04.

103 9 3
                                    


"Sok rajin banget bersih-bersih." Seloroh Reynand dari balik punggung Salira.

Salira tak berniat menyahuti ucapan Reynand, ia hanya meliriknya sekilas. Ini masih terlalu pagi untuk berdebat dengan pria satu itu.

Karena tak mendapat sahutan dari Salira, Reynand akhirnya ikut membantu Salira membersihkan gazebo. Mereka melakukannya dengan hening. Setelah selesai bebersih Salira kemudian mencuci tangannya dan berniat untuk membangun kan teman-temannya.

"Bangunin temen-temen lo, klo telat mereka ga dapet jatah sarapan." Ucap Salira sembari berlalu menuju kamarnya. Reynand hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Salira.

~

Semua sudah berkumpul di meja makan tanpa terkecuali.

"Yang masak siapa ini?" Tanya Tara memancing keributan.

"Lo kalo berisik mending gak usah sarapan." Ketus Salira.

Tara hanya mencebikkan bibirnya setelah kakinya di injak oleh Nizar.

"Kok gazebo udah bersih Ca?" Tanya Patra yang heran melihat gazebo sudah bersih dari kekacauan.

"Kalo bersih, berarti ya udah di bersihin, gitu aja pakek nanya." Sepertinya mood Salira pagi ini tidak baik-baik saja, dia sudah marah-marah sejak tadi.

Akhirnya semua makan dengan hening. Nasi goreng yang dibuat Salira habis tak bersisa. Reynand dan Tara yang menghabiskannya. Dua orang itu seperti tak makan selama seminggu.

"Rey, pelan-pelan woy. Ga ada yang minta nasi goreng lo." Gurau Patra yang melihat Reynand makan terburu-buru.

"Sumpah ini enak banget, dan kebetulan makanan favorit gue. Duh maaf ya Sal, gue kayak orang kelaperan." Ujar Reynand.

Salira hanya menjawabnya dengan deheman saja. Moodnya tak kunjung membaik dari tadi.

~

"Nasi gorengnya abis non?" Tanya mbok Siti.

"Iya mbok maaf ya, tadi saya lupa nyisain di belakang. Saya pikir ga bakal abis karena sebanyak itu."

"Yah padahal saya pengen banget nasi goreng buatan non, tau gitu tadi nunggu mateng dulu baru ke pasar, kapan-kapan tolong bikinin ya non." Ucap mbok Siti sedih. Nasi goreng buatan Salira memang makanan favorit semua penghuni rumah itu.

"Iya mbok siap, nanti saya bikinin kalo ga lupa. Hahahahh." Canda Salira.

Interaksi itu tak luput dari penglihatan seseorang.

"Cantik." Batinnya.

~

Semua akan berpamitan pulang ke rumah masing-masing. Acara menginap sudah saatnya berakhir. Ia juga akan turut ikut Patra untuk kembali menginap dirumah lelaki itu.

"Gue didepan Sal." Seru Tara.

"Ogah lo mending di belakang aja sama mereka berdua." Tunjuk Salira pada Reynand dan Nizar. Hanya Tara, Nizar dan Reynand yang ikut mobil Patra karena motor mereka masih dirumah Patra. Sedang Nugra sudah pulang lebih dulu dengan mobilnya.

Sesampainya dirumah Patra Salira langsung masuk ke kamarnya. Dan teman-teman Patra pamit pulang. Mami yang melihat kedatangan Salira kemudian menghampiri putrinya ke kamar.

"Udah gak marah kan sama abang?" Tanya Mami hati-hati.

"Enggak mi, abang udah jelasin kenapa kemarin marah-marah. Dan menurut Caca alasannya memang masuk akal." Jelas Salira, yang membuat sudut bibir Maminya tertarik ke atas. Salira memang tak pernah marah terlalu lama. Dia hanya butuh penjelasan yang masuk akal, maka kemarahannya akan reda begitu saja.

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang