Halaman 37 - S2 Siapa sangka?
_____________________________Tidak ada orang yang senang dengan perpisahan, setelah menjalani banyak kisah-kasih bersama, tak akan ada satupun orang yang rela ditinggalkan atau meninggalkan. Termasuk dengan Jaemin, ia tidak ingin meninggalkan Jeno atau ditinggalkan olehnya, tidak ingin lagi.
"Nah, ternyata pulang juga lo!" Pekikkan Jisung membuyarkan pikiran Jaemin, ia langsung mendongkak ke arah adiknya itu.
Baru saja dirinya pulang, langsung di sambut suara keras Jisung dari arah sofa. Remaja jangkung itu tengah menonton televisi sembari berbaring di sofa ruang tamu. Ketika mendengar suara motor dari kejauhan, Jisung menebak jika itu adalah kakaknya, dan ternyata benar.
"Dari mana aja kemaren? Dari siang sampe malem dan sekarang menjelang siang lagi, lo baru pulang?" Cerocos Jisung, remaja itu mendudukan badannya di sofa, sembari menatap kakaknya penuh tanya.
Jisung merasa kesal ditinggalkan seharian oleh Jaemin tampa kepastian, mau dihubungin, kan kakaknya itu ponselnya hilang, ketika Jisung nanyain ke temen kakaknya yang si Renjun itu, katanya gak tahu.
"Kenapa emangnya? Kangen sama gue?" Jaemin berjalan menghampiri Jisung, dan duduk di sebelah adiknya itu.
Jisung sontak mendelik, "Nanyain bukan berarti kangen. Tapi khawatir, siapa tahu lo dibegal terus mati, kan gue gak tahu--"
Pletak!
"-Aduh!"
"Congor lu kalau ngomong! Sembarangan!" Jaemin langsung menjitak kepala Jisung sebelum remaja itu melanjutkan omongannya.
Jisung meringis memegangi kepalanya, "Ya kan siapa tahu?"
"Lo ngedoain gue mati, hah?!" Sengor Jaemin,
"Nggak! Siapa yang ngedoain kakak?!"
Jaemin mendengus, "Giliran lagi gini, baru lo manggil gue, kak."
Jisung mencibir dalam hati, tapi Jaemin tahu jika adiknya itu tengah menyumpah serapahi dirinya.
"Gue nginep dirumah seseorang." Ucap Jaemin tak lama dari perdebatan tadi.
"Seseorang? Temen?" Jisung kembali berbaring, kali ini ia gunakan paha kakaknya sebagai bantalan. Dan kembali fokus pada televisi yang menayangkan film kartun di siang hari begini.
Jaemin ikut menonton, sesekali ia mainkan rambut hitam Jisung di pahanya. "Bukan," balasnya.
"Terus siapa? Gak mungkin pacar."
Karena setahu Jisung kakaknya ini jomblo akut, gak pernah pacaran, soalnya gak ada yang mau. Karena dulunya kutu buku yang culun, nolep, introvert, alay, pemalu, dan segala rupa, sekarang aja masih gitu, cuman gaya nya aja yang keliatan cakep, tapi dalemnya payah. Begitu penilaian Jisung sebagai seorang adik pada kakaknya.
"Kenapa gak mungkin? Gue emang beneran nginep dirumah pacar gue kok." Celetuk Jaemin, membuat Jisung langsung menatap ke arahnya dengan kaget.
"Boong," Balas Jisung tak percaya.
Jaemin hanya mengangkat bahu tak acuh, "Kalau gak percaya, ini nih, hoodie yang gue pake, ini itu punya dia, di kasihin ke gue." Jaemin menunjuk jaket hitam yang ia pakai, karena ini pemberian dari Jeno.
"Pret." Jisung replek duduk kembali, ia tatap kakaknya penuh selidik, karena memang seingat Jisung kakaknya ini pas berangkat dari rumah, masih pakai baju kaos, bukan jaket, tapi pulang pulang tiba tiba pake jaket, Jisung kira Jaemin membelinya.
"Masa sih ada yang mau sama lo? Gak mungkin banget."
"Heh! Dikira gue se-jelek itu apa? Gini gini gue juga laku kali!" Kesal Jaemin, ia melipat tangan di dada, lalu dengan eksepresi sombong ia berkata, "Asal lo tahu, pacar gue super duper cakep."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman sekamar ll JaemJen ll ON GOING
Teen FictionTeman sekamar, berujung menjadi teman hidup. ________________________________ ⚠️ JANGAN SALPAK, INI CERITA HOMOSEKSUAL⚠️ - JaemJen - Jaemin x Jeno - Jaemin Top - Jeno Bot