lima

573 110 3
                                    

Nachia sudah berada di halte sejak tadi, ia hendak memesan ojek online karena supirnya tidak bisa menjemput dirinya di sekolah lantaran mobil mereka sedang berada di bengkel. Jadilah, ia harus menggunakan ojek online, untuk sampai ke rumahnya. Namun ini sudah ketiga kalinya pesanannya terus di cancel

"Ck, kenapa lagi sih?" Kesal Nachia, saat dirinya terus di cancel oleh ojek onlinenya. Entah harus berapa lama lagi dirinya harus menunggu, sebenarnya ada angkutan umum lainnya tapi Nachia tidak tahu rute arah rumahnya, apalagi dirinya baru pindah kesini enam bulan lalu. 

srekk

Nachia terkejut saat tangannya tiba-tiba di tarik oleh seseorang, orang itu menariknya masuk ke dalam sekolah. 

"L-lo mau ngapain?" Kaget Nachia,
Saat tangannya di tarik masuk kedalam.

Tidak ada jawaban sampai akhirnya mereka berhenti di depan ruang guru, laki-laki itu menatap Nachia sesaat sebelum akhirnya ia membuka suara.

"Gue butuh bantuan lo." Ucap orang itu

"Bantuan apa? Gue mau pulang, tolong lepasin tangan gue kak." Balas Nachia, berusaha melepas genggaman mereka

"Jadi pacar gue." Balas orang itu, sukses membuat Nachia mengerutkan alisnya

"Nanti gue jelasin, lo pura-pura jadi pacar gue di depan mereka. Gue udah terlanjur bilang ke papah kalau lo itu pacar gue. Ayo masuk." Lanjutnya, kemudian mengajak Nachia masuk ke dalam ruang itu.

Cklek

"Akhirnya kamu datang juga Nala."
Ucap seorang pria, pada anaknya itu.

"Kamu kemana aja sih? Mamah sama papah tungguin loh daritadi." 

"Habis piket dan Nala jemput Nachia dulu tadi." Balas Nala, laki-laki yang menarik Nachia sejak tadi adalah dirinya.

"Nachia?" Bingung wanita itu.

"Ini Nachia yang kemarin ya?"
Tanya Aldo, melihat gadis itu.

"Iya om, saya Nachia." Balas Nachia, kemudian mencium tangan mereka.

Sementara itu, Ashel masih menatap bingung interaksi mereka. Ia tidak kenal dengan gadis di depannya ini. Menyadari tatapan bingung Ashel, saat Nala memperkenalkan Nachia disana

"Nachia, pacar Nala." Ucap Nala, yang mampu membuat Ashel terkejut.

"Pacar kamu? Kamu kok gak cerita sama mamah kalau kamu punya pacar?"
Protes Ashel, terkejut mendengarnya.

"Sini sayang, duduk sini. Kamu betulan pacarnya anak saya?" Tanya Ashel, ia meminta Nachia untuk duduk di sofa.

"I-iya tante." Balas Nachia, gugup.

"Kok mau?" Tanya Ashel, membuat
Nala menghela nafas mendengarnya.

"Gak ada pertanyaan lain mah?"
Tanya Nala, membuat Ashel terkekeh.

"Ya habisnya, kamu kok tiba-tiba punya pacar, gak cerita sama mamah lagi. Se cantik ini bisa-bisanya gak kamu ceritain ke mamah?" Balas Ashel, melirik Nala 

"Udah lama jadiannya sayang?"
Tanya Ashel, menoleh pada Nachia.

"Baru-"

"Baru-baru ini." Nala menjawab.

"Mamah nanya Nachia, bukan nanya kamu." Cibir Ashel, melirik putranya.

"Baru-baru ini tan, belum ada seminggu." Balas Nachia, ia dalam hati benar-benar ingin mengutuk Naladipta yang sudah membawanya ke dalam posisi ini

"Oalah, baru toh. Kamu kelas berapa Nachia? Sekelas sama Nala?" Tanya Ashel

"Saya masih kelas 11 tante, adik kelasnya kak Nala." Balas Nachia, dengan sopan.

Pilihanku [Na2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang