06.

77 9 4
                                    

"Rey?"

Sontak Reynand menoleh karena merasa ada yang memanggilnya. Ternyata Laisa, gadis itu juga sedang berada di supermarket yang sama.

"Oh hai, La." Ucap Reynand sedikit terkejut. Salira hanya melirik sekilas dan tak berniat menyapa Laisa, dia melanjutkan langkahnya menuju kasir.

"Sama Salira?" Tanya Laisa kepo.

"Oh iya." Reynand sedikit terkejut karena tak mendapati Salira di dekatnya. Pasti perempuan itu sudah ke kasir duluan pikirnya.

"Eh aku duluan ya La." Ucap Reynand sembari berlalu menuju kasir. Laisa hanya menampilkan senyum sinisnya, mungkin rasa kesalnya pada Salira makin bertambah hari ini.

~

Mobil yang ditumpangi Reynand dan Salira sudah sampai di pekarangan rumah Salira. Reynand memposisikan mobilnya menghadap keluar agar lebih mudah menurunkan barang-barang Salira.

"Pak minta tolong bantuin turunin barang ya?" Ucap Salira pada Pak Karim yang berada di pos satpam. Bu Siti yang baru keluar dari rumah juga turut membantu mereka menurunkan semua barang.

"Rey makan dulu yuk?" Ajak Mama Salira setelah mereka selesai menurunkan barang.

"Aduh jadi ngerepotin tante." Ucap Reynand sungkan.

"Lebih ngrepotin tante malah Rey. Udah yuk makan dulu di dalem." Bujuk Mama. Tadi memang Salira dan Reynand tak sempat makan malam diluar, mereka hanya menunaikan sholat maghrib di masjid saat diperjalanan pulang.

"Dek, anterin Rey ke kamar abang biar dia bersih-bersih dulu sekalian ganti baju punya abang. Kayaknya masih ada baju baru deh." Perintah Mama. Kamar Abang yang di maksud Mama ini adalah kamar yang ditempati Patra.

"Eh gak usah tante, Rey bersih-bersih dirumah aja." Tolak Reynand.

"Udah gak papa, kamu kan pernah nginep di kamarnya abang. Dia pasti gak akan marah kok, nanti biar tante yang ngomong." Bujuk Mama lagi.

Tak ingin berdebat terlalu lama, akhirnya Reynand menyetujui ide Mama Salira. Reynand mengekor dibelakang Salira hingga ke kamar Patra. Gadis itu juga mengambilkan handuk, baju serta celana ganti untuknya.

"Nih." Ucap Salira saat menyodorkan pakaian serta handuk untuk Reynand.

"Oh iya, lo klo mau pakek sikat gigi ambil aja di laci wastafle." Jelas Salira, setelahnya dia berlalu menuju kamarnya.

~

"Papa belum pulang Ma?" Tanya Salira saat dia berhasil mendudukkan diri di kursi meja makan disusul dengan Reynand.

"Papa tadi sore berangkat ke Jogja dek mau jemput Eyang. Eyang kurang enak badan katanya." Jelas Mama. Eyang memang lebih sering tinggal di rumah Jogja dari pada di Jakarta. Lebih sejuk dan nyaman katanya.

"Ohh."

Mereka kemudian melanjutkan makan dengan hening. Salira selesai lebih cepat, untuk menghormati yang lain dia tetap berada di meja makan menunggu semuanya selesai. Itu ajaran Eyang yang wajib dipatuhi semua keluarga.

"Makasih ya Rey udah mau tante repotin." Ucap Mama saat Reynand akan pulang.

"Iya gak papa kok tante, saya juga makasih untuk makan malamnya."

"Iya, kamu hati-hati ya. Salam buat orang tua kamu."

"Iya tante, insyaAllah nanti disampaikan. Saya pamit dulu ya tante, Salira." Ucap Reynand sembari menganggukkan kepala.

~

Salira sudah bersiap untuk berangkat ke yayasan yang akan dikunjunginya. Lokasinya berada didaerah Puncak, Bogor. Kali ini ia pergi sendiri karena Mama dan Papanya sedang pergi mengantar Eyang check up di Singapura. Patra, lelaki itu masih sibuk dengan kegiatan PDKT-nya dengan Nayla dan tidak bisa diganggu gugat. Mau tak mau Salira tetap mengizinkan Reynand untuk ikut bersamanya, supaya ada yang bantu-bantu pikir Salira.

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang