Tiga orang dewasa dan satu lagi seorang remaja masih asyik tiduran sekedar melepas lelah usai aktifitas ranjang mereka.
Dua ronde sudah, ketiga lelaki dewasa itu menggagahi Bian dengan bringasnya. Sebelumnya, Bian tidak menyangka jika para tentara yang tidur menghimpitnya ternyata doyan ngentot. Sekalipun Andre yang kata kedua temanya tipikal yang paling alim dan pendiam. Nyatanya dironde kedua, Andre kembali menggagahi Bian dengan brutal. Kontolnya dengan brutal menumbuk lubang Bian dengan sangat jantan. Sedangkan Satria dan Lanang crot dimulut Bian.
Ronde kedua barusan terkesan lebih hot dan perkasa. Bagaimana tidak, tumbukan kontol Andre yang tiada ampun. Juga tusukan kontol Satria dan Lanang dimulutnya menjadinya kewalahan. Terlebih keringat yang membanjiri tubuh ketiga pemuda itu dan menetes semakin membuat kesan jantan dan sexy.
"Bang, Bian tidur dulu ya. Capek banget"
"Iya, tidur aja. Kita bertiga bakal jagain Bian. Tenang aja, Ok?"
Cup.
Satria dan Lanang bergantian mencium kening Bian. Bian yang berkali-kali diperlakukan romantis oleh setiap partner sex nya menjadi tersipu malu.
Karena posisi Andre yang jauh dan terhalang oleh tubuh Satria, tanpa sepatah katapun, Andre mengulurkan tanganya. Mengusap puncak kepala Bian dengan sayang.
"Selamat tidur, Bi. Abang jagain kamu!" Ucap Andre.
Meski hanya usapan lembut dan sepotong kalimat barusan, tetap membuat Bian menghangat.
"Makasih ya, Bang!" Ucapnya pelan menatap satu persatu wajah tampan para anak buah ayahnya yang barusan ia layani nafsunya.
Andre sendiri baru mengetahui jika Bian adalah anak sang atasanya. Dirinya diberi tahu oleh dua rekanya saat rehat di ronde pertama. Dirinya terkaget, namun, Bian dan dua sahabatnya meyakinkan Andre jika semuanya akan baik-baik saja. Asalkan tidak ada salah satu dari mereka yang membocorkanya.
Saat Bian sudah memasuki alam mimpinya, berangsur-angsur baik Satria, Lanang dan Andre ikut memejamkan mata mereka. Mereka lupa jika diri mereka masih telanjang bulat tanpa pakaian yang menempel ditubuh kekar ketiganya. Berbeda dengan Bian yang masih sempat memakai CD merah nya.
.
.
.
.
.
.
"Ry, mau sarapan apa?""Seadanya aja, Dil!"
"Oke lah!"
Kini kali kedua Fahry menginap dirumah Fadil sejak kejadian keduanya melakukan hubungan intim bersama. Awal-awal memang, ada kecanggungan diantara keduanya. Dan disini yang paling peka adalan Bian. Bian merasa ada yang janggal. Tidak biasanya dirinya melihat Fadil dna Fahry terasa canggung. Bian yang kepo pun menanyai keduanya dan jawabanya selalu sama. Tidak ada apa-apa dan biasa saja. Tapi Bian tetaplah Bian.
Bian mengorek informasi, membuntuti dan menjadi pendengar setia kala keduanya sedang berdua. Dan satu minggu setelahnya baru Bian menemukan titik terang alasan kecanggungan dua sahabatnya. Awalnya Bian shock, tapi justru lama kelamaan Bian tertawa dan mengejek dalam hati tentang hubungan kedua sahabatnya.
Dan dikantin sekolah, Bian memberondong dua sahabatnya dengan ribuam pertanyaan. Alhasil, keduanya mengakui.
"Huh, aslinya gua shock sih. Tapi ya namanya sahabat, apapun keputusan lu berdua gua oke-oke aja. Dan kalian tetep sahabat gua"
Mendengar ucapan Bian, Fadil dan Fahry mendongak menatap manik mata cantik Bian. Ada senyum dari keduanya. Fadil dan Fahry pikir Bian akan membenci keduanya. Karena pertama, mereka berdua telah melakukan hubungan intim. Kedua, karena mereka telah merusak arti persahabatan mereka bertiga.
Ternyata cara pandang Bian istimewa. Hampir saja Fadil dan Fahry ingin menghampiri Bian dan meemluknya. Tapi suara itu menghentikanya.
"Udah, ga usah lebay kalian bertiga. Mendingan jadian gih, terus buruan ngasih PJ jadian kegua. Lumayan kan, biar seminggu ngirit uang jajan hahaha...."
Keduanya sama-sama menggeplak kepala bian denga gulungan kertas hasil ulangan. Dan kini, Baik Fadil dan Fahry sudah tidak ada kecanggungan lagi. Justru, yang ada kini Fadil semakin dekat dan sedikit protektif ke Fahry.
Seperti saat ini keduanya sedang diruang makan yang menjadi satu dengan dapur, nampak Fadil yang tidak terbiasa dengan dapur lagi-lagi salah memecahkan telur. Melihat itu, membuat jiwa Fahry terpanggil.
"Huuft, sini. Biar aku aja, Dil"
"Eh, ga usah. Kamu duduk aja"
"Udah, jangan ngeyel. Kamu yang duduk aja. Yang kaya gini tuh udah jadi kebiasaan aku dirumah" terang Fahry.
Mau tak mau, Fadil pun mengalah. Kini kedua tangan kekarnya mencopot tali pengait apron bermotif bunga yang ia pakai. Tanpa aba-aba, Fadil memakaikan apron itu ke tubuh Fahry. Beberapa saat, Fahry terkesima dengan ketampanan dan kegagahan sang sahabat.
Ekhem... Fahry menetralkan diri berada didekat Fadil. Bahakan sebelumnya, Fahry lebih intim lagi bersamaa Fadil.
Dari jarak yang dekat, Fadil duduk memperhatikan Fahry yang sedang memasak. Senyum Fadil merekah. Bayangan yang tidak-tidak pun muncul.
Dengan usil, Fadil beranjak dari kursinya dan berdiri. Ia berjalan menghampiri Fahry yang sedang sibuk memasak. Postur tubuh Fahry yang lebih pendek dari fadil membuat Fadil leluasa mencium aroma shampo strawberry dirambut Fahry. Ia menghirupnya.
"Wangi banget rambut kamu, Ry!"
"Awh..." Kaget Fahry yang tiba-tiba fadil sudah dibelakangnya.
"Fadillll..... Bisa ngga sih ga jail dulu. Lagi masak nih!"
Fadil tertawa sangat renyah dibelakang Fahry. "Iya, Iya sorry" setelah berucap seperti barusan, Tiba-tiba Fadil mendekap Fahry dari belakang. Membuat Fahry sedikit berontak
"Diem, jangan berontak. Sebentar aja kok. Gua nyaman kalo lagi gini". Ucap Fadil lembut tepat ditelinga Fahry. Sesekali Fadil mengendus dan mencium aroma tubuh Fahry yang selama ini menjadi candu baginya.
"Ak-aku algi masak, Dil"
"Gapapa, lagian kamu lagi masak sayur kan?. Ga akan gosong!" Jawab Fadil.
Fahry yang ada didekapan Fadil kini hanya diam. Jantungnya tak kalah ikut berdebar. Bahkan kedua mata indah milik Fahry ikut terpejam. Menikmati momen intim bersama remaja gagah dan tampan, sahabatnya sendiri.
"Huwanjirrr..... Kalian berdua. Lagi pacaran plus mesum ngga kira-kira tempat!!!" Umpat salah seorang yang tiba-tiba nongol diruang makan.
Mendengar itupun, refleks Fadil melepaskan dekapanaya ditubuh Fahry. Sedangkan Fahry pun tak kalah malunya sedang dipergoki saat bermesraan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hallo guys, othor dpt notif nih. Mungkin karena konten nya terlalu vulgar kali ya? 😭😭 Sedikit pengumuman bagi pembaca setia Bian. Jika entar suatu saat akun othor kebanned atau ga bisa ngelanjutin nulis lagi bakal othor kasih tau lewat IG ya. Takutnya kalian semua nungguin padahal dah ga bisa buat nulis lagi. Mudah2an aja ga, doain ya. Soalnya ini karya pertama othor 😭😭.Kalau ada info apapun pasti othor kasih tahu pengumumanya lewat IG yah... See you... Maaf kalo pendek. Othor lagi ga mood nulisnya. Semoga aja cerita Bian masih berlanjut..... Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH PARA PEMUDA
Non-FictionSebuah cerita tentang kebinalan sosok Bian. Remaja awal SMA yang berparas tampan dan imut berkulit putih mulus yang selalu dapat menangkap mangsa para pemuda gagah didesanya demi nafsu seksualnya. Dirinya tidak sadar bahwa jika parasnya yang memikat...