chenle menantikan sebuah taksi di halte bus, dia sudah memesan taksi, kalau ia menanti bus akan lama karena ia sudah sangat khawatir dengan keadaan Mamahnya itu
“mana si ini taksi” ia sambil menggigit jarinya karena perasaannya sudah tidak enak, ia menengok arah kanan kiri tetapi taksi tidak muncul
dan tibalah taksi berhenti didepan Chenle, gelagat sang supir sedikit aneh tetapi chenle tidak sadar dengan hal itu, ia langsung masuk saja kedalam mobil
mobil itu pun jalan dan pergi dari halte itu, chenle sambil bermain handphone sambil mengirim pesan kepada abangnya
subak👹
de lo dimana?|
|gw ke dijalan, gw lagi naik taksi
|kalau dah sampai chat gw!|
|iya bang
|eh bang gimana keadaan mamah?baik ko, kamu baik kan??|
coba kamu lihat gerak geriknya supir
dan lihat sekitar|dek... firasat Abang ga enak ke kamu|
|apa si bang gausah aneh aneh deh
|nanti ku sampai aku telpon Abang
okay Abang tunggu kamu cheivo |
chenle melihat abangnya berpesan seperti itu, ia melihat gerak gerik supir ia melihat kaca diatas mata itu ia seperti mengenal mata itu
“kenapa supir menggunakan masker?? apa jangan-jangan....?” ia pun melihat kearah jalan, ini bukan jalan arah kerumahnya, ini sudah menjauh dari kawasan kota
“pak!! kenapa kita jauh dari arah kota??? rumah saya bukan lewat sini!!!” entah kenapa mobil itu berhenti dipinggir jalan, orang itu keluar dari mobil lalu berjalan kearah tempat duduk Chenle, ia membuka pintu mobil itu
orang itu membuka masker dan topi, “hay cheivo” chenle melotot syok kearah orang didepannya itu
“kinan?!! k-kamu?? masih hidup???” ya ternyata orang itu adalah Kinan, Kinan membawa chenle pergi dari kawasan kota, chenle menatap Kinan dengan sedikit ketakutan
“lama tidak bertemu denganmu, cheivo” chenle menatap tajam kearah Kinan ia mengepalkan tangannya, karena Kinan memanggil panggilan yang tak pernah ia ingin sebutkan
“jangan pernah menyebut nama itu! cheitreen!” Kinan tersenyum miring kearah Chenle, lalu ia melayangkan sebuah kayu baseball kearah Chenle
BUGH!!
Trang!
setelah memukul kepala chenle tongkat itu dibuang sembarang arah ia masuk mobil dan menghidupkan kembali mobil itu dn pergi dari tempat tersebut
••••••••••
mobil jisung berhenti dikediaman milik chenle, mereka berdua turun dari mobil lalu mereka melihat sekitar, sangat berantakan sekali
“berserakan disini” gumam renjun, banyak pengawal chenle tumbang dan dipenuhi oleh darah, renjun meringis melihat mayat mayat berserakan
CEKLEK
“renjun? Ji-Sung?” mata mereka menoleh kearah suara, ya yang manggil adalah Mark, sang mamah chenle melihat renjun kebingungan
“renjun?? chenle mana??” ucap lili kebingungan, renjun mengerutkan keningnya, berarti chenle belum sampai juga??
“loh Tan saya kesini mau nyusul chenle, soalnya dia udah pergi duluan tanpa menunggu saya” mendengar hal itu langsung khawatir lili, karena daritadi anak bungsu tidak datang
“dia belum datang, ren!” ucap Mark
“mark, cheivo dimana! mamah khawatir dengan nya Mark” Mark menenangkan mamahnya itu
“tenang mah, aku kan mencari chenle lewat GPS dari handphone Chenle” ucap Mark, Ji-Sung hanya diam saja ditempat, renjun menenangkan mamahnya chenle
“bentar…cheivo??? mereka memanggil chenle cheivo???” batin Ji-Sung
••••••••••
“ko gelap?? hey!!! ko gelap!!” chenle mencoba untuk gerak namun tidak bisa karena ia diikat tangan dan kakinya matanya ditutup oleh kain warna hitam
“hahahha, welcome chenle” chenle menengok kanan kiri karena mendengar suara dan suara langkah kaki mendengar kearahnya
kain itu dibuka dan chenle melihat sekeliling nya, hanya ada 1 lampu dan itu diatas tepat diatas kepalanya, chenle melotot kecil melihat siapa yang membuka kainnya
“kinan?? plis gw mohon lepasin gw!!”
“lepasin kamu?? saya tidak akan melepaskan mu, ah ya ada yang ingin bertemu dengan mu” chenle mengerutkan keningnya, Kinan berjalan memundur, terdengar suara langkah kaki mendekati nya
“om Johnny??” orang itu tersenyum miring saat chenle masih mengenal dirinya, padahal 7 tahun ga ketemu
“jadi om menyuruh Kinan menculik ku??!!” ucap chenle, Johnny hanya diam saja, ia berjalan mendekat kearah Chenle, ia menatap penuh dengan kedendaman saat melihat wajah Chenle
“saya ingin kamu mati, i want melihat ekspresi wajah lili menangis melihat kematian mu” chenle menatap tajam kearah Johnny
“bajingan!! kamu jangan apa apakan mamah saya!!” Johnny terkekeh kecil mendengar ucapan Chenle
“saya dendam dengan mamah mu, because? mamah mu sudah membunuh istri ku!!!” chenle menyunggingkan senyumnya itu lalu menantap remeh kearah Johnny
“ya itu pantas buat istri mu, karena istri mu meracuni ayah ku!!!” Johnny mendengar ucapan Chenle langsung menodongkan pistol tepat ke kening chenle
“kau adalah iblis tuan Johnny!!, dulu kau ingin mencelakai ku!!” Johnny menatap chenle penuh dengan amarah yang sudah tidak ditahan lagi oleh Johnny
“lebih baik kau ma-”
“JANGAN APA APAKAN ANAK KU JOHNNY!!”
••••••••••••
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
caligynephobia || JICHEN HIAT
Short Storycaligynephobia, suatu ketakutan yang berlebihan kepada wanita cantik, pokoknya yang dimatanya cantik dia akan pingsan kalau tidak bergetar hebat tetapi berbeda dengan ketua osis satu ini, dia malah itunya kambuh setelah melihat siswa baru apa yang...