8

373 26 0
                                    

Aneh

Satu kata yang terlintas di pikiran Vaxie setelah mendengar judul novel yang dibawa oleh Steff. Judul novel 'Penyihir yang Malang' entah kenapa deskripsinya hampir sama dengan kisahnya saat di dunia penyihir dulu. Dia jadi teringat mengenai Putra Mahkota Kerajaan Amagi yang mengurung dirinya dan tidak membiarkannya pergi kembali ke dunianya semula. Namun bahagianya, Putra Mahkota itu berubah pikiran dan membiarkannya kembali ke dunianya semula.

Yah saat mendapat perlakuan seperti itu, dikurung di sebuah kamar Kerajaan membuat Vaxie sangat marah. Terutama pada sikap sang Putra Mahkota yang memeprlakukannya seperti bukan manusia. Putra Mahkota yang tenang berubah menjadi egois dan arogan, bahkan dia berani membunuh bawahannya karena telah membiarkan Vaxie pergi dari istana.

Vaxie menatap novel yang dipegang oleh Steff. "Lo mau baca itu?" tunjuknya yang langsung dijawab Steff. "Tentu saja."

"Deskripsi novelnya seru bikin gue tertarik. Apalagi sosok pangeran yang obsesi sama seseorang beuh ketertarikan gue meningkat." Mendengar ini Vaxie terdiam. "Emang kalo lo jadi ceweknya bakalan seneng di obsesiin?" tanya Vaxie.

"Seneng lah! Yakali enggak mau di obsesiin sama pangeran tampan dan kaya raya. Makmur dah hidup gue."

"Cih bukannya hidup lo juga udah makmur."

"Heh! Ga salah sih lo. Selagi bokap gue masih hidup makamur juga hidup gue haha." Mendengar perkataan Steff mengenai bokapnya tiba-tiba membuat Vaxie terdiam. "Lo deket banget sama bokap lo ya?"

"Iyalah. Eh?" awalnya Steff menjawabnya dengan sangat senang namun tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi sedih saat melihat ke arah Vaxie. "Xie..."

"Apaan? Gausah sok sedih gue juga ga mau di kasihani."

"Yeu dasar. Yuk balik aja gue udah bosen di mall." Ucap Steff sembari merangkul Vaxie senang senangnya. Menyeret gadis itu untuk menuju ke tempat parker berada di lantai bawah.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil Vaxie, sekarang yang berada di kursi pengemudi adalah Steff. Dia mau bergantian menyupiri karena karena Vaxie pasti merasa lelah jika harus menyupiri dirinya bolak balik. Alhasil Vaxie hanya menurut dan duduk di kursi penumpang sembari menyenderkan tubuhnya di senderan kursi.

Dia menoleh ke arah samping, tepat di jendela mobil untuk melihat segala macam aktivitas yang dilakukan orang-orang. Karena sekarang weekend jadi banyak keluarga yang tengah menghabiskan waktunya dengan liburan. Dulu Vaxie selalu berpikir bisa liburan bersama kedua orang tuanya di sebuha tempat dan mengukir kenangan yang berharga, namun itu hanyalah impian saja dan tidak akan menjadi kenyataan.

"Gue nyalain musik ya." Vaxie memberikan jawaban dengan anggukan kepala. Suara musik yang diputar Steff terdengar kencang memenuhi seisi mobil. Vaxie juga melihat jika Steff bernyanyi sembari menari yang membuatnya was-was.

"Tetap fokus nyetirnya Steff."

"Iya-iya ini fokus nih." Namun Steff hanya menjawabnya biasa, kenyataannya terkadang dia tidak fokus menyetir dan melihat ke arah depan.

Karena merasa khawatir Vaxie menyuruh Steff untuk duduk aja dan dirinya yang akan menyupir namun Steff tidak mau. "Gue aja elah." Meskipun Vaxie sudah menatapnya tajam namun Steff tidak menghiraukannya.

"Steff awas." Ucap Vaxie saat hampir menabrak mobil yang berada di depannya. Vaxie menatap tajam Steff namun wanita itu hanya tersenyum memperlihatkan gigi rapinya.

"Jangan bercanda! Ini di jalanan." Vaxie mengingatkan.

"Iya tau." Saat Steff menoleh ke arah Vaxie tiba-tiba dari arah depan terlihat ada motor yang sangat cepat melaju ke arahnya membuat Vaxie berteriak. "STEFFF LIHAT DEPAN!"

ACADEMY MUSHLE of GENIUS PEOPLE IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang