#3

153 94 15
                                        

Haii teman-teman jangan lupa Vote dan Tandain typo yaa ୧⍤⃝💐

Seperginya Kalula, Melani hanya duduk menunggu Ayahnya yang akan menjemputnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperginya Kalula, Melani hanya duduk menunggu Ayahnya yang akan menjemputnya.

Tin...Tin...

Bunyi klakson mobil mengagetkan Melani yang sedang menatap kosong kearah kakinya.

"Ayo pulang," ajak seorang lelaki setengah baya itu yang tak lain adalah Bagas—Ayah Melani.

"Let's go!" senyum melani mengembang melihat ayahnya yang datang.

Melani membuka pintu dan duduk di depan bersama ayahnya. Ia menceritakan tentang kegiatannya di sekolah.

"Ayah aku satu sekolah sama Kalula loh," beritahu Melani antusias.

"Oh ya? udah lama ayah nggak ketemu dia," balas Bagas.

"Iya ayah, nanti ayah bisa kan anterin aku ke rumahnya, tapi aku lupa minta nomornya terus aku juga gatau rumahnya sekarang dimana, nanti deh besok aku minta," cerocos Melani.

"Iya nak, Tapi kamu udah makan belum?" tanya Bagas.

"Udah yah tadi di beliin Arsen, soalnya aku pingsan karena semalam nggak makan." Melani menunduk, tidak mau melihat wajah sang ayah.

"Astaga kan ayah udah sering bilang jangan sampai terlambat makan apalagi nggak makan." Bagas menasehati Melani yang sering lupa makan bahkan tidak makan.

"Hehehehe iya yah, tadi ada pacar Kalula yang disuruh Kalula untuk beliin makanan jadi Nini udah makan bareng tadi sama mereka," Melani sangat bersyukur punya sahabat kayak Kalula.

"Bagus deh nak, jangan kecewakan sahabat mu itu ya nak." Bagas mengingatkan.

Melani hanya menanggapi dengan anggukan kepala disertai senyuman.

𝄞⨾𓍢ִ໋

Arsen memilih untuk mengajak kalula membeli ice cream sebelum pulang, Kalula sangat suka ice cream, apalagi yang rasanya matcha.

Gadis berambut panjang itu sangat bahagia karena dibelikan ice cream di tengah cuaca yang sangat panas.

"Kita gini terus ya," ucap Arsen tiba-tiba sembari mengelus pelan rambut Kalula.

"Iya, gatau gimana kalau kamu nggak sama aku," balas Kalula, sembari tersenyum kearah Arsen.

Tangan Arsen terangkat untuk mengelap sudut bibir Kalula yang ada ice cream dengan jari jempolnya.

Setelah menyenangkan Kalula dengan mengajaknya membeli ice cream, kini Arsen memutuskan untuk mengantarkan Kalula pulang ke rumahnya.

𝄞⨾𓍢ִ໋

"Bunda, Kalula sudah pulang!" teriak Kalula yang memasuki rumah sambil berlari naik ke lantai dua untuk pergi ke kamarnya.

"Aduh, itu anak ya bener-bener," ucap bundanya kepada dirinya sendiri sambil melihat Kalula yang berlari menaiki tangga dengan wajah yang bersemangat.

Berbahagialah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang