13.Datangnya sebuah masalah

13 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Hai apa kabar nih?
Maaf ya lama up-nya
Jangan lupa follow komen vote dan share ya

~Happy Reading~

Aku ikhlas jika dengan keadaan sakit,aku bisa mendapatkan pelukan hangat ini,dan bisa dekat dengan kedua orang tuaku seperti dulu,lebih baik aku sakit agar aku bisa dekat dengan kedua orang tuaku seperti dulu,tapi aku juga nggak mau merepotkan mereka terus menerus dengan terus pulang pergi ke rumah sakit hanya untuk menemaniku,jangan ambil kebahagiaanku kali ini ya robb,aku mohon."

~ Zhafira ~

Setelah Zhafira tersadar dari komanya, kini keadaan Zhafira sudah mulai membaik.Karena Zhafira mendapatkan obat penyembuh yang paling ampuh tapi itu bukan berupa obat pel, tablet atau semacamnya, melainkan sebuah pelukan yang selama ini Zhafira dambakan,lebih tepatnya pelukan hangat orang tuanya yang menjadi obat paling mujarab baginya.

Kini sebuah senyuman tidak pernah luntur setelah pelukan itu Zhafira dapatkan, sekarang dia sangat bahagia.Tidak selamanya obat itu berupa tablet atau semacamnya.Zhafira sangat bahagia sekarang.

"Aku ikhlas jika dengan keadaan sakit,aku bisa mendapatkan pelukan hangat ini,dan bisa dekat dengan kedua orang tuaku seperti dulu,lebih baik aku sakit agar aku bisa dekat dengan kedua orang tuaku seperti dulu,tapi aku juga nggak mau merepotkan mereka terus menerus dengan terus pulang pergi ke rumah sakit hanya untuk menemaniku,jangan ambil kebahagiaanku kali ini ya robb,aku mohon." Batin Zhafira sambil menatap kedua orang tuanya yang sedang terlelap tidur di sofa dengan mata berkaca-kaca.

Percayalah bahwa saat ini Zhafira sangat takut kebahagiaannya ini hanya sesaat hingga tidak sadar,kini air mata sudah menetes dari pelupuk matanya yang indah.

Zhafira sangat takut ketika ia sudah benar benar  sembuh momen ini akan hilang,dia tidak mau momen ini hilang saat ia sudah sembuh nanti,dia mau momen ini selamanya,dia mau seperti teman temannya yang kini memiliki keluarga yang utuh.

Meskipun orang tuanya kini sudah bercerai,tapi dia mau orang tuanya selalu ada saat dia membutuhkannya, contohnya saat pengambilan raport,dan lainnya dia mau merasakan seperti teman temannya yang di ambil rapotnya oleh orang tuanya bukan di wakilkan,dan saat acara sekolah hadir Zhafira mau itu semua karena selama ini mereka selalu sibuk dengan urusan mereka masing masing, makanya saat mendapatkan pelukan dan perhatian dari kedua orang tuanya Zhafira sangat bahagia.

Cklek

Hingga suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Zhafira,buru buru ia menghapus air matanya dengan cepat, segera Zhafira mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Setelah pintu terbuka kini menampilkan kakaknya yang kini sedang tersenyum tipis sambil melangkah menghampirinya.

"Gimana keadaan kamu dek?" Tanya sang kakak ketika sudah sampai di brankar Zhafira.

"Alhamdulillah baik kak." Jawab Zhafira sambil tersenyum manis.

"Oh,yaudah kalau udah baikan pulang aja sekarang,kalau kamu lama di rumah sakit bakalan besar juga biayanya buang buang duit aja mending buat aku aja uangnya sayang." Ucap Adira dengan pedasnya tanpa memikirkan perasaan Zhafira saat ini yang sudah hancur karena perkataanya.

"Tapi,aku baru sadar dari koma kak." Lirih Zhafira sambil menunduk.

"Alah koma doang,lebay." Jawab Adira lagi.

Kini Zhafira  hanya diam sambil menunduk tanpa menjawab ucapan Adira, karena ia sekarang sangat sadar bahwa yang di katakan kakaknya itu adalah benar.

Aksenio dan Aruna yang mendengar ada suara kini sudah mulai terbangun karena merasa terusik oleh suara Adira.

"Eunghh." Ucap Aruna dan Aksenio bersamaan sambil membuka matanya.

"Adira,kamu ngapain disini?" Tanya Aruna dengan suara serak khas bangun tidur.

"Adira,jangan macem macem kamu." Tegas Aksenio seolah tahu apa yang sudah Adira lakukan.

"Apaan sih pah,orang aku nggak apa apain Zhafira juga,lebay amat." Ucap Adira sambil melangkah keluar pergi dari ruangan Zhafira.

Aksenio dan Aruna hanya bisa menghela nafas berat melihat putri pertamanya yang kini sudah berubah.

Kini perhatian Aksenio dan Aruna teralihkan ketika melihat Zhafira hanya diam saja.

"Kamu kenapa Fira?" Tanya Aruna sambil berjalan mendekat.

"Gapapa." Jawab Zhafira.

"Apa yang di katakan kakak kamu tadi Fira?Jawab ayah!" Tanya Aksenio dengan tegas.

Zhafira hanya menggelengkan kepalanya dan segera menutup tubuhnya dengan selimut.

Aksenio dan Aruna bertanya tanya apa yang sudah di ucapkan oleh Adira anak pertamanya kepada Zhafira hingga membuat Zhafira diam saja dan melamun.

Aksenio dan Aruna bertanya tanya apa yang sudah di ucapkan oleh Adira anak pertamanya kepada Zhafira hingga membuat Zhafira diam saja dan melamun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira kira enaknya Adira di apain ya?

Pesan untuk Zhafira

Pesan untuk Aksenio

Pesan untuk Aruna

Ayo spam komen di bawah supaya cepat update nya

Jangan lupa follow vote komen dan share ya

Tinggalkan jejak dengan memberikan vote dan komentar untuk mengapresiasi karya penulis 🤗

GADIS YANG MERINDUKAN REMBULAN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang