1.1K 110 15
                                    

Hi! (●’◡’●)ノ

Selamat membaca, dan jangan lupa komen, ku tungguin yaaa✧(。•̀ᴗ-)✧

»»——⍟——««

"Lo pulang kerumah kemarin? Kenapa nggak bilang-bilang? Gue kira lo diculik"

Heeseung menoleh ke asal suara, urung membuka pintu apartemennya, dilihatnya Beomgyu yang berdiri di ambang pintu apartemen di sebelahnya, menatapnya dengan tatapan menginterogasi.

Dibanding pulang ke rumah, Heeseung lebih sering pulang ke apartemennya karena memang lebih dekat jaraknya dengan sekolah, dia dan Beomgyu lebih sering berangkat dengan jalan kaki meski diberi fasilitas motor oleh orang tua masing-masing.

"Ngapain bilang-bilang ke lo? " tanya Heeseung dengan raut jijik, tiba-tiba merasa merinding.

Beomgyu menggaruk pipinya yang tak gatal, Alpha itu kemudian meringis kecil.

"Iya juga ya, lo siapa gue? "

"Orang aneh, " cibir Heeseung sembari membuka pintu apartemen, hendak melangkah masuk namun urung saat Beomgyu berbicara lagi.

"Bentar-bentar!! Maksud gue, kemarin tuh ada yang nyariin lo, gedor-gedor pintu keras banget ganggu tidur gue, " Beomgyu berucap setengah mencibir, mengingat kembali sosok gadis Alpha yang nyaris merusak pintu apartemen temannya.

"Siapa? " tanya Heeseung bingung, seingatnya ia tak punya janji dengan siapapun.

"Gisel katanya? Cantik sih, tapi nggak sopan soalnya ngotot banget nyariin lo, mana nuduh-nuduh gue nyembunyiin lo, tu pintu apartemen hampir aja roboh kalau satpam nggak cepet-cepet dateng, " Beomgyu hampir terlihat seperti Mamanya yang tengah mengomel jika Heeseung boleh jujur.

"Terus-terus, bisa-bisanya dia nuduh gue suka ngegodain lu, jelas-jelas gue Alpha tulen, udah punya Omega, mana sudi selingkuh sama Alpha juga, dih, " Beomgyu masih mengomel, dan Heeseung juga masih tetap berdiri di depan pintu, mengingat siapa gadis bernama Gisel ini?

"Oke makasih infonya, " Heeseung mengangkat jempolnya dengan wajah datar, lekas melangkah memasuki apartemennya sebelum omelan Beomgyu lebih panjang lagi.

»»————>✾<————««

Sejak hari itu, Riki berkali-kali berupaya untuk seminim mungkin terlibat percakapan dengan Heeseung, singkatanya Omega itu menghindari Alphanya.

Dan Heeseung ingat siapa si gadis Alpha yang diceritakan oleh Beomgyu, gadis yang dipilihkan oleh Kakeknya karena dia belum bertemu Mattenya padahal di umur 17 tahun biasanya orang-orang sudah mulai bertemu takdir mereka.

Syukurnya, Riki tak lagi bersembunyi hingga akhirnya perjodohan tanpa persetujuannya itu batal. Heeseung yakin si gadis Alpha itu datang untuk meminta penjelasan mengapa perjodohan mereka dibatalkan.

Yah Heeseung tak peduli lagi. Sekarang masalahnya, Riki terus menghindarinya.

"Junghwan 'kan? Tau Riki dimana? " tanya Heeseung setelah menghentikan langkah Junghwan dan Jungwon di koridor.

"Tadi masih piket di kelas Kak, " ucap Junghwan, melirik sekilas pada Jungwon.

"Nggak ada tuh gue lihat, " jawab Heeseung heran, tatapannya menajam saat lihat kedua adik kelasnya itu saling bertukar pandang dan menyikut lengan satu sama lain.

"Riki kemana? " tekan Heeseung sekali lagi, buat dua Alpha didepannya menciut dan gugup.

"Anu– itu—" Jungwon tiba-tiba gagap, matanya lari memandang kemanapun asal tak lihat tatapan tajam Heeseung.

"Kalian gak gagap ataupun bisu 'kan? " tanya Heeseung tidak sabaran.

"T-tadi kita denger ada Alpha dari kelas sebelah yang ngajak Ni-Ki bareng pulang, " cicit Junghwan, badan bongsornya benar-benar tak ada apa-apanya didepan Alpha dominan seperti Heeseung.

Tangan Heeseung mengepal erat, tanpa melontarkan sahutan apapun, Alpha dengan status dominan itu berjalan cepat menuju parkiran, tinggaljan Junghwan dan Jungwon yang langsung ucap syukur karena perginya Heeseung dan aura mengintimidasinya.

"Mau kemana, Omega?" tudung Hoodie abu milik Riki tertarik dari belakang, Heeseung menatapnya tajam segera setelah ia membalikkan badan.

"M-mau pergi pulang lah, " jawab Riki berusaha mengontrol wajahnya supaya tak terlihat gugup.

"Sama Alpha lain? "

"Gue nggak suka lo deket-deket Alpha lain selain orang yang Gue tahu atau kenal, " tekan Heeseung, menatap tajam Omeganya yang membalas tatapannya seolah tengah menantang.

"Lo siapa gue emangnya!? "

"Gue Alpha lo, kalau lo lupa, " Heeseung menekan tiap kalimatnya, feromon miliknya berbau pahit dan tajam karena emosi.

Heeseung menarik napasnya dalam-dalam, upaya guna meredam emosinya yang nyaris meledak. Tangannya dengan kasar menarik tangan kanan Riki sedang tangannya yang lainnya mengambil cincin dari dalam sakunya untuk dipasangkan pada jari manis si Omega yang bergeming, berhenti memberontak setelah si Alpha menyematkan cincin cantik di jari manisnya.

"Gue gak suka pacaran, buang-buang waktu. Kalau gini 'kan gue punya hak buat larang-larang lo deket Alpha lain, dan kapan pun waktunya gue bisa tinggal nikahin lo, Omega nakal, " bisik Heeseung, menarik Riki mendekat kemudian mencium bibir berisi si Desember, mengabsen barisan gigi yang termuda hingga tepukan kecil di dadanya buat si Alpha berhenti.

"Pulang bareng, batalin aja janji sama Alpha jelek itu, " Heeseung menarik lengan Riki menuju halte bus, meninggalkan sosok lain yang berdiri membeku tak jauh dari mereka. Heeseung sadar akan kehadiran sosok itu, makannya tanpa ragu ia mencium Riki supaya si Alpha yang dengan lancang mendekati Omeganya itu tahu, jika Riki hanya miliknya.




Tbc

(●’◡’●)ノ

Benang Merah [Heeki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang