kembalinya kisah itu

20 9 1
                                    

Happy Reading
...

Ira diam menatap kagum seorang wanita paruh baya di depannya, Tampak awet muda dan cantik bagaimana bisa ada orang tua secantik ini, Ana menatap bingung Ira, Tiba-tiba ira tersadar dari lamunannya.

" Eh ini tante bunda minta Ira ngantar kue "
Ucap ira canggung

" Kamu Ira? " Tanya Ana menatap lekat ke pada Ira

" Iya tante saya Ira " Tanpa aba-aba tiba-tiba saja Ana memeluk Ira dengan erat tak lupa mencium-cium nya, Ira hanya bisa diam bingung seperti orang linglung

" Tante kangen banget sama kamu, udah besar saja ya perasaan baru kemarin kalian main sepeda bareng Naufal " Ira terdiam mencoba mencerna ucapan Ana bermain? sepeda? bareng bocah tengil itu?

" Yaudah yuk masuk, Kamu mau ketemu sama Naufal kan " Tawar ana, Ira tentu saja tidak mau ia berusaha menolak dengan lembut

" Eh enggak tapi- "

" Udah ayok Naufal pasti senang ketemu sama kamu " Ira hanya bisa pasrah ketika ana menarik tangan nya membawanya masuk ke dalam rumah besar tersebut.

" Kamu tunggu di sini ya biar tante panggilkan Naufal "
Saat ana hendak pergi Ira langsung menghentikan nya.

" Gak usah tante Naufal mungkin lagi istirahat gak enak kalau di ganggu " Ucap Ira sambil cengengesan tidak jelas.

" Ira juga masih ada tugas sekolah yang belum di kerjain jadi gak bisa lama-lama " Tolak ira secara halus sebenarnya ia merasa tidak enak melihat raut wajah sedih ana.

" Oh begitu, Ya sudah tidak apa-apa kapan-kapan main ke sini ya " Tawar ana, Saat Ira hendak melangkah pergi tiba-tiba ada seseorang yang memanggil nama nya.

" Ra " Suara serak dan berat yang sangat Ira kenal, dengan terpaksa ira memutar badannya mengarah ke sumber suara, Dan ya tak salah lagi yang memanggilnya adalah Naufal.

Rambut yang acak-acakan dan wajah bantal yang masih mengantuk dengan celana pendek dan kaos putih yang melekat di tubuhnya, tidak membuat ketampanannya berkurang bahkan jauh lebih tampan.

" Nah kebetulan, sini nak " Ana memanggil Naufal, Naufal pun turun dari tangga menghampiri Ana masih dengan wajah bangun tidur nya.

" Ira jangan pulang dulu ya main sebentar di sini, Nanti biar tante bantu ngomong deh sama bunda kamu ya di sini sebentar saja " Merasa tidak enak menolak akhirnya ira hanya pasrah saja.

" Ya udah deh tante " Jawab Naila sambil tersenyum penuh keterpaksaan.

" Nah gitu dong, Kamu di sini sebentar ya sama Naufal tante mau ke depan cari bahan dapur " Tentu saja ucapn Ana membuat Ira terkejut, tidak mungkin dirinya akan di tinggal bersama boca tengil ini berdua saja.

" Biar Ira temenin " Sahut ira saat ana hendak berjalan pergi.

" Gak usah tante bisa sendiri kamu di sini saja main sama Naufal " kemudian Ana berjalan pergi meninggalkan Ira dan Naufal berdua di sana, Ira hanya diam menatap punggung ana yang mulai menghilang

' main emangnya kita anak kecil ' umpat ira dalam hati

Ira pun kembali menatap ke arah Naufal yang ternyata dirinya sudah dulu menatap nya, menjadikan suasana yang sangat canggung.

" Apa " Tanya Ira saat Naufal menatapnya begitu lekat membuat dirinya tidak nyaman, Naufal pun tersadar dari lamunannya ia mengedipkan matanya beberapa kali.

