1.2K 126 25
                                    

Hi! (●’◡’●)ノ

Selamat membaca, dan jangan lupa komen, ku tungguin yaaa✧(。•̀ᴗ-)✧

»»——⍟——««

Tengah malam, barulah kedua mata Riki terbuka perlahan, berkedip sesuaikan cahaya remang-remang, badannya masih terasa panas meski tak separah tadi, tapi perutnya masih terasa melilit.

Riki berkedip cepat saat wajah Heeseung berjarak beberapa inci saja dari wajahnya, Omega itu menahan napasnya, dia tidak di apa-apakan kan?

Mengecek seluruh tubuhnya, aman. Tapi saat ia sadar bajunya berganti, Riki jadi sanksi, ditambah aroma feromon Heeseung tampak penuhi kamar, dan disitulah Riki sadar dimana ia sekarang.

"Aduhh, " Riki kembali memegangi perutnya. Sial, masih sakit saja.

Heeseung terbangun, merasakan pergerakan dari orang di sebelahnya, dan temukan Riki yang meringis seperti siang tadi, lengkap dengan keringat dingin di pelipis.

Tak banyak bicara, Heeseung langsung menarik Riki mendekat, memeluknya dari belakang dengan tangan besarnya yang masuk kedalam kaos yang Riki pakai, buat Omega itu terjengit, ingin menjauh tapi elusan lembut di perutnya buat sakit yang ia rasakan berangsur berkurang.

Dan Riki kembali rasakan matanya memberat akibat serangan kantuk, tak butuh waktu lama, Omega itu kembali tertidur.

»»————>✾<————««

"Makan"

"Seriusan Kakak nyuruh Aku makan? Perutku sakit banget, mana bisa makan. Lagian, Aku mau pulang, " Riki masih meringkuk menahan sakit pagi itu, rasanya kayak mau mati, kalau Riki boleh hiperbola.

"Turunin! " Riki melawan saat Heeseung tiba-tiba memindahkan tubuhnya ke atas pangkuan Alpha itu.

"Diem, Omega. "

Riki berhenti melawan saat suara berat Heeseung penuhi telinganya, tubuhnya merinding tiba-tiba, terjengit saat tangan besar Heeseung kembali mengelus perutnya dari balik kaos.

Riki benci mengakui ini, tapi saat perutnya dielus tangan Heeseung, rasa sakitnya lumayan berkurang.

"Makan, dari kemarin lo belum makan apapun, " Heeseung menyodorkan sesendok nasi ke depan bibir Riki, tangannya yang lain masih tetap mengelus perut Riki lembut.

Memilih jadi anak baik, Riki menerima suapan dari Alphanya, menelan paksa makanan yang demi apapun tak ada rasanya sama sekali. Lidahnya mati rasa saat ini.

Omong-omong, kendali Heeseung bagus juga, buktinya ia tidak dimangsa saat ini, padahal berdekatan dengan Omega heat tak berakhir baik biasanya.

"K-kak—"

Sepertinya Riki ingin menarik kembali pemikirannya tadi, sebab sekarang Omega itu bisa rasakan tengkuknya yang diciumi dari belakang.

"Suka, wangi bunga mawar, " gumaman rendah Heeseung tepat di sebelah telinganya, buat Riki lagi-lagi merasa merinding.

Tangan didalam kaosnya mulai mengelus pinggang rampingnya, sesekali di remas pelan.

"Aku tau Kamu bisa lihat, " bisik Heeseung lagi, kali ini disertai gigitan kecil di perpotongan leher Riki.

"L-lihat— ah—apa? " tanya Riki susah payah, tangannya terkepal di depan dada Heeseung, meremas kaos yang pemuda itu kenakan.

"Benang itu. "

Riki tersentak, semakin meremas kaos Heeseung saat tiba-tiba bibirnya di cium, dilumat lembut sebelum tiba-tiba berubah lebih agresif, menuntut, seolah ingin mengambil semua pasokan oksigen sang Omega.

Tautan terlepas saat Heeseung merasakan tubuh Riki makin melemas, bibir tipisnya menyeringai, maniknya memperhatikan bagaimana Riki dengan wajah merahnya tengah mencoba menghirup oksigen sebanyak mungkin.

"Maaf, mungkin sedikit sakit, " bisik Heeseung lagi, semakin menarik Riki mendekat, bibir tipisnya berhenti tepat didepan tengkuk Omeganya.

"AAKHHH"

Teriakan sarat akan rasa sakit mengudara, memenuhi kamar Heeseung dan mungkin terdengar hingga luar kamar. Riki terisak lagi, kali ini sebab rasa sakit yang menjalar dari tengkuknya, buat tubuhnya seakan lumpuh seketika.

Heeseung menandai Omeganya.

"Maaf, " Heeseung menyingkirkan helaian rambut Riki yang menutupi keningnya, bubuhkan kecupan singkat sebelum membaringkan sang Omega yang tak sadarkan diri.

"Gue masih waras, syukur, " gumam Heeseung, berjalan memasuki kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya— Heat Riki bukan alasan untuk merusak Omega itu ya, Heeseung masih ingat mereka belum menyelesaikan sekolah.


Tbc

Aku lagi rajin apdet cerita ini— yang alpha masih nge stuck😞😞

Thanks for Reading! ✧(。•̀ᴗ-)✧

Benang Merah [Heeki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang