Aquatic Artetis

121 22 0
                                    

.

.

"Manusia merupakan mahluk berkaki dua yang menapak di tanah dan hidup di daratan. Mereka jahat dan menakutkan. Mereka tidak segan-segan membunuh bangsa kami untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka memburu bangsa kami untuk mengambil permata kehidupan kami, memeras air mata kami untuk digunakan menjadi ramuan jampi-jampi ilmu sihir, menegak darah kami untuk mempertahankan kemudaan mereka....

Manusia harus dibunuh!

Itu pesan terakhir Umma sebelum menutup mata karena mempertahankan bangsa kami dari gempuran manusia....

Tapi....

Bagaimana bila ada seorang manusia yang begitu baik dan rela mengorbankan hidupnya untuk kami? Haruskah aku membencinya? Haruskah aku membunuhnya?"

.

.

.

.

Kami bukan bangsa duyung.... Kami berbeda dengan bangsa duyung maupun penghuni laut lainnya.... Bila duyung berkomunikasi dengan suara lengkingan mereka yang nyaring menyerupai saudara mereka, lumba-lumba, kami berkomunikasi dengan bahasa, kata-kata dan kalimat seperti bangsa manusia yang radikal dan kejam itu.

Bila duyung dan kebanyakan penghuni laut lainnya bernapas menggunakan insang dan labirint yang mampu menyaring udara, kami bisa bernapas menggunakan paru-paru bila muncul di atas permukaan, kami bisa bernapas menggunakan insang dan labirint bila sedang berada di bawah permukaan.

Bila duyung dan mahluk laut lainnya mempunyai ekor, sirip dan sisik, kami mempunyai kaki untuk berjalan dan menapaki tanah, kami memiliki ekor untuk berenang secepat lumba-lumba, tapi kami tidak memiliki sirip dan sisik. Kami serupa manusia, tapi kami bukan manusia. Kami bisa hidup di dasar palung samudra terdalam selayaknya duyung dan penghuni laut lainnya, tapi kami juga bukan bagian dari mereka.

Kami adalah bangsa Artesis....

.

.

"Hari ini tepat sepuluh tahun aku menjadi yatim piatu.... Biasanya aku akan melakukan ritual di lembah bulan untuk mengenang tragedy yang merenggut nyawa hampir separuh bangsa kami. Biasanya aku akan memimpin upacara penyemaian bunga rampai, kumpulan beberapa bunga karang yang menghasilkan mutiara dan permata berwarna-warni. Tapi sekarang tidak.... Karena aku tidak berada di lembah bulan tempatku dibesarkan. Aku berada di sini sekarang. Di salah satu kamar yang terdapat di istana Negara Cassiopeia yang merupakan Negara terbesar dan terkaya di seluruh daratan Big East.

Kenapa aku bisa berada di sini?

Aku juga tidak tahu, seingatku saat itu aku sedang memimpin pertempuran melawan para pemberontak yang berniat menggulingkan raja kami, pamanku, adik dari mendiang ayahku.... Entahlah.... Aku sendiri tidak tahu kenapa aku bisa berada di sini sekarang.... Yang ku ingat, ketika mataku terbuka aku sudah berada di ruangan yang kering tanpa setetes air pun.

"Bagaimana lukamu? Kau masih merasa sakit?"

"Namanya Jung Yunho. Dia adalah pangeran ke-2 yang sebentar lagi akan naik tahta dan memimpin Cassiopeia menggantikan ayahnya. Yang ku dengar dari para dayang yang sempat merawatku selama ini, dialah orang yang membawaku kemari."

"Haaah.... Kau marah karena tiba-tiba saja membawamu kemari, ne? Aigoo Jaejoongie...."

"Satu hal lagi! Entah darimana dia tahu namaku, padahal selama tiga hari aku berada di sini belum sekali pun aku bersuara...."

YunJae One Shhot General RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang