empat

520 86 2
                                    

"Bundaaa."

Grep

Seorang wanita dengan reflek langsung menahan bobot tubuh putrinya, yang secara tiba-tiba langsung memeluknya. Pasalnya ia sedang bersantai di sofa dan secara tiba-tiba anak itu memeluk dirinya, dengan posisi berada di atas tubuhnya 

"Eh, yaampun." Reflek wanita itu,
menahan punggung sang putri.

"Capek bunda." Lirih gadis itu.

"Kamu itu, habis dari luar bukannya langsung keatas untuk bersih bersih. Malah langsung minta peluk, untung bunda bisa nahan. Coba kalau enggak? Udah pasti jatuh kita." Balas wanita itu

Nachia, gadis itu sama sekali tidak bersuara dan menanggapi suara bundanya. Dirinya benar-benar lelah dan tidak bertenaga, bahkan untuk membuka suara saja rasanya melelahkan sekali.

"Mandi dulu gih. Enak banget ya habis dari luar langsung peluk peluk bunda, belum bersih-bersih. Bau asyem deh." Bunda Nachia, menutup hidung bercanda

"Adek capek bunda." Balas Nachia, 
yang justru mempererat peluknya.

Yessica Tamara, wanita yang di panggil 'bunda' oleh Nachia pun akhirnya membiarkan putrinya memeluk erat tubuhnya. Entah apa yang anak itu lakukan di sekolah, sampai sampai sehabis pulang jadi seperti ini. Chika sebenarnya tidak masalah jika Nachia mau memeluknya, hanya saja dirinya selalu membiasakan untuk segera bersih-bersih sehabis berkegiatan di luar 

"Capek kenapa? Emang ngapain aja tadi di sekolah?" Tanya Chika, sambil mengusap lembut punggung Nachia

Tapi sekali lagi Nachia tidak menjawab pertanyaan bundanya itu, sungguh ia sama sekali tidak punya tenaga untuk menjawab pertanyaan Chika. Dirinya benar-benar merasa lelah sekarang.

Cklek

"Hallo, ayah pulang!"

Pintu terbuka menampakkan seorang pria yang baru saja pulang, kemudian ia melihat kedua perempuannya itu berada di sofa, ia segera menghampiri

"Kok tumben udah pulang?" Tanya Chika, seraya mencium tangan suaminya itu. .

"Iyaa, gak macet soalnya. Kenapa?" Balas Christian, Christian Annorald. Ia sedikit mengintip kearah sang putri disana

"Capek katanya." Balas Chika, sambil membelai rambut halus putrinya itu.

"Yaampun, kasian Annoranya ayah." 
Ucap Christian, melihat putrinya itu.

Christian kemudian menekuk lututnya dan mensejajarkan dirinya dengan tinggi sofa, untuk melihat lebih dekat wajah sang anak. Ia bisa melihat anak itu menutup matanya dengan damai.

"Adek." Panggil Christian, menoel pelan pipi Nachia sedikit membangunkannya

"Adek bangun yuk." Panggil Christian.

"Jangan di ganggu." Tegur Chika pelan.

"Tapi ini udah sore bun, dia masih pake seragam. Kasian juga kalau tidur di sofa dan kasian kamunya juga, pegel pegangin dia terus." Balas Christian. Ia juga tidak tega sebenarnya, namun apa daya lagipula memang tidak baik untuk tidur sore hari

"Annora, sayangnya ayah. Bangun yuk, udah mau malem sayang. Bangun yuk." Ucap Christian masih berusaha membangunkan 

Sampai akhirnya Nachia terusik dengan panggilan ayahnya itu, ia membuka matanya yang sebenarnya masih terasa berat. Ia menoleh dan mendapati Christian yang sudah berada di hadapannya, sejak kapan ayahnya itu sudah pulang bekerja? Ia tidak sadar.

"Ayah." Ucap Nachia, saat melihat Christian. Ia melepas pelukan Chika.

"Hai cantik, capek ya?" Balas Christian. Nachia mengangguk, membalasnya.

Pilihanku [Na2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang