Bab 5 Kekhawatiran

117 8 3
                                    

Aku dalam ketakutan.
Tidak punya sama sekali keberanian.
Hanya dia yang aku percaya.
Hanya dia yang bisa.
Tidak ada orang lain.
(Bunga)

Semua keperluan pernikahan Salma dan Rony hampir selesai. Mereka bahkan sudah akan menyebar undangan. Rasanya waktu berlalu dengan begitu cepat. Tak menyangka mereka akan segera menjadi pasangan suami istri.

"Ron Makasih ya." Ucap Salma lembut.

"Buat?"

"Buat semuanya. Maaf ya aku sering bawel dan marah-marah sama kamu."

"Kamu kalo udah lembut gitu aku jadi pengen telen tau."

"Kok ditelen sih Ron?"

"Abis kamu gemesin."

"Kamu makin kesini makin lemah ya. Padahal dulu sok cool banget. Heran aku."

"Ngapain sok cool lagi. Kan aku udah berhasil dapetin kamu."

"Oh dulu ceritanya buat mancing doang ya. Biar cewek-cewek pada penasaran dan tergila-gila sama kamu. Ihh Rony cool banget siiii. Gemesss deh." Salma memperagakan ekspresi saat dulu banyak teman kuliahnya yang tergila-gila pada Rony.

"Hahaha. Mana ada. Aku cintanya cuma sama kamu Sal. Cuma kamu yang bisa liat sisi aku yang kayak gini."

"Gombal. Udah ah ayok makan. Perut aku udah keroncongan nih." Mereka berdua pergi makan setelah selesai dengan beberapa urusannya terkait pernikahan.

***

Semua undangan sudah selesai dibuat. Rony dan Salma berniat untuk membagikannya hari ini. Teman-temannya pun sebagian sudah berkumpul di rumah untuk membantu.

Hari pernikahan mereka sudah semakin dekat. Munggu depan acara pernikahan mereka akan segera di gelar. Tidak ada harapan lain selain agar semua dipermudah.

"Ron. Ada telpon tuh." Salma menegur Rony yang sejak tadi tidak menghiraukan panggilan di ponselnya.

"Biarin aja."

"Itu bunyi dari tadi lo Ron. Angkat aja kenapa sih? Berisik tau." Mendapat omelan dari Salma, Rony pun langsung mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelpon.

"Bunga?" Rony bergumam dalam hati. Ia kemudian memilih menjauh dari Salma untuk menerima telpon dari Bunga. "Halo." Jawab Rony dengan memelankan suaranya.

"Halo Ron. Lo dimana?"

"Gue lagi di rumah Salma ngurusin undangan. Kenapa?"

"Ron tolongin gue. Gue dikejar-kejar orang suruhannya papa. Sekarang gue lagi sembunyi."

"Lo dimana sekarang?"

"Gue shareloc aja. Lo langsung kesini ya gue takut."

"Yaudah cepetan." Setelah mendapat alamat dari Bunga, Rony langsung bergegas menuju tempatnya berada.

"Ron. Mau kemana?"

"Ada urusan bentar."

"Urusan apaan sih. Tiba-tiba banget."

"Biasa. Kerjaan. Nanti kalo udah selesai aku langsung balik kok."

"Yaudah ati-ati."

Rony langsung pergi begitu saja. Ia merasa cemas sepanjang jalan. Entah apa yang terjadi pada Bunga saat ini. Semoga ia tidak kenapa-napa.

"Lepasin gua. Lu semua mau apa sih?" Teriak Bunga yang minta dilepaskan oleh tiga laki-laki yang memeganginya.

"Maaf Nona. Kami cuma menjalankan perintah Bapak."

Jalan Pulang / Teka-Teki Salma 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang