2

187 20 11
                                    

Untuk menemani malam minggu kelabu kalian...

...

" bye-bye... " pamit jisung dan felix melambaikan tangan lebih dulu untuk pulang bersama sang ayah, begitupun dengan bangchan dan juga changbin.

Bangchan dan changbin, Mereka berdua juga sudah menetap bersama kedua orang tua mereka sepenuhnya seperti si kembar, dan terkadang akan menginap di rumah sang paman saat hari libur.

Membuat rumah menjadi sepi karena hanya di tinggali oleh 4 anak sisanya. Meski terkadang lino dan hyunjin akan membuat ramai karena perdebatan keduanya.

Dimana membuat seungmin sakit kepala...

Beruntung ia memiliki jeongin sebagai penghiburnya dengan tingkah lucu si kecil.

" loh? Om? Kenapa om yang jemput? Paman dimana? " tanya lino pada jackson yang menjemput mereka pulang sekolah.

" paman kalian sibuk... " jawab jackson seadanya membuat mereka semua saling memandang.

" apa paman tidak akan pulang? " tanya seungmin penasaran.

" pulang kok, hanya saja akan sedikit malam... kalian akan bersama om sampai paman kalian pulang... "

" om, apa kita akan menjenguk oma? " tanya hyunjin.

" kamu ingin melihat oma? " tanya jackson balik.

" bukan hyunnie om, tapi adek... katanya kangen sama oma... " jawab hyunjin mengelus jeongin yang tertidur di mobil sembari menyusu dengan botol susu bayi kesayangannya.

Kebiasaan jeongin yang masih sulit di hilangkan meski anak itu sudah menginjak bangku Sekolah Dasar.

* jeongin bukan lagi anak Tk ya, mereka semua udah pada naik kelas.

" baiklah, setelah kalian berganti baju.. kita jenguk oma ya... "

Oma kesayangan mereka selama ini mengidap penyakit kanker paru-paru yang ia sembunyikan rapat-rapat dengan sangat baik.

Hingga dirinya tak lagi mampu untuk menutupinya dari anak dan cucu-cucunya, terlebih lagi ia juga sempat mengalami kecelakaan yang membuatnya cedera parah. Hingga di rawat inap di rumah sakit.

Meski kesempatan hidup dinyatakan tidak ada, jinyoung tetap kekeh merawat sang ibu di rumah sakit ternama untuk membuatnya tetap bertahan sedikit lebih lama.

Umur sang ibulah salah satu alasan jinyoung bergerak cepat untuk segera menikah, mengabulkan keinginan terbesar sang ibu yang selalu di tuntut padanya.

" ibu tidak bisa terus bersamamu jinyoung, menikahlah... dengan begitu ibu bisa meninggalkanmu dengan tenang.. menyusul ayahmu di atas sana... "

Kalimat sang ibu yang terus terngiang di kepalanya sungguh membuat jinyoung frustasi hampir setiap harinya.

Beruntung ia memiliki anak-anak dan teman-teman yang selalu membuatnya tertawa.

.
.
.
.

" ibu.... binnie pulang... " sapa changbin berlari menuju ibunya yang tengah mengurus bunga-bunganya di ruang tamu.

" binnie sayang... jangan lari... "

" hehehehe... ibu sedang apa? Ibu baru saja sembuh, jangan terlalu capek... " ujar changbin membuat jinnie tersenyum, mengelus lembut surai sang anak.

" ibu gak capek kok... lagian ibu bosan di rumah sendiri, kamu sekolah... ayah kamu kerja... ibu gak betah kalo cuman tidur-tiduran...lagian ibu udah sembuh kok karena adanya kamu... " ujar sang ibu yang masih mengonsumsi obat untuk kesehatan mental dan pikirannya.

" kalo ibu udah sembuh, ibu gak akan minum obat... lagian ibu kan bisa menonton tv saat bosan... "

" tidak ada yang menarik di tv... " jawab sang ibu sembari fokus kembali pada bunga-bunganya.

" dimana ayahmu? " tanya sang ibu basa-basi.

" seperti biasa bu, kerja... " jawab changbin yang terbiasa dengan agenda sang ayah. Yang akan menjemputnya pulang sekolah, memulangkannya lalu kembali bekerja ke perusahaan paman.

" apa menariknya bu bunga-bunga ini? " tanya changbin mengambil setangkai bunga lalu mengendus wanginya.

" sangat menarik dong... setiap bunga memiliki bau harum dan karakteristik yang berbeda, terlebih lagi mereka juga memiliki arti masing-masing dan hanya pencinta bunga lah paham arti dari mereka... "

" setiap bunga juga memiliki kegunaan masing-masing, entah itu baik atau buruk... dan yang paling menarik, bentuk mereka yang beragam akan sangat menarik mata ketika di gabungkan dalam satu wadah... "

" lihat, bukankah cantik... " ujar jinnie menunjukkan salah satu vas bunga yang telah selesai ia desain.

" ada yang jauh lebih cantik dari pada bunga-bunga ini bu... " ujar changbin membuat ibunya penasaran.

" benarkah? Apa itu? "

" tentu saja ibu!! " pekik changbin memeluk erat jinnie, membuat wanita itu tertawa bahagia.

" kamu bisa saja ya... benarkah ibu lebih cantik dari bunga-bunga ini? " tanya jinnie menangkup wajah changbin hingga pipi bulatnya terlihat semakin bulat.

" hm!! Sangat cantik! Hingga binnie tidak bosan melihat wajah ibu setiap hari... bahkan saking cantiknya, wajah ibu terlihat silau... "

" hahahaha... kamu ini bisa saja! Masih kecil sudah pintar menggombal.. " ujar jinnie mencubit pipi sang anak gemas.

" hehehe... binnie gak mau kalah dari ayah... "

" sudah sana mandi, ganti baju... nanti ibu masakan makanan kesukaanmu... " ujar sang ibu mencium pipi sang anak yang sudah puas ia cubit.

" ibu mau masak? Baiklah! Tunggu binnie ya! Jangan masak sendiri! Harus sama binnie! " ujar changbin buru-buru melesat ke kamarnya.

" benar-benar anak yang lucu.... "

( terima kasih sudah kembali ke kehidupan ibu, nak... ) inner jinnie bahagia karena dapat bertemu dengan sang buah hati yang hilang sejak bayi.

Ia sangat mengingat bagaimana kesedihan dirinya setelah kehilangan sang buah hati, hingga dirinya menjadi salah satu pasien penghuni RSJ.

membuat sang suami menjadi sakit-sakitan karena mengurusnya yang sulit dihadapi.

" aku harus segera membereskan ini... " gumamnya mulai bergerak cepat untuk menyingkirkan bunga-bunga.

* ibunya binnie dah keluar dari RSJ gais...

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang