Sepulang dari acara jalan sore bersama Bian, Fahry kini sedang berada dikamarnya. Jari jemari tangan kananya mengusap-usap cincin berbahan dasar kayu jati yang unik.
"Ga nyangka, indah banget nih cincin. Mana pas lagi dijari gua!" Takjubnya.
Tanpa Fahry sadari, cincin yang dipakainya memgeluarkan sedikit cairan. Fahry yang langsung melihatnya buru-buru bangun dari tidurnya. Ia duduk diatas ranjang sambil mengusap sedikit rembesan cairan itu dengan ibu jarinya.
"Apaan nih, aneh banget. Masa ada cincin keluar cairanya?" Gumamnya.
"Eh, tapi kan ini dari kayu. Mungkin aja emang jenis kayu yang bisa keluar cairanya. Tapi kok wangi ya?!"
Fahry mengendusnya. Ibu jari yang tadi digunakan untuk mengusap cincin kayu itu perlahan ia dekatkan ke indera penciumanya.
"Huwanjirr wangi banget!" Kaget Fahry.
Seketika itu pulalah, Fahry juga mengeluarkan keringat dari tubuhnya yang beraroma sama. Namun, dirinya tidak menyadarinya. Berbeda dengan Bian yang mengeluarkan cairan harum dati lubang anal nya, Fahry mengeluarkan cairan yang sama namun melalui keringat.
Drrtt... Drrtt... Drrtt...
Ponsel Fahry bergetar. Tertera sebuah nama dengan panggilan suara. Fahry yang tadinya fokus, kini mengalihkan atensinya pada benda pipih hitam disampingnya.
"Ngapain sih nih anak udah malem pake nelfon segala"
Halo....
(....)
Iya, gua dirumah. Ada apa?
(....)
Tumbenan minta ditemenin. Emang orang rumah pada kemana?
(....)
Iya gua kesana sekarang
(....)
Hah? Serius lu?
(....)Fahry buru-buru menyingkap gorden kamarnya. Betapa terkejutnya dia ketika sipenelepon ternyata sudah berada diseberang jalan depan rumah fahry.
Anjirr kenapa ga masuk aja sih, Lu. Pake nelpon segala kalo udah didepan rumah
(....)
Ya udah bentar gua bilang orang rumah dulu
(....)
Iya bawel
(Pip.....) Ponsel dimatikanFahry langsung saja asal mencomot sweater putih nya. Dirinya langsung keluar untuk meminta izin pamit pada orang tuanya.
Setelah mendapatkan izin, Fahry langsung menghampiri sang penelepon.
"Lama banget, Lu"
"Banyakan omong Lu, Dil. Udah ayo buruan keburu malem!"
"Siapp!!"
Motor langsung saja dihidupkan. Roda dua itu mulai berjalan meninggalkan komplek desa Fahry tinggal.
Ternyata sipenelepon itu adalah Fadil. Dirinya meminta Fahry untuk menemaninya malam ini. Orang tuanya diajak Bang Ken, abang Fadil, pergi ke daerah Jawa Barat sekedar bertamu. Karena Ayah dari calon tunangan Ken sedang dirawat diRumah sakit. Alhasil Fadil kini sendirian dirumah.
Keduanya kini telah berada dikamar pribadi milik Fadil. Kamar yang menurut Fahry sangat gentle sekali. Meskipun baik Fahry maupun Bian sudah sering bermain dan menginap dikamar Fadil.
"Huwanjirr... Ternyata gua dari tadi cuman boxeran doang?. Pantesan dingin!" Fahry yang baru menyadri penampilanya terkejut pasrah.
"Ya mana gua tau" Sambung Fadil.
"Gara-gara elu nih, Dil. Nyuruh cepet-cepet"
"Udah ga usah pusing. Lagian juga entar Lu molor tetep pake selimut. Ga isah ribet dan lebay".
Fadil kini menghibur Fahry dengan bermain PS. Alhasil keseruan itu berlanjut hingga pukul sebelas malam.
Hoammmm
"Ngantuk, Gua!""Ya udah, tidur duluan sono gih!"
Fahry langsung saja menjatuhkan dirinya diatas kasur busa milik Fadil. Tak lama kemudian dirinya terpejam. Fadil yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Nih anak udah gede masih aja kaya bocil".
Fadil kemudian menyelimuti Fahry dengan hati-hati. Setelah selimut itu terpasang, Fadil menyusulnya pula. Dia menaiki ranjang dan masuk kedalam selimut yang sama dengan Fahry.
Pukul duabelas lebih Fadil masih belum bisa memejamkan matanya. Dari tadi dia hanya merubah-rubah posisi agar bisa cepat tidur. Nyatanya tak bisa.
Tanpa disadari oleh Fadil, Fahry kembali mengeluarkan keringat harum yang beraroma sama seperti sebelumya.
Tiba-tiba, detak jantung Fadil sedikit terpacu. Entah ada apa sebenarnya yang dirasakan Fadil saat ini. Dirinya kini tengah miring menghadap Fahry yang terlelap.
"Ternyata, kamu manis juga ya, Ry!" Kata Fadil. Namun, sedetik kemudian dia menggeleng. Ada apa dengan dirinya yang tiba-tiba memuji sahabatnya dengan pikiran mesum.
"Anjing, itu sahabat lu, dil. Lagipula dia cowok.... Gilaaaa" Fadil sedikit frustasi.
Tapi, entah ada magnet apa dalam diri Fahry sehingga kini Fadil sedikit kehilangan kesadaran fikirnya. Jemari Fadil menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah atas Fahry.
Cup...
Fadil mengecup bibir Fahry singkat. Terasa manis. Itu yang dirasakan oleh Fadil. Tiba-tiba, tangan Fadil tak sengaja memegang paha Bian. Kulit tangan Fadil yang sedikit keras karena efek olahraga menyentuh kulit yang amat lembut milik Fahry dibagian paha.
Eunghhh....
Fahry sedikit melenguh dengan usapan sensual dari telapak tangan Fadil. Fadil kini sudah kehilangan akal sehatnya. Pikiranya tiba-tiba dikuasai oleh kabut gairah.
Fahry kini mulai terjaga dan membuka matanya. Entah dorongan dari mana pula, kini kedua sahabat itu saling menatap dalam diam. Tatapan keduanya sangat dalam dan ada kesan gairah dan nafsu didalamnya.
Bibir tebal Fadil kini mulai mendekati bibir Fahry yang tipis dan pink. Perlahan, Fadil hanya menempelkanya saja. Lama kelamaan lumatan-demi lumatan Fadil lakukan. Seperti terhipnotis, Fahry membalas rangsangan ciuman dari Fadil.
Selimut yang menutupi keduanya-pun kini entah kemana. Sweater yang dipakai Fahry telah terbang bebas. Hanya menampakan kaos tipis dan boxer putih yang dipakai Fahry.
Ciuman itu perlahan turun menuju leher putih Fahry. Sapuan lidah Fadil hingga kebagian dada Fahry. Fadil membuka paksa kaos yang dipakai Fahry dan segera menghisap kedua niple pink milik Fahry.
"Mmhhh... Ahhh..."
Rambut Fadil sudah acak-acakan hasil jambakan nikmat dari Fahry. Fahry terus saja meracau nikmat sambil lenguhan itu memenuhi ruangan kamar Fadil.
Fadil tak mau kalah. Ia bangkit namun masih diatas Fahry. Perlahan, Ia membuka kaosnya. Terpampanglah otot lengan yang terbentuk. Jangan lupakan, enam kotak yang berada diperut Fadil kini mulai nampak menonjol. Membuat Fahry susah menelan ludahnya.
Diarahkanya tangan Fahry keperut Fadil. Fahry yang mengerti langsung mengusap sensual dada bidang fadil hingga enam kotak dibawahnya.
"Sshh... Ahh... Iya sayanghh... Ah.."
Sesuatu dibawah sana mulai tegang. Celana pendek yang diapakai Fadil telah mengembung sempurna. Sesuatu milik Fadil sudah berontak.
"Buka, sayang!"
Fahry membukanya. Sekalian dengan CD nya ia turunkan. Betapa takjub dan kagetnya, sebuah kontol jumbo untuk ukuran anak SMA terpampang dihadapanya.
"Malam ini, aku milikmu seutuhnya.."
.
.
.
.
.Hy sobat, ada yang penasaran dengan kelanjutanya? Wkkk pantengin terus ya ceritanya. Kalo rame komen nya bakalan othor up lagi besok.
Yang lupa sama visual Fadil dan Fahry, bisa ditengok lagi di IG othor ya. Sudah othor up disana. See you next part nya.
Owh iya, kalo ada yg mau gabung di grup tele othor, DM lewat IG saja ya. Ad banyak video ena-ena kaya Bian wkkk
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH PARA PEMUDA
Literatura FaktuSebuah cerita tentang kebinalan sosok Bian. Remaja awal SMA yang berparas tampan dan imut berkulit putih mulus yang selalu dapat menangkap mangsa para pemuda gagah didesanya demi nafsu seksualnya. Dirinya tidak sadar bahwa jika parasnya yang memikat...