enam

563 102 10
                                    

"Kamu siapanya anak saya?"

Christian Annorald, memasang wajah datar menatap remaja laki-laki di hadapannya itu. Tadi ia melihat laki-laki itu mengantar pulang anak perempuanya

"Sore om, saya Nala." Ucap Nala memperkenalkan diri dan mencium tangan pria yang ia yakini bahwa pria itu adalah ayah dari adik kelasnya itu.

"Siapa kamu?" Tanya Christian, tanpa
mau membalas jabatan tangan Nala.

"Ayah." Panggil Nachia, yang melihat ayahnya enggan bersalaman dengan Nala

"Saya Nala om, kakak kelasnya Nachia." Ucap Nala, menarik kembali tangannya

Christian menelisik penampilan dari laki-laki yang bernama Nala. Entah kenapa ia sedikit tidak suka melihat anak perempuannya itu diantar pulang oleh oranglain, terutama laki-laki.

"Kamu nganterin dia pulang?"
Tanya Christian, diangguki Nala.

"Ayah tadi Nachia udah minta jemput sama supir, tapi mobil kita masih di bengkel. Chia udah pesan ojek online tapi di tolak terus, m-makanya Chia pulang sama kak Nala." Jelas Nachia, pelan

"Kenapa gak telfon ayah atau bunda? Bunda khawatir kamu belum pulang, ayah juga nungguin kamu disini. Dan ayah liat kamu pulang sama dia." Balas Christian, yang dengan sengaja menekan kata dia.

"M-maaf ayah." Cicit Nachia, pelan.

"Lainkali kalau pak supir gak bisa jemput, kamu bilang sama ayah atau bunda pasti kita usahakan jemput sayang. Ayah pasti usakan jemput. Udah, jangan nunduk gitu ayah gak marah. Ayah khawatir Annora ayah kenapa-napa." Ucap Christian, mengusap kepala Nachia yang menunduk

Nala memperhatikan interaksi antara ayah dan anak perempuannya itu, ia bisa melihat bahwa ayah dari Nachia benar-benar ayah yang protective pada anak perempuannya. Ia juga bisa melihat bagaimana ayah Nachia sangat menyayangi dan menjaga putrinya itu.

"Om, maaf sebelumnya kalau saya  lancang untuk mengantarkan anak om pulang. Tapi di sekolah memang sudah sepi om dan Nachia menunggu sendirian di halte sekolah. Sekali lagi, saya minta maaf om." Ucap Nala, ia rasa dirinya juga harus menjelaskan kejadian sebenarnya

"Siapa namamu tadi? Nal-Namal?"
Tanya Christian, mengingat Namanya

"Nama saya Nala om." Balas Nala.

"Oke, terima kasih ya Nala, udah nganterin anak saya pulang. Tapi saya pastikan ini terakhir kali kamu anterin Nachia pulang, karena nanti saya yang akan antar jemput dia sekolah." Ucap Christian, dengan nada cemburunya.

"Posesif." Batin Nachia.

"Hahaha, siap om. Sama-sama. Yasudah, saya pamit ya om udah mau gelap." Pamit Nala, seraya mencium tangan Christian yang kali ini Christian mau menerima salam dari Nala tidak seperti tadi.

"Makasih ya kak, maaf ngerepotin."
Ucap Nachia, berterimakasih pada Nala

"Sama-sama." Balas Nala, tersenyum.

Nachia sedikit tertegun melihat Nala tersenyum, ia baru pertamakali melihat Nala tersenyum, biasanya laki-laki itu memasang wajah datarnya disekolah

"Ayo Annora kita masuk." Ajak Christian

"Iya ayah. Hati-hati kak." Ucap Nachia, pada Nala sebelum dirinya masuk

Nala mengangguk sambil menyalakan kembali motornya, tanpa sadar ia menarik senyum tipisnya sebelum meninggalkan pekarangan rumah milik Nachia

"Bunda."

"Yaampun, kamu darimana aja hei? Khawatir bunda, udah mau gelap kok kamu belum di rumah." Chika segera memeluk erat tubuh putrinya itu

Pilihanku [Na2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang