05.

75 10 0
                                    

"Makasih ya tante undangan makan malamnya." Ucap Salira ramah saat mereka akan berpisah untuk pulang.

"Sama-sama Sal, kalian hati-hati ya, tabte sama om duluan ya Sal. Kamu anterin Salira sampe rumah lo bang, awas jangan sampe lecet." Peringat bunda pada Reynand. Mereka berpisah di tempat parkir. Ayah dan bunda pulang lebih dulu.

"Lo kayaknya ga usah anter gue deh. Patra masih disini, gue bareng dia aja gak papa Rey daripada lo repot." Ucap Salira saat melihat mobil Patra masih ada di parkiran. Dia sudah mengabari sepupunya itu jika dia ingin pulang bersamanya.

"Enggak lo pulang sama gue." Tolak Reynand.

"Gak usah, gue udah bilang Patra klo mau bareng. Dia juga udah selesai, paling bentar lagi keluar." Salira masih berusaha mencegah Reynand mengantarnya, dia terlalu lelah jika harus semobil dengan Reynand. Salira juga masih kesal dengan ketidakjujuran lelaki itu.

"Enggak lo tetep pulang bareng gue." Tegas Reynand sembari menarik tangan Salira untuk masuk mobil.

"Halo Pat!!!! Salira pulang bareng gue, lo ga perlu khawatir. Udah dulu ya." Ucap Reynand dalam sekali tarikan napas saat mengabari Patra.

"Kurang ajar baru juga mau ngomong udah dimatiin telponnya." Kesal Patra di sebrang.

~

"Maaf." Ucap Reynand lirih tapi masih mampu didengar Salira. Gadis itu hanya menoleh sekilas, tak berniat menyahuti lelaki disampingnya.

"Gue takut klo gue jujur lo gak mau." Jelas Reynand lagi berharap Salira merespon perkataannya. Tapi Salira masih diam seribu bahasa, tak ingin mengeluarkan sepatah kata sedikitpun.

Melihat Salira yang masih nyaman dengan kebungkamannya, Reynand hanya menghembuskan napas pasrah. Sampai kapan pun gak akan mudah membujuk seorang Salira.

Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di depan rumah Patra. Salira kemudian turun tanpa mengucapkan sepatah katapun. Reynand hanya mampu memperhatikan punggung Salira yang menghilang ditelan pintu.

~

Salira dan Patra berangkat lebih pagi hari ini. Ini ide Patra, katanya dia harus berangkat lebih pagi karena sudah ada janji belajar bersama Nayla. Dinner semalam sepertinya membuahkan hasil.

"Resek banget anjir, masi pagi juga." Kesal Salira saat mereka sampai di parkiran sekolah. Suasana sekolah masih cukup lengang, belum banyak siswa yang hadir.

"Udah deh lo diem aja, gue udah janjian belajar bareng sama Nayla." Jawab Patra.

"Halah modus lo, bilang aja mau pdkt dasar buaya." Sungut Salira. Mereka menyusuri koridor untuk sampai di kelas mereka.

"Eh tumben Rey lo berangkat pagi?" Tanya Patra saat melihat sosok Reynand di depan kelas 12 IPA 3 bersama Laisa.

"Gue mah biasa berangkat pagi, lo kali yang telat mulu."

"Eh gue duluan ya Pat." Sela Salira saat Patra akan menimpali ucapan Reynand. Belum sempat beranjak Laisa sudah lebih dulu menahan Salira.

"Eh makasih ya Sal, kamu udah gantiin aku dateng ke undangan makan malem anniversary orang tua Reynand." Ucap Laisa sembari menyentuh lengan Salira. Salira hanya mengernyitkan dahinya pertanda ia bingung dengan maksud Laisa.

"Reynand ga ngasih tau kamu Sal?" Tanya Laisa yang melihat raut kebingungan di muka Salir.

"Apa?"

"Sebenernya Reynand ngajak aku ke dinner semalem, cuma karna aku ada janji temu sama dokter jadi aku ga bisa dateng. Terus tadi kata Reynand kamu yang gantiin, makanya aku bilang makasih Sal." Jelas Laisa dengan gaya centilnya. Salira hanya menganggung-anggukkan kepala pertanda dia paham. Kemudian Salira berlalu begitu saja dari hadapan mereka. Reynand yang melihat hal itu, semakin merasa tak enak hati pada Salira.

Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang