11.Sadar dari koma

16 5 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Hai apa kabar nih?
Maaf ya lama up-nya
Jangan lupa follow komen vote dan share ya

~Happy Reading~


"Tapi, saat ini pasien mengalami koma, karena benturan keras pada kepalanya, dan dia juga memerlukan darah yang kebetulan saat ini tidak ada stok untuk golongan darah pasien." Ucap sang dokter.

"Kalau boleh tau golongan darah apa dok?" Tanya Aruna.

"Golongan darah Ab, Bu." Jawab sang dokter.

"Kalau gitu saya permisi dulu Pak, Bu." Lanjut sang dokter sambil berlalu pergi dari sana meninggalkan dua orang yang sekarang sedang di landa kebingungan.

"Mas,ini gimana? Kita harus mencari pendonor darah kemana?" Tanya Aruna lirih sambil menitikkan air mata nya.

Hingga jawaban Aksenio bisa membuat Aruna sedikit lega.

"Sebentar, saya rasa ada temen saya yang mempunyai golongan darah Ab kalau gak salah,sebentar saya tanyain dulu ucap Aksenio sambil merogoh kantong celananya dan sambil berjalan menjauh dari sana untuk menelpon temannya.

Setelah sedikit menjauh dari Aruna Aksenio segera menelpon temannya

Setelah beberapa kali menghubungi teman-temannya akhirnya Aksenio mendapatkan pendonor darah untuk anaknya.

Segera ia memberi kabar itu kepada Aruna dan dokter.

Setelah sedikit berbincang dengan sang dokter, Aksenio kembali menanyakan kepada temannya bahwa dia sudah sampai dimana.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya teman Aksenio pun sudah sampai.

Segera Aksenio membawa Tomi keruang cek darah,untuk mengecek apakah sama atau tidak golongan darahnya dengan Zhafira.Ya,nama orang yang akan mendonorkan darahnya adalah Tomi.

Setelah di cek golongan darahnya, ternyata cocok dengan golongan darah Zhafira yaitu Ab.Segera dokter menyiapkan segala keperluan untuk transfusi darah Zhafira.

Setelah semuanya siap, dokter segera mendonorkan darah Tomi ke tubuh Zhafira.Hingga Zhafira menghabiskan lima kantong darah.

Kini pendonoran darah tersebut telah selesai, namun tidak ada tanda tanda Zhafira sadar.

Cklek

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Aksenio,Aruna dan Tomi yang sedang menunggu di depan pintu.

"Gimana dok, transfusi darahnya lancarkan?"

"Gimana keadaan Zhafira?"

"Gimana keadaan anak saya dok?"Tanya mereka dengan serempak.

Dokter tersebut tersenyum tipis sebelum akhirnya menjawab pertanyaan tiga orang itu.

"Alhamdulillah, transfusi darah berjalan normal,kita tinggal menunggu pasien melewati masa kritis nya dan sadar." Jawab sang dokter.

"Kira kira kapan anak saya sadar  dok?" Tanya Aruna.

"Saya nggak tau pasti Bu,tapi insyaallah secepatnya, ibu doain aja semoga anak ibu segera cepat sadar." Jawab sang dokter.

"Kalau gitu saya pamit masuk keruangan pasien lagi, permisi." Lanjut sang dokter sambil masuk ke dalam ruangan kembali.

Detik demi detik menit demi menit jam demi jam hari demi hari kini sudah 2 Minggu Zhafira koma, dan tidak ada tanda tanda Zhafira akan tersadar dari masa kritisnya.

Selama itu pula Aksenio dan Aruna terus berada di samping sang anak.Sambil terus mengajak sang anak berbicara meskipun Zhafira tidak merespon ucapan mereka.

"Fira sampai kapan kamu mau tidur seperti ini sayang?Apa kamu tidak mau membuka matamu dan melihat dunia lagi? Tanya Aruna dengan lirih sambil mengelus kepala Zhafira dengan lembut.Sesekali juga Aruna meneteskan air matanya karena tidak tega melihat anaknya kini terdiam kaku diatas brankar.

Hingga saat Aruna sedang mengajak Zhafira mengobrol, tiba tiba jari tangan Zhafira bergerak.Hal itu membuat Aruna kaget dan segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Zhafira.

"Dokter!"

"Dokter!"

"Dokter!"

"Dokter!" Teriak Aruna terus menerus memanggil dokter sambil berlari
keluar.

Tap

Tap

Tap

Setelah beberapa menit suara langkah kaki dengan tergesa-gesa terdengar di koridor rumah sakit.

"Ada apa Bu?" Tanya sang dokter setelah sampai di depan Aruna.

"I-itu dok anak saya gerak jarinya." Ucap Aruna sambil menitikkan air matanya bahagia.

Segera sang dokter masuk kedalam ruangan untuk memeriksa keadaan Zhafira.

Saat Aruna akan masuk,suster melarangnya untuk masuk kedalam ruangan karena itu bisa memganggu konsentrasi dokter.

"Mohon maaf Bu, ibu tidak bisa masuk, sebaiknya ibu tunggu di luar saja." Ucap sang suster dan segera menutup pintunya tanpa mendengar jawaban Aruna.

" Ucap sang suster dan segera menutup pintunya tanpa mendengar jawaban Aruna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah Zhafira berhasil melewati masa kritisnya?

Atau Kini keadaannya semakin memburuk?

Pesan untuk Zhafira

Pesan untuk Aksenio

Pesan untuk Aruna

Ayo spam komen di bawah supaya cepat update nya

Jangan lupa follow vote komen dan share ya

Tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komentar untuk mengapresiasi karya penulis 🤗

GADIS YANG MERINDUKAN REMBULAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang