part 12

522 55 21
                                    

Seseorang tengah berdiri dengan badan betumpu pada kedua tangan yang menopang diatas meja. keadaan yang cukup temaram disekelilingnya, hawa menyeramkan itu begitu kentara menyatu dengan aura dingin yang mencekam.

Dengan kepala tertunduk nya itu ia terlihat memandangi sebilah pisau yang ada di meja, terdiam untuk beberapa saat dengan pandangan penuh kekosongan, sampai dimana rasa itu tiba-tiba menyeruak membara begitu hebatnya di dalam diri hingga membuat pisau itu dengan cepat berpindah tempat dan kini tertancap pada selembar kertas yang tertempel di papan mading yang ada di depannya.

Napasnya tersengal akibat amarah tapi tidak lama setelahnya ia perlahan menyunggingkan senyumnya.

"Hanya diriku"

Dan setelah berucap, ia pun terkekeh dengan gila.

"Jennie, aku ingin mengatakan sesuatu"

Cukup, cukup sudah lisa tak bisa selalu terus-terusan begini, bersaing dengan keadaan, ia tak tahan membiarkan dan menganggap seolah baik baik saja di setiap saatnya, bagaimanapun juga ia ingin menjadi pemenang dari permainan ini.

Ia mencintai jennie, ia menyayangi jennie, jika ada yang bertanya kenapa ia bisa begitu mencintai jennie, entahlah itu mungkin akan menjadi pertanyaan yang sulit terjawab, karena ia sendiri pun juga bingung kenapa ia bisa menaruh rasa ini pada gadis itu, gadis yang kini ia tatap dengan begitu lekat.

Menatap dengan kesiapan diri meski debaran itu ikut serta mengiringinya.

"Ada apa, kenapa kau tampak aneh" ucap jennie, dari nada bicara nya terdengar tidak menunjukkan minat.

Lisa selalu mengacaukan waktunya ketika bersama leon, jennie mulai menyadari lisa seperti seolah memang sengaja melakukannya, ia tidak mengerti tapi ia jengkel dengan itu, beberapa hari ini sebenarnya ia sudah menjaga jarak dari lisa, selalu menghindar tapi itu pun juga tak jadi jaminan gadis itu menyerah.

Muak, ia sudah lelah dengan ini semua, apa sebenarnya yang menjadi motivasi nya hingga berlaku seperti ini, rasa bertanya-tanya hingga timbul kecurigaan dalam benaknya bahwa lisa menyukai leon pun cukup mengganggunya.

"Sebelum kau mengatakan sesuatu, aku ingin bertanya lebih dulu padamu..."

"...lisa-yah, kenapa kau selalu menggangguku ketika berdua dengan leon" ucap jennie, matanya memancarkan emosi.

"Mwo, apa maksudmu aku tidak-"

"Kau pikir aku bodoh oh!, kau jelas sengaja melakukannya" ucap ucap jennie menyela elakan lisa.

"Apa kau berniat menjadi penikung disini"

Hening, lisa bahkan tidak berusaha mengatakan apapun setelah jennie berucap.

Kenapa, kenapa jennie seolah memihak pada namja itu, tidak adakah sesuatu yang berkesan tentang dirinya di benak jennie, ia lebih unggul tapi kenapa keadaan selalu mendorong dirinya berada di titik kekalahan, bahkan disaat persaingan itu tidak ada.

"Yak kenapa kau hanya diam" ucap jennie.

"Aku... " lisa tampak ragu melanjutkan ucapannya.

"Penghianat, kau rupanya penghianat, kau bisa mencari namja lain kenapa kau-"

"Kau salah!" ucap lisa.

"Salah, apa yang salah, itu benar bukan" ucap jennie.

"Bahkan aku sama sekali tidak tertarik padanya" ucap lisa.

"Cih, yak jika bukan begitu, lalu apa katakanlah kenapa kau selalu menggangguku, kenapa lalisa!, katakan jangan hanya dia-"

"Karena aku cemburu!, aku cemburu... kau tau aku sakit saat kau lebih memilihnya, aku mencintaimu jennie" ucap lisa.

SickcrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang