Tinggal menunggu waktu.
Kita akan bersatu dalam ikatan yang pasti.
Tinggal menunggu waktu.
Hingga semua akan menjadi kenyataan yang selalu kita impikan.
Tinggal menunggu waktu.
Hanya beberapa hari lagi.
(Salma)"Bunga. Kenapa ini? Kenapa baju kamu banyak darah?" Tanya Mama Bunga saat melihatnya pulang dalam keadaan yang kusut.
"Anak buah Papa ngejar-ngejar Bunga Ma."
"Apa?!! Papa kamu emang keterlaluan. Terus apa yang sakit? Kamu diapain?"
"Bunga nggak papa Ma. Tapi, Rony...."
"Rony? Rony kenapa?"
"Dia luka gara-gara nyelametin Bunga."
"Jadi darah ini?"
"Iya ini darah Rony."
"Terus Rony sekarang gimana? Kenapa kamu pulang sendiri?"
"Rony udah baik-baik aja. Lengannya udah dijahit. Dia tadi masih sempet anterin Bunga pulang."
"Ya ampun. Kamu harus berterimakasih sama Rony. Kamu berhutang nyawa sama dia."
"Bunga tahu Ma."
"Ya udah. Sekarang lebih baik kamu istirahat. Mama harus kerumah sakit lagi. Adik kamu sendirian disana."
"Bunga ikut."
"Jangan. Kamu disini aja. Kamu pasti masih shock kan karena kejadian tadi."
"Nggak Ma. Bunga nggak bisa diem disini aja. Bunga khawatir sama Mama dan Andra. Kalo Papa nemuin kalian gimana?"
"Bunga. Mama janji akan lebih hati-hati. Kamu disini aja. Kamu butuh istirahat."
"Tapi Ma.."
"Dengerin kata Mama. Kamu disini aja, biar Mama yang kerumah sakit."
Dengan terpaksa Bunga menuruti apa kata Mamanya. Dan memilih untuk tidak pergi ke rumah sakit.
***
Pagi menjelang, tanpa sadar Salma sudah berada di dalam kamar. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih, ia mencari-cari sesuatu sambil melihat sekeliling.
Salma menemukan secarik kertas diatas meja. Rupanya ada tulisan Rony disana. 'Sayang, aku pulang dulu ya. Maaf aku tinggal, soalnya kita kan belum resmi menikah. Nanti kalau udah resmi, aku baru bisa temenin kamu tidur. Hehehe. Aku udah kunci semua pintu termasuk pintu depan. Di meja ini aku siapin kunci cadangannya. Biar kamu bisa keluar nanti. Selamat tidur sayang.'
Salma senyum-senyum sendiri membaca surat dari Rony. Ia masih tidak bisa menyangka jika perangai Rony yang dingin dan suka membuat keributan dengannya bisa sangat manja dan lembut.
Setelah selesai dengan surat itu, Salma turun dari ranjangnya dan bergegas menuju dapur untuk membuat sarapan. Sudah beberapa hari ini ia harus bersiap sendiri karena Buk Mar sedang absen.
Hari ini Salma sudah ada agenda untuk membagikan undangan kepada teman-temannya sebelum acara pernikahannya yang tinggal beberapa hari lagi. Rasanya ia sudah tidak sabar lagi untuk menjadi nyonya Parulian.
Drrrrtttt. Getar ponsel Salma mengagetkannya saat sedang merebus mie instan.
Melihat nama Nabila di balik layar ponsel, Salma segera mengangkatnya. "Halo. Assalamu'alaikum Kak Salma."
"Halo Nab. Waalaikumussalam."
"Kak Salma udah bangun?"
"Udah Nab. Kenapa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/370096197-288-k178671.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Pulang / Teka-Teki Salma 2
FanfictionSalma sudah berjuang banyak menjelang proses pernikahannya dengan Rony. Namun ternyata cinta saja tidak cukup, ada banyak hal yang masih saja mengganjal bahkan menyandung perjalanan mereka. Beberapa kali keinginan untuk menikah benar-benar harus di...