" Gue mau balik " Ucap Ira tiba-tiba hendak melangkah pergi, tiba-tiba saja ira merasakan sebuah tangan kekar yang melingkar di lengannya sontak membuat ia berbalik

" Gak boleh " Ucap Naufal, menggenggam erat tangan ira.

" dih terserah gue lah "

" Mama gue nyuruh lo di sini nanti kalau nanti dia balik lo udah gak di sini giaman? "

' Benar jugak kata Naufal kalau nanti Tante ana pulang dirinya sudah tidak ada di sini kan gak enak, apa lagi tante ana pengen banget gue ada di sini ' batin Ira

" Yaudah iya " Ucap ira, pasrah

" Sekarang lepasin "

" Apanya " tanya Naufal linglung

" Baju lo, Tangan gue lah " geram ira, buru-buru Naufal melepaskan genggamannya pada tangan Ira

" Ikut gue " lagi Naufal menarik tangan ira membawanya ikut bersamanya menaiki tangga

" Eh keman " Naufal tidak menjawab pertanyaan Ira, ia terus menarik tangan gadis itu menuju kamarnya, membawanya ke balkon kamarnya sesampainya di sana barulah Naufal melepaskan.

" Ngapain sih kesini " lagi-lagi Naufal tidak menjawab pertanyaan Ira ia duduk di sofa yang ada di sana, menatap ke arah langit, Ira menghela nafas panjang kemudian ikut bergabung dengan Naufal duduk di samping sambil menatap ke arah langit.

Suasana malam yang tenang dengan hembusan angin malam yang menyapu lembut kulit menjadi dingin tapi juga menenangkan, bintang-bintang yang bersinar di gelapnya langit malam bersama dengan bulan yang bersinar terang menjadi sangat hangat.

" Ra " tiba-tiba Naufal memecah keheningan, ia menatap wajah cantik wanita si sampingnya yang tengah asih menatap ke arah langit malam

" hm " jawab Ira, tanpa menoleh masih menatap ke depan.

" Lo lebih suka bintang atau bulan " Tanya Naufal
Mendengar pertanyaan Naufal, berhasil membuat Ira menatap ke arahnya.

" Gue lebih suka bulan " Jawab ira kemudian mengembalikan pandangannya ke depan.

" Kenapa " Tanya Naufal sekali lagi, menatap ke arah Ira

" gue suka bulan karena caranya bersinar di gelapnya malam itu selalu buat gue ngerasa tenang, karena bulan juga mengingatkan gue kepada seseorang setiap kali gue liat ke arahnya, kaya ada sesuatu yang misterius tentang, seperti bulan yang indah tapi mustahil untuk di gapai " Jawaban ira membuat Naufal terdiam beberapa saat.

" Terus lo, lebih suka bulan atau bintang " tanya Ira, butuh beberapa waktu bagi Naufal untuk menjawab pertanyaan nya.

" Gue lebih suka bintang "

" Kenapa? "

" Meski ada banyak bintang di langit tapi gue tau mana bintang yang paling gue suka " Jawab Naufal

" Maksudnya? " Tanya Ira tak faham dengan jawaban Naufal

" Bintang itu sama kaya bulan Ra, meski bulan dan bintang terlihat jauh tapi kenyataannya tidak, bintang bisa melihat bulan begitu juga dengan bulan yang bisa melihat bintang " Naufal berhenti kemudian menatap ke arah Ira dengan tatapan yang sulit di artikan.

" Melihat keindahan nya saat bersinar bersama, walaupun mereka dekat tapi mereka tidak akan bisa bersatu " Ira menatap manik mata milik Naufal begitu juga dengan cowo itu, Menatap lekat kedua bola mata wanita di depannya.

" Kita pernah ketemu kan sebelumnya fal "

•••

Malam....

_ Menyaksikan rembulan mengapa mengingatkan masa lalu kebahagiaan _








Beautiful Smile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang