memijak nya. Siapa peduli jika kotor, toh tinggal di sapu saja.

o0o

"Gue berasa di dunia lain." [M/n] merinding, bagaimana bisa ada sebuah rumah di gang kecil dan saat dia keluar dari gang itu malah melihat jalanan yang di apit oleh hutan, walaupun tidak ada beberapa toko tapi tetap seram!

"Tapi, rasanya gak asing." Kata [M/n] sembari berpikir, dia merasa pernah melihat nya, tapi- kapan?

"Jalan ke sana gapapa kali ya?" Perkataan [M/n] penuh keraguan, pasalnya di sana penerangan nya cukup minim. Terlebih saat ini angin cukup kencang.

"My trip my adventure.." Dimana-mana orang mengatakan dengan semangat, tapi pemeran utama kita ini malah berujar pelan. Takut dia tuh

Baru beberapa saat melangkah, kilat menyambar, menerangi pemandangan dalam waktu singkat. [M/n] bisa melihat kalau beberapa meter di sebelah kiri ada sesuatu? Terlihat ada banyak orang, mobil dan satu motor hitam.

Sedikit ragu, tapi [M/n] memantapkan dirinya. Mungkin saja itu petunjuk tentang dimana dia berada kan?

"Dipikir pikir gue tolol banget ya." [M/n] lesu, dia melihat sekumpulan orang yang sedang adu jotos. Menyeramkan, ada pula seseorang yang di ikat dengan rantai. Ah [M/n] sadat dia dimana, sudah jelas di korea um mungkin lebih tepat nya di universe lookism.

Emang emen tolol, masa sepanjang jalan dia gak sadar ada banyak tulisan hangeul dari toko :|

Sekarang dia bingung, di depan matanya ada jonggun. Dia bisa saja ikut nolongin jonggun kan, tapi otak nya masih berfungsi. Kalau dia ikut campur sudah pasti mati.

Jadi pilihan [M/n] cuma satu yang paling waras, dia masuk dikit ke lapangan yang di batasi pagar. Karena kalau sedikit ke dalam terlihat supermarket, jadi sekalian saja dia masuk kan. Daripada bolak balik.

Di jelasin dikit ya gimana posisi lapangan nya

Jadi ada lapangan besar gitu, terus sekeliling nya ada pager yang ngebatasin dan bagian tengah nya ga di pagerin. lebih tepat di batasin gitu deh

__________________                    _________________

nah kaya garis itu deh ibarat nya, trus kalo ke dalem dikit trus ke kiri lagi ada supermarket yang keliatan agak tua.

Back to story

[M/n] melangkah ragu, dia berjalan saja secara perlahan. Awalnya dia aman sentosa, sesampainya di depan minimarket dia langsung masuk. Dirinya disambut kakek tua yang jika diperkirakan berusia 65 tahun lebih.

"Selamat datang~" Ujar sang kakek ramah sambil tersenyum pada [M/n].

[M/n] menanggapi nya dengan senyun tipis, kemudian berjalan menyusuri rak makanan.

'Pantesan si kakek gak sadar kalau ada yang baku hantam, udah tua gini mau gak mau dia diem aja. apalagi yang berantem orang gila semua, duh merinding'  Kira kira itulah isi pikiran nya.

tak!

"ini pak." [M/n] menaruh beberapa kaleng makanan dan dua buah kotak susu, dia ragu sebenarnya mau beli sebanyak itu. Karena dia tidak paham nominal won. Jadi yang sekiranya murah dia ambil.

"Total nya 16 ribu won." Harga nya cukup murah untuk makanan di Korea, karna 16 ribu won sekitar 100 ribu lebih.

"Ini pak." [M/n] membuka dompet nya dan meminta si kakek mengambil sesuai harga. Kakek itu menyerngit bingung, tapi dia menurut dan mengambil nya.

"Silahkan datang kembali nak." Ucap kakek itu ramah, [M/n] tersenyum hangat. Lalu berjalan keluar dan duduk di kursi yang di sediakan.

"Sandwich korea gak buruk juga." Monolog nya. Ini pertama kali memang untuk [M/n] menyicip makanan asli Korea, kalau di Indonesia rasanya pasti sudah disesuaikan dengan lidah masyarakat, jadi tidak murni rasa dari Korea.

"Mm.." [M/n] memakan dengan khidmat, hanya butuh sedikit gigitan untuk dia menghabiskan nya.

"Sip, langsung pulang." [M/n] berdiri dan membuang sampah plastik sandwich, lalu saat dia hendak melewati bagian yang sedikit dekat dengan jonggun, dia di hadang iya di hadang sama park jonggun.

Dengan sejuta akal cerdik nya, [M/n] mengusap mata nya beberapa kali lalu mengedipkan nya. Seolag olah sedang memfokuskan pandangan nya.

"Maaf? Ada apa?" Bodoh! Bodoh sekali, [M/n] bertanya menggunakan bahasa Indonesia. Saat dia berbelanja tadi dirinya reflek berbicara bahasa Korea dengan sendiri nya, tapi ini? Dia malah bertanya dalam bahasa indonesia.

Lanjut besok ya, mata author udah merem melek 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

kalo ada typo tandain yaa

𝗟ee x 𝗣ark.「Edisi Jonggun boti」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang