¹³

1.2K 89 10
                                    

Hi! (●’◡’●)ノ

Selamat membaca, dan jangan lupa komen yaaa✧(。•̀ᴗ-)✧

Anw announcement!!⚠️⚠️⚠️

»»——⍟——««

Sepanjang jam pembelajaran Riki terus-terusan menggosok tengkuknya, rasakan perasaan panas yang tak ia mengerti pada tanda gigitan Mattenya.

Dan setelahnya rasa sakit melilit pada perutnya tiba-tiba datang, Omega itu telan ludahnya susah payah dengan wajah setengah memerah dibanjiri keringat.

"Ki? Kenapa? " Junghwan sebagai teman sebangku menyadari lebih dulu tingkah lakunya, mengernyit saat merasakan feromon Riki terasa lebih kuat dari biasanya— mungkin jika ia tak tahu Riki adalah Omega resesif, Junghwan tidak akan berpikir jika Riki tengah Heat saat ini.

"Permisi, Bu, " Haruto tiba-tiba mengangkat tangan kanannya, menginterupsi penjelasan guru di depan.

"Ya Haruto? "

"Ni-Ki tidak enak badan, boleh saya mengantarnya ke UKS? " dan Haruto selalu jadi orang pertama yang peka jika siklus Heat Riki datang secara tiba-tiba seperti ini.

"Ya, silahkan. Jika tak memungkinkan untuk terus berada di sekolah Kamu bisa minta izin pada Guru piket. "

»»————>✾<————««


"Kak Heeseung gak tau kah jadwal Heat lo? " Haruto menggerutu, membantu Riki meminum air mineral untuk menelan suppressant nya.

Setaunya, Alpha dan Omega yang sudah Matting akan dengan secara naluriah mengerti kapan siklus ruth atau heat pasangannya, dan kehadiran Matte di setiap siklus ruth dan heat itu sangatlah dibutuhkan.

"Tau"

"Tapi lo ngeyel buat berangkat sekolah? " tebakan Haruto tepat sasaran, Riki memilih berbaring di raniang UKS, pejamkan matanya saat rasakan pusing pada kepala.

"Kak Heeseung udah kelas dua belas, nanti ketinggalan pelajaran kalau harus izin buat nemenin gue, " sahut Riki, suaranya terdengar tak bertenaga sama sekali.

Pagi ini saat Heeseung menjemputnya, Alpha itu menyarankan untuk tidak pergi ke sekolah dahulu sampai Heatnya selesai, dan Alpha itu tentunya akan menemani Omeganya, terus berada di sekitarnya supaya feromonnya bisa terus dirasakan.

Tapi Riki dan keras kepalanya benar-benar tidak melunak semudah itu.

Maka saat Sunoo memberitahu Riki di bawa ke UKS oleh Haruto, Heeseung dengan cepat melesat di sepanjang koridor, percepat langkahnya supaya cepat sampai di UKS. Alpha itu tak lupa membawa serta tas mereka berdua bersamanya dan mengajukan izin pulang lebih awal.

»»————>✾<————««

Jadi rahasia umum jika Omega heat bisa menjadi lebih manja dari biasanya, terutama pada Alphanya, bagaimana feromon manis mereka terus bersolek di udara, atau mereka yang terus mengikuti kemanapun Alphanya pergi, meminta terus dibungkus dengan pelukan Alphanya sepanjang periode heat berlangsung.

"Alpha di sini saja, " bibirnya melengkung kebawah, tak senang saat Alphanya hendak berjalan menjauh.

"Sebentar, mau ngabarin Bunda dulu biar nggak dicariin, " Heeseung beri usapan kecil pada rambut Omeganya sebelum berjalan keluar kamar dan menuruni tangga mencari keberadaan Mamanya, memberi tahu jika beberapa hari ini calon menantunya menetap untuk selesaikan periode heat nya.

"Oh? " Heeseung sedikit terkejut, tapi kemudian kekehan kecilnya mengudara begitu melihat Omeganya duduk manis di atas ranjang hanya memakai kemeja putih miliknya— apa ia pergi selama itu?

Feromon keduanya perlahan penuhi seisi kamar begitu si Alpha meraih tengkuk Omeganya, mencium bibir berisinya dengan irama lambat yang memabukkan terbukti dari bagaimana si Omega beberapa kali tersedak liurnya sendiri.

Bibir tipis si Alpha tinggalkan kecupan-kecupan singkat pada pundak putih si Omega, kemeja putihnya merosot tampilkan bahu mulusnya, sedangkan jemarinya meremat rambut Alphanya guna salurkan apa yang dirasakannya saat ini.

Omeganya mendengkur senang saat kulit punggung atau pinggangnya di elus lembut oleh tangan Alphanya, merasa disayang saat si Alpha tinggalkan jejak kemerahan di setiap jengkal kulit putihnya.

Omega menyukai bagaimana Alphanya memujanya, meninggalkan tanda sebanyak mungkin di sepanjang kaki jenjangnya, memberi remasan lembut pada paha dalamnya atau pinggulnya, memberikan sensasi geli tak berkesudahan pada perutnya.

Yang lebih tua menikmati bagaimana reaksi Omeganya pada sentuhan-sentuhan lembutnya, merasa dibutuhkan saat hidung mancung si Omega terus mengejar kelenjar aromanya, menghirup rakus feromon miliknya seolah tak ada hari esok.

"Kak~"

Heeseung terkekeh begitu dengar rengekan yang keluar dari celah bibir Riki.

"Kenapa cantik? Mau apa? "

Heeseung tetaplah Heeseung yang kadang suka berperilaku jahil, sedikit lebih buat Riki merasa kesal dan frustasi sebab munculnya selalu di saat-saat yang sama sekali tak diinginkan.

"A-aku udah basah, " si Omega memalingkan wajahnya yang semerah tomat, persetan sudah dengan harga diri dan rasa malunya, ia hanya ingin Alphanya saat ini.

Kekehan Alphanya buat Riki menggigit bibir bawahnya, masih enggan tatap wajah tampan Alphanya yang kini mendekatkan wajahnya hanya untuk bubuhkan kecupan-kecupan kecil di setiap inchi wajahnya.

Pinggulnya diberi elusan lembut sekali lagi begitu jemari panjang mulai bermain di area bawahnya, kirimkan sengatan-sengatan listrik ke sekujur tubuhhya. Dan Omeganya sangat menyukainya.

Tak ketinggalan pula rangsangan pada dadanya, bagaiman salah satunya dibungkus apik oleh lidah si Alpha, diberi gigit gemas main-main sesekali yang buat si Omega mendesah tertahan.

"Akh!—"

Alpha perhatikan bagaimana Omeganya mendongak dengan teriakan tertahan begitu menerimanya, suguhkan lehernya untuk di akses tanpa penghalang sama sekali, maka menciumi leher putih Omeganya adalah opsi terbaik untuk mengalihkan rasa sakit yang dirasakan.

Dan Alpha selalu suka bagaiman tubuh kecil Omeganya bergetar di bawah kendalinya, terhentak mengikuti irama acak tak beraturan yang ia ciptakan, mendengar dengan baik tiap suara yang keluar dari bilah ranum Omeganya yang merah dan membengkak sebab terus-menerus dilahap habis.

Ah, Omeganya selalu tampak cantik.




Tbc

Benang Merah [Heeki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang