Kappa

22 5 0
                                    


Lari, itu lah yang mereka lakukan tanpa mempedulikan ikan, pakaian, barang bawaan, dan minum mereka.

Bertanya tanya di dalam hati 'untuk apa berlari?' hingga Tanaka dan Taketora berhenti, mereka pun ikut berhenti. Taketora meletakan satu tangan nya di pohon dengan nafas terengah engah sementara Tanaka meletakan dua tangan nya di lutut nya, menunduk terengah engah.

"huh...huh...Tora! Ada apa?!" Kenma keberatan dengan lari mendadak tadi.

"huh...s-sebentar..." dengan nafas yang belum teratur Taketora mencoba mencari sesuatu, setelah di rasa aman dia akhirnya menghela nafas dengan lega dan mulai menyuruh mereka semua menyimak.

"Tadi saat bersama Tanaka, aku...."

//TAKETORA'S POV FLASHBACK//

"Kau menggunakan umpan apa?" Aku baru saja sampai ke tempat Tanaka dan segera duduk di sebelah nya untuk menyiapkan umpan.

"Aku tidak dapat cacing! Padahal dari tadi sudah ku cari" Tanaka.

"Coba pakai potongan ikan"

"Ohh!! Ide bagus!" Tanaka.

Kami berdua mengambil beberapa potong ikan yang belum di panggang dan mencoba mencari tempat yang cukup dalam, kami berharap mendapat ikan besar untuk sekedar di pamerkan karna kami semua sudah kenyang.

"Aku harap kita bisa dapat ikan besar tanpa menunggu lama lama" bisik Tanaka kepadaku.

"Kurasa itu tidak akan bisa" aku berbisik kembali pada nya sambil menatap fokus pada ujung kail yang ku lempar ke air.

"Kenapa tidak? Ikan aktif malam hari kata Noya-san" Tanaka.

"Itu ikan laut bukan ikan sungai!" ahh sebenarnya aku tidak yakin ini benar atau tidak ya? Kurasa Tanaka bodoh ini juga hanya mengangguk ngangguk, dia tidak sepintar itu hahahhahaa.

Saat aku sedang menunggu bersama Tanaka umpan Tanaka langsung di tarik cukup kuat ke dalam perairan yang cukup dalam.

"Woahh!! Tuhan sangat baik! Harapan ku langsung di kabulkan!" Tanaka berteriak dengan bangga bahkan hampir membuka baju seakan ingin melompat dan menangkap langsung ikan tersebut.

Aku melihat Tanaka kesulitan akhirnya aku meletakan pancingan milik ku begitu saja dan membantu sahabat ku. Kami menarik pancingan kayu itu bersamaan hingga kayu nya patah.

"Patah?! Sial! Kayu ini lemah sekali"

"Mau bagaimana? Tch jika sudah tau sejak sebelum berangkat aku akan membawa pancingan bagus milik Noya-san" Tanaka.

"Kau membawa barang nya sembarangan? Kau berani?!"

"Tidak, tentu ku pinjam" Tanaka cengengesan dan aku hanya tertawa, siapa yang berani begitu dengan Nishinoya?

Samar Samar aku mendengar seperti suara ada benda yang menghambat arus air mengalir dari sungai, kupikir itu hanya barang kayu besar yang biasa terbawa arus sungai setelah beberapa detik aku menghiraukan hal itu, tiba tiba saja seperti ada yang berjalan ke arah kami.

Aku melihat makhluk yang ku pikir hanya legenda atau mitos belaka. Makhluk ini memiliki penampilan humanoid dan reptil dengan tinggi seukuran anak berusia 10 tahun. Tubuhnya berwarna kuning-hijau, menyerupai monyet, tapi dengan sisik ikan serta cangkang kura-kura sebagai ganti kulitnya. Ciri fisik paling menonjol yang mereka miliki adalah cekungan di bagian atas kepala yang dapat menampung air.

Dengan senang makhluk itu mengambil potongan ikan untuk umpan yang kami siapkan di dekat kami. Tentu saja aku dan Tanaka terdiam, saling menatap beberapa saat hingga akhirnya berlari sambil berteriak meminta kalian melarikan diri.

DUNIA LAIN -|haikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang