5

529 37 4
                                    

"Baiklah, sekian pembelajaran dari bapak jangan lupa untuk mengerjakan PR yang telah diberikan karena itu sebagai nilai tambahan saat kenaikan kelas kalian."

"Baik pak." Ucap serentak siswa kelas 10 A."

"Kalau begitu saya keluar." Guru mata pelajaran IPA tadi keluar bertepatan dengan bel pulang sekolah berbunyi membuat semua siswa bersorak senang.

Tidak terkecuali Vaxie yang tengah membereskan peralatan sekolah miliknya ke dalam tas. Saat semua sudah beres dia bangkit berdiri untuk keluar kelas bersama dengan Steff. Perempuan itu hendak mengejaknya untuk pergi berbelanja namun ditolak oleh Vaxie.

"Lho kenapa?"

"Gue masih ada urusan."

"Urusan?" kernyit Steff. "Urusan apa emangnya?"

"Biasalah urusan sama orang."

"Yaudah deh. Tapi kapan lo bisa pergi sama gue? Gue pengen ngajak lo main keluar." Cemberut Steff.

Melihat ekspresi temannya ini membuat Vaxie menghela nafas, sebenarnya dia seminggu ini sangat sibuk karena mengurus perusahaan papanya yang hampir saja bangkrut namun bisa bangkit kembali. Saat ini perudahaan masih belum stabil sehingga dia terus menerus mengeceknya secara berkala. Bahkan selama ini juga dia jarang pergi keluar, namun sekarang berbeda. Dia memiliki seorang teman dan dia harus memperhatikan temannya juga, meluangkan waktu untuk pergi keluar.

"Minggu."

Steff langsung tersenyum cerah, "Bene ya, awas aja kalo bohong."

Vaxie mengangguk. "Iya."

"Okelah kita deal. Kalau begitu gue pergi dulu." Vaxie membalas lambaikan tangan Steff yang berlalu menghampiri sebuah mobil yang mewah. Yah, namanya juga anak orang kaya.

"Ternyata lo disini." Suara seorang laki-laki terdengar membuat Vaxie mengalihkan pandangannya ke arah samping. Disana Aldo berdiri sembari membawa sebuah buku tebal sembari menatapnya.

"Ayo." Ucap Aldo sembari menarik tangan Vaxie menuju ke arah mobil yang menjemput mereka. "Awss." Tiba-tiba Aldo berteriak sembari melepaskan genggaman tangannya dari tangan Vaxie.

Vaxie mengernyit. "Lo kenapa Do?"

Vaxie melihat raut wajah Aldo yang terdiam sedikit lama namun langsung menggelengkan kepala. "Nggak papa. Ayo pulang." ajaknya lalu memasuki mobil.

Perasaan gue doang atau emang tadi gue ngerasa ada sengatan listrik?

Vaxie juga tidak terlalu peduli dengan hal itu, pikirannya sekarang penuh dengan segala macam pekerjaan saat dirinya sudah sampai di rumah. Mobil miliknya berjalan meninggalkan SMA Wenera yang megah menuju kediamannya yang sekarangan terasa nyaman setelah Bibi Seni dan Aldo yang terkadang tinggal dirumah besarnya. Rasa sepi yang selalu di rasanya sekarang tidak terasa lagi, dirinya merasa hidup kembali.

Saat sudah sampai di rumahnya, Vaxie dan aAldo berjalan menuju dapur terlebih dahulu untuk menyapa Bi Seni yang tengah menyiapkan makan siang untuk mereka. "Hallo bi."

"Eh Nak Vaxie sudah pulang. Mari nak makan dulu udah bibi siapin." Bi Seni mengambil lauk pauk yang sudah di masak lalu menaruhnya diatas meja makan yang tidak terlalu besar. Vaxie duduk di salah satu meja diikuti oleh Aldo dan Bi Seni. Sejak dia pulang dari rumah sakit, Vaxie menyuruh Bi Seni dan Aldo untuk makan bersama di satu meja dengannya.

"Gimana rasanya nak?"

Vaxie mengangguk sembari mengunyah makanan itu. "Enak banget bi. Vaxie suka."

Terlihat Bi Seni tersenyum senang. "Syukurlah kalo Nak Vaxie suka." Membuat hati Vaxie terasa hangat.

ACADEMY MUSHLE of GENIUS PEOPLE IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang