SEASON 2 - 34

1.9K 136 4
                                    


Halaman 34 - S2 Na Jaemin.
______________________________

Jaemin tidak pernah berpikir jika takdir akan se-lucu ini dalam mempermainkannya, membulak balik perasaanya dalam waktu singkat. Dari bahagia menjadih sedih, karena kadang kala kita akan di manjakan oleh kesenangan, dan berujung pada kesedihan lalu kembali lagi senang dan seterusnya berulang.

'Kamu boleh patah hati, sayang. Tapi jangan sampai kelamaan, itu gak baik. Karena biasanya yang sakit pasti lama kelamaan sembuh. Gak mungkin selamanya kamu merasakan sakit.'

Ucapan Mami terbenam di pikiran Jaemin, Yoona begitu paham apa isi hatinya dan apa yang ia alami. Ketika Jaemin kembali menginjakkan kaki di Jepang. Hatinya benar benar hancur, membuat setiap langkahnya terasa sakit. Mengingat bagaimana perpisahan memilukan dengan pujaan nya.

Saat itu Mami langsung saja memeluknya, dan berkata demikian.

Yoona adalah wanita berhