02.

82 10 2
                                    

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum." Ucap Nayla dan Navia.

"Waalaikumsalam." Jawab mami sembari membuka pintu.

"Yuk masuk Nay, Nav. Langsung ke atas aja ya Caca ada di kamar. Amara sama Sylva Mana kok ga bareng kalian?" Tanya mami.

"Masih di jalan mi, kayaknya bentar lagi sampe." Jawab Nayla. Mami memang sudah akrab dengan teman-teman Salira, karen tak jarang Salira membawa teman-temannya kerumah itu seperti hari ini. Mami juga meminta mereka memanggilnya dengan sebutan Mami, agar lebih akrab seperti Mama katanya.

"Nanti langsung suruh masuk aja ya Nay. Mami mau ke belakang dulu." Pinta Mami.

"Iya mi."

~

"Selamat pagi tuan putri." Ucap Nayla dan Navia setelah berhasil membuka pintu kamar Salira. Salira yang fokus dengan kertas didepannya pun sedikit terkejut.

"Apasih kalian berlebihan deh." Ucap Salira sembari berdiri dan menutup pintu.

"Enggak berlebihan, kan lo tuan putri di rumah ini dan rumah-rumah yang lain." Jelas Navia sembari mengingat kamar-kamar Salira yang lain.

"Anjirrr lo diem atau gue gebuk." Kesal Salira.

"Aelah gue becanda tau, tapi beneran." Ucap Navia ambigu.

"Tau deh, terserah lo. Ke rooftop aja yuk." Ajak Salira.

"Loh ga di gazebo bawah Sal?" Tanya Nayla.

"Enggak lo nanti malah keasyikan curi-curi pandang ke kamar abang, dasar centil." Terang Salira. Nayla memang menyukai Patra, namun dia juga tak berani mendekati lelaki itu, sebab Patra masih memiliki kekasih. Dia hanya bisa mencuri-curi kesempatan untuk sekedar melihatnya.

"Yah lo kok gak membantu sama sekali sih." Gerutu Nayla.

"Minimal klo suka ya deketin lah, jangan ngumpet-ngumpet kek keong." Ajaran sesat Salira, dia memang kurang menyukai pacar Patra.

Mereka sudah berpindah ke rooftop, disana ada gazebo dan taman kecil yang di buat Papi untuk menghabiskan waktu di sore hari. Amara dan Sylva juga sudah sampai beberapa waktu yang lalu.

"Ini Kimia tugasnya sampai halaman berapa sih?" Tanya Navia.

"Sampai halaman 20, nih punya gue udah." Ucap Salira sembari menyodorkan tugasnya.

"Si Anjir lo kalo udah terus ngapain ngajak kita ngerjain bareng?" Emosi Navia, sedangkan yang lain sudah memakluminya. Setiap akan mengerjakan tugas bersama Salira memang lebih sering selesai duluan.

"Heheheh gue baru ngerjain tadi sebelum kalian dateng, tadi gabut banget soalnya jadi yaudah." Jelas Salira sembari nyengir.

"Emang kurang ajar bocah satu ini, ya udah lah apa boleh buat. Nanti tinggal cocokin aja." Ucap Navia lagi, sekalipun Salira selesai lebih dulu teman-temannya tak ada yang menconteknya, merek mengerjakan tugasnya masing-masing kemudian setelah selesai baru di cocokkan kalau ada yang salah dicari tahu dulu letak salahnya dimana baru di perbaiki. Memang saat ambis circle Salira ini.

~

Tok tok tok

Pintu kaca yang menghubungkan rooftop dan tangga diketuk dari dalam. Patra yang mengetuknya, pintu itu memang sengaja di kunci agar tak ada yang mengganggu aktivitas Salira dan teman-temannya.

"Lo ngapain sih ganggu aja." Gerutu Salira saat berhasil membuka pintu.

"Lah ini rumah gue anjirrr." Kesal Patra.

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang