Halaman 28 - S2 Mengenang masalalu.
_____________________________Malam yang tenang, dihiasi purnama dan bintang yang gemerlap, cahaya bulan seolah menelusup masuk kesetiap bagian yang gelap, menerangi bumi yang dilanda kelam. Sinarnya selalu cantik dan menawan, berbentuk sabit yang indah. Bulan untuk malam ini bersinar sangat terang, memanjakan mata setiap orang yang memandang puja terhadapnya.
PRANCIS. Negara dengan banyak pesona dan tempat wisata yang cantik untuk di kunjungi, dan yang paling terkenal dari Prancis adalah menaranya yang bersinar indah, juga jadi objek yang dicari cari para turis luar, menara Eiffel.
Di balik keindahan Prancis, ada sebuah pertemuan khusus antar dua keluarga, di sebuah restoran ternama yang jaraknya tak jauh dari menara Eiffel berada, pertemuan itu dilanda kecanggungan. Di lantai dua dimana meja bundar besar yang diisi oleh banyaknya hidangan mahal, juga di kelilingi oleh setiap kursi yang diisi oleh para pihak keluarga.
Tempat dimana mereka duduk, menghadap kesebuah kaca jendela besar yang menampilkan menara Eiffel yang jaraknya tak jauh. Sedikit memberikan pemandangan cantik di tengah kecanggungan melanda.
Tak!
Sebuah sendok yang beradu dengan piring, menjadi pengisi hening. Lalu deheman kecil dari seorang kepala keluarga pihak pria, mengawali pembicaraan malam ini.
"Maaf atas ke-tidak nyamanan ini." Ucap pria dengan wajah tegas, dan jas hitam formalnya. Mewakili keluarganya, juga putranya yang sedari tadi tidak menyapa atau bahkan berbicara pada pihak wanita.
"Dan maaf atas ke-tidak sopanan putra bungsu saya, dia memang anak yang banyak diam." Lanjutnya, dan tersenyum simpul ke arah teman bisnisnya.
Yang langsung mendapat senyum maklum, "Tidak apa, putri saya juga begitu. Dia sedikit pemalu." Balas si teman bisnis.
"Sepertinya putra putri kita memiliki kesamaan, Tuan Vincent."
Pria dengan keriput samar di wajahnya, dan hidung mancung serta rambut blonde sebagai penghias ke kewibawaan wajahnya. Itu tersenyum kecil.
"Benar, sepertinya keduanya sudah cocok untuk berdanding. Bukankah begitu, Tuan Lee Donghae?"
Yang disebut namanya, mengangguk pelan. Pria dengan wajah tegas dan rambut hitam tebal, membalas senyum teman bisnisnya, "Betul sekali."
Ketika kedua kepala keluarga saling lontar kata, maka kedua Istri mereka hanya saling diam menyimak, dan sesekali tersenyum lembut. Putri dari pihak wanita hanya melirik malu malu pada calon pria nya, namun putra dari pihak laki laki hanya bersikap dingin dan tak acuh.
"Bagaimana jika kedua pasangan saling memperkenalkan diri?" Usul Donghae, ia melirik putri bungsu Vincent dan balik pada putra bungsunya.
Anggukan malu malu diterima Donghae, dari Nona muda di kursi sebrang putranya, lalu gadis cantik dengan rambut blonde panjang sepinggang, mengenakan dress putih selutut, itu berdiri gugup dan mulai memperkenalkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman sekamar ll JaemJen ll ON GOING
Teen FictionTeman sekamar, berujung menjadi teman hidup. ________________________________ ⚠️ JANGAN SALPAK, INI CERITA HOMOSEKSUAL⚠️ - JaemJen - Jaemin x Jeno - Jaemin Top - Jeno Bot