Jika cinta kita nyata
Mengapa seolah hanya aku yang ada?
Jika cinta kita benar adanya.
Mengapa hanya aku yang berjuang untuk bersama?
Kamu dimana?(Salma)
"Sal. Muka kau kenapa kusut begitu?" Novia nampak khawatir melihat sahabatnya yang sejak tadi hanya duduk termenung sambil melamun.
"Gue bingung Nop."
"Bingung kenapa?"
"Lu liat aja coba. Rony tu akhir-akhir ini sibuk banget. Dalam waktu sebulan, dia bolak-balik terus ke London."
"Ya kan dia lagi urus kerjaan Sal. Kau juga yang bilang kan dia lagi berjuang buat keluarganya karna nggak mau ngecewain lagi."
"Ya terus persiapan pernikahan kita gimana Nop. Masa gue semua yang ngurusin? Kalo ngomongin kerjaan gue juga masih kerja. Tapi ini acara kan buat kita berdua, masa gue terus yang handle."
"Ya kalo gitu kau lah yang harus ngomong sama Rony. Jangan di pendem sendiri."
"Tau ah Nop capek gue. Kadang-kadang gue juga kasian sama dia. Gue bingung mau mulai ngomongnya gimana."
"Ya ngomong aja lah. Seperti yang kau bilang tadi, ini kan acara kalian berdua. Harus sama-sama nyelesainnya."
"Ya udah deh Nop. Gue balik dulu ya. Capek gue. Thanks ya udah nemenin sebentar."
"Iya. Hati-hati kau."
Salma pulang kerumahnya dengan menggunakan taxi. Setelah beberapa kali mengalami kecelakaan mobil, Salma tidak berani mengendarai kendaraan sendiri.
"Pelan-pelan ya pak." Ujar Salma pada supir taxi itu.
"Iya neng."
Sudah sejak tiga bulan yang lalu Salma tinggal sendiri di rumah. Hal itu karena Paul sudah resmi membeli rumah baru untuk ditinggalinya bersama Nabila nanti ketika sudah menikah. Sejujurnya Salma yang lebih dulu ingin meninggalkan rumah karena ia tak ingin terus bergantung pada Paul. Namun Paul melarangnya. Ia ingin Salma menjaga rumah peninggalan mamanya itu karena Salma adalah adiknya. Biarlah Paul yang mengalah untuk keluar dari rumah itu bukan Salma.
"Udah tiga bulan tapi gue tetep ngerasa aneh kalo nggak ada Paul. Rumah ini jadi sepi banget."
"Non." Buk Mar mengagetkan Salma yang tengah merebahkan tubuhnya di sofa.
"Iya Buk kenapa?"
"Non mau makan atau minum apa? Biar Buk Mar buatin. Buk Mar liat kayaknya Non capek banget."
"Emmmm apa ya Buk? Sop tulang aja deh. Pakai resepnya Paul ya Buk."
"Oke siap non. Non pasti lagi kangen ya sama Den Paul?"
"Hehehe. Iya Buk, baru kerasa ternyata pas dia nggak ada. Padahal dulu tiap hari berantem kalo satu rumah."
"Ya itulah Non yang namanya saudara. Kalo ketemu ribut, kalo nggak ketemu kangen."
"Buk Mar bisa aja."
"Ya udah Non istirahat aja dulu biar Buk Mar bikinin sop tulangnya. Ditunggu ya Non."
"Iya Buk."
Salma kembali merebahkan tubuhnya. Namun ponselnya tiba-tiba berbunyi. Ada panggilan dari seseorang.
"Ternyata Rony. Halo."
"Halo. Calon istri. Lagi dimana?" Terdengar jelas suara Rony dibalik sana.
"Nggak usah sok manis lu."
"Kok gitu. Kenapa? Lagi kesel? Atau ada masalah?"
"Masalah gue itu elu."
![](https://img.wattpad.com/cover/370096197-288-k178671.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Pulang / Teka-Teki Salma 2
FanficSalma sudah berjuang banyak menjelang proses pernikahannya dengan Rony. Namun ternyata cinta saja tidak cukup, ada banyak hal yang masih saja mengganjal bahkan menyandung perjalanan mereka. Beberapa kali keinginan untuk menikah benar-benar harus di...