Sandi menatap Bian dengan seksama. Sandi melihat ada keanehan dari Bian. Dirinya merasa jika adik sepupunya kini seperti diselimuti sesuatu yang Sandi sendiri belum mengetahuinya. Sandi melihat bayangan sosok cantik yang yang hilang masuk ketubuh sang sepupu. Bahkan aroma wangi ini pun tercium diindera penciuman Sandi.
"Aku harus menolongnya sebelum terlambat!" Ucap sandi dalam hati.
.
.
.
.
"Halo, Dek! Bian, ya?"Bian yang ditepuk pundaknya seketika terlonjak kaget. Seketika kekagetanya bertambah manakala sang kakak sepupu yang tak lain adalah Sandi.
"Owh, I-iya, Mas!"
"Hehe, udah biasa aja. Jangan kaku gitu!"
"Owh, Iya. Udah sarapan belom?" Tanya Sandi lagi.
"Sudah, Mas. Barusan tadi"
Semakin didekat Bian, aroma wangi itu kembali mencuat diindera penciumanya. Sandi semakin yakin, aroma ini bukan aroma sembarangan. Bukan sekedar aroma parfum yang dipakai adik sepupu didepanya.
Lama kelamaan perbincangan mereka semakin lama. Semakin mencair pula obrolan mereka berdua. Bian yang tadinya kaku dan sedikit takut, kini perlahan mulai akrab dengan kakak sepupunya yang baru menyandang gelar suami. Semakin seru juga baik Bian dan Sandi mengenal satu sama lain. Sesekali Sandi bertanya hal-hal yang kadang Bian sendiri tidak tahu.
"Pantesan, aku cari-cari ternyata lagi ngobrol heboh. Ngobrolin apa sih sampe pada ketawa gitu, gabung ah!" Tiba-tiba Farah muncul dan ikut gabung.
"Ish, Mbak Farah kepo. Ini urusan Cowo!" Sergah Bian.
"Ish, emangnya kamu cowo beneran? Kalo diliat-liat kamu cocok deh jadi perawan. Wkwk.." tawa Farah menggema.
Adu ejek antara adik dan kakak berlangsung seru. Sandi melihatnya takjub. Begitu dekatnya Bian dan sang istri. Seperti saudara kandung.
"Udah, sayang. Entar Bian kesel loh kamu ledekin terus gitu!" Ucap sandi sambil merangkul pundak istrinya
"Santai aja, Yank. Bian mah udah kebal. Lagian aku kangen nih ngeledekin Bian. Jarang-jarang kita ketemu" sambung Farah. Bian tidak kesal sama sekali. Justru seru sekali bisa bercanda dan saling ledek dengan Farah.
"Gini, Nih. Kalo jauh pada kangen-kangenan. Giliran ketemu malah saling jahi. Hadeuhhh!" Ucap sandi geleng-geleng sambil menepuk jidat. Sedang Bian dan Farah yang melihatnya sama-sama tertawa melihat Sandi yang baru mengetahui ke bar-baran istri dan adik sepupunya.
.
.
.
Malam mulai menjelang. Bian dan keluarganya masih stay menginap dikediaman keluarga Farah. Memang, jadwal Bian disini selama seminggu. Tidak tiga hari dari yang telah dijadwalkan oleh Sang ayah. Awalnya Bian yang jengah berada disini lama-lama dirinya mulai nyaman. Apalagi kalau bukan karena ada Reza disini.Seperti biasa, semenjak malam panas Bian dan Reza, kini giliran Reza yang semakin terpacu birahinya setelah tahu dan kembali menikmati tubuh Bian. Seperti malam ini, mereka berdua sedang bercumbu.
Lurp.. slurp.. slurp..
Glok.. glok.. glokk."Sshh... Akhh terus sayanghh... Hmmhh... Yeah..."
Reza terus saja mendesah kenikmatan saat kejantananya diservis oleh mulut Bian. Keduanya sudah telanjang bulat dikamar yang Bian tempati alias di rumah belakang.
"Akhh... Anjinghh... Fuckkk... Shhh..."
"Udah, Bi.. ahh... Entar abang cepet crotnya... Shhh..."
Bian mengeluarkan kontol Reza dari mulutnya. Reza masih terengah-engah saking nikmatnya servisan Bian pada mulutnya.
Bian kemudian menghampiri Reza. Ia duduk dipangkuan Reza sambil menggigit bibir bawahnya yang merona. Reza yang melihatnya serasa dibakar hasratnya.
"Malam ini, biar Bian yang bekerja, Bang. Abang tinggal nikmatin aja, ya. "
Reza hanya mengangguk patuh. Bian menaiki tubuh Reza dan duduk dipangkuan Reza. Tangan halusnya membelai dan meraba dada bidang Reza. Mata Reza terpejam menikmati sensasi nikmat dari gerakan sensual Bian yang memancing gairah Reza.
Sesekali pantat Bian digesekan pada batang kontol Reza yang mengacung keras. Bian kembali menyerang bibir Reza dengan lembut lalu dibalas oleh Reza. Lama kelaman ciuman itu menjadi liar. Reza sudah kalap, lidahnya menjilati daun telinga Bian dan turun ke leher dan didua titik merah muda didada Bian.
"Eunghh... Ahh.. b-banghh.."
Saat Reza sedang menikmati dan menjilati dada Bian pada putingnya, Bian mengambil pelumas dan ia balur ke kontol Reza. Tak lupa lubangnya ia masukan cairan bening itu perlahan.
Setelah dirasa cukup, Bian meletakan kembali botol pelumas ke sisi mereka yang sedang bercumbu.
Blesss.....
"Akhhh....." Teriak mereka berdua bersamaan saat benda panjang berurat itu masuk kelubang Bian langsung kedalam intinya. Karena posisinya kini Bian diatas Reza.
Reza berteriak karena saking nikmatnya. Sedang Bian berteriak karena menahan sedikit rasa perih.
Tanpa pikir lama, Bian menaik turunkan pinggulnya dan memompa kontol Reza.
"Ssh.. kamu memang hebathh yankhhh... Akhh... Asuuu... Ngentot... Ahhh..."
Bian tidak menjawabnya. Ia hanya mendesah keenakan. Karena semakin dalam posisinya saat ini memberikan servis pada Reza.
Tanpa mereka berdua sadari, diluar pintu sudah berdiri sosok Sandi. Sandi mendengar desahan mereka berdua.
Niat awal Sandi hanya ingin sekedar mencari angin dengan berjalan-jalan mengelilingi area rumah Farah. Namun, siapa sangka saat melewati kamar Bian, ia dikejutkan dengan adegan sensual.
Namun, lagi-lagi. Sandi merasa Ada yang tidak beres dari peresenggamaan Bian malam ini. Sandi mencoba duduk berbalik memunggungi pintu sambil memejamkan kedua matanya. Mulutnya terdiam, akan tetapi batin nya seolah mengucapkan mantra sesuatu.
Tiba-tiba ia bisa berada dikamar Bian melihat aksi Reza sedang ngentot dengan Adik sepupunya. Namun, yang menjadi keterkejutanya adalah ada sosok bayangan perempuan disekitarnya. Sosok perempuan itu balik menatap Sandi dengan tidak suka. Ada semburat marah dari sosok itu saat sandi ingin melakukan sesuatu.
Akhirnya Sandi memutuskan kembali pada jiwanya. Ia kembali dalam kesadaranya. Dan bergegas pergi ke kamar dimana sang istri tertidur. Sandi masih melamun akan kejadian barusan. Jawaban dari kejanggalanya sejak kemarin akhirnya terjawab.
Sandi aslinya bukan pemuda sembarangan. Dibalik karir yang sukses serta ketampananya. Ia ternyata mempunya ilmu batin yang cukup kuat. Ilmu itu ia warisi dari kakeknya.
"Aku harus menolong Bian secepatnya. Sebelum mahluk sialan itu menetap dan menguasai jiwa adek ku" kini Sandi semakin mantap untuk menolong adik sepupunya. Matanya kemudian terpejama dan menyusul sang Istri sambil memeluknya mesra dari depan.
.
.
"Sshh... Akhhh... Ab-abng mau keluarhh arghh...""Bian juga b-banghsshhh..."
"Akhh... Anjinghh... Asss... Fuck shit...akhhh....
Crot..
Crot..Dua belas tembakan pejuh Reza mengenai bagian dalam perut Bian. Bian pun seketika juga ikut klimaks bersamaan.
Reza mencium bibir Bian dengan mesra dan lembut. Sambil sesekali mencium kening Bian. Nafas keduanya masih tersengal akibat pergumulan panas dan sangat nikmat itu.
"Makasih, Ya, Bi!"
Cup..
"Sama-sama, Bang!"
Keduanya kembali berpagutan hingga mereka berdua tertidur dalam satu selimut yang sama. Tanpa memakai kembali pakaian mereka berdua.
.
.
.
.
.
.
Pasti pada penasarankan visualnya bang sandi... Hehe. Othor up di akun IG othor ya.... Btw si Sandi ternyata bukan orang sembarangan loh ternyata.Btw, Dua bab lagi menuju TAMAT ya... 😭😭😭 Seperti apa akhir kisah Bian nantinya? Stay selalu di GAIRAH PARA PEMUDA.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH PARA PEMUDA
Non-FictionSebuah cerita tentang kebinalan sosok Bian. Remaja awal SMA yang berparas tampan dan imut berkulit putih mulus yang selalu dapat menangkap mangsa para pemuda gagah didesanya demi nafsu seksualnya. Dirinya tidak sadar bahwa jika parasnya yang memikat...