part 16

531 78 17
                                    

"Kondisinya tidak begitu mengkhawatirkan, dari pemeriksaan yang saya lakukan tidak ada indikasi berbahaya atau mengancam nyawanyanya, ia hanya mengalami sesak napas ringan, sepertinya karena efek syok dari rasa takut yang dialami, beberapa saat lagi saya rasa ia akan segera siuman" ucap dokter setelah sebelumnya memeriksa keadaan jennie.

Keduanya bernapas lega setelah mendengar ucapan dokter.

"Ah kamsahabnida" ucap rose membungkuk begitu juga dengan lisa.

Setelah kepergian dokter itu, lisa kembali melihat jennie, ia masih terpejam di sana dengan selang oksigen di hidungnya.

Rose perlahan mendekati jennie, tangannya itu kemudian terulur memegang tangan jennie, mengusapnya beberapa kali, lisa memperhatikannya, untuk beberapa saat keheningan itu terjadi, tapi lisa kemudian sedikit terkejut ketika rose tiba-tiba terisak.

"Gwenchana" tanya lisa sembari reflek mengusap punggung rose.

"Aku hanya sedikit menyesal karena buruknya hubungan kami akhir-akir ini hingga jarang berkabar, seharusnya aku lebih memperhatikannya, sungguh aku tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika kau tak ada di situ, mungkin aku sudah kehilangan-" rose tak kuasa melanjutkan ucapannya.

"Sudahlah jangan malah menyalahkan dirimu, apa yang terjadi ini memang sudah jalannya, yang terpenting sekarang jennie sudah berada disini, dia baik-baik saja sekarang bersama kita" ucap lisa.

"Lisa-yah gomawo, aku sangat berterimakasih padamu, meskipun dia berbuat buruk padamu tapi kau bahkan masi menolongnya sampai mengorbankan dirimu sendiri hingga terluka seperti ini" ucap rose, ia menatap lisa.

"aniya" ucap lisa.

Kemudian mata itu pun perlahan mulai membuka, setelah cukup lama akhirnya jennie tersadar dari pingsan.

"Emh" ia tampak mengerang sembari mengernyitkan alisnya.

"Akhirnya kau tersadar"

Suara itu tak asing baginya dan begitu mendapati rose disana, jennie lantas saja memeluknya dengan erat, seolah bahaya itu masi ada di dekatnya, dengan badan sedikit gemetar itu ia tiba-tiba menangis.

"Chaeyoung-ah"

"Ssst uljima, aku disini" rose mengusap punggungnya.

"Aku takut, tolong aku chaeyoung-ah"

Rose mencoba menenangkannya, membiarkan pelukan itu untuk beberapa saat sampai setelah dirasa jennie sudah cukup tenang, ia lalu menarik dirinya kembali.

Namun satu hal yang mengganggu penglihatan jennie ketika pelukan itu terurai, yang mana saat ia menyadari lisa yang rupanya juga berada di tempat yang sama.

Dan disana, lisa sedikit mengulum bibirnya dengan perasaan canggung, tapi sayangnya sesuatu tiba-tiba menusuk, tatapan benci itu lantas ditujukan padanya sebelum kemudian jennie mulai berbicara.

"Yak kenapa orang menjijikan ini ada disini"

Sudah kesekian kalinya, tapi kenapa ini tetap saja terasa sama menyesakkannya, apakah ia terlalu lemah menghadapi, lisa mencoba memendam itu semua.

Rose tercengang dengan ucapan jennie, bisa-bisanya ia malah melontarkan pertanyaan menghina seperti itu pada orang yang telah menyelamatkannya, apakah itu pantas, seburuk itukah lisa di matanya hingga ia berlaku begitu, ini keterlaluan.

"Yak bisakah kau tak berucap seperti itu, asal kau tau lis-" lisa langsung menepuk bahu rose dan menggeleng kearahnya, bagaimanapun jennie masi dalam kondisi syok atas apa yang terjadi padanya, ia pastinya masi merasa trauma, tidak baik memperdebatkan hal yang tak terlalu penting di kondisinya saat ini. lagi pula lisa rasa percuma, mau di jelaskan bagaimanapun itu, kenyataannya jennie tetaplah akan menjadi pembenci dirinya bukan. Pada akhirnya, malam itu ia pun pulang lebih dulu dari sana dan menjadikannya malam yang ditutup tanpa adanya penjelasan.










SickcrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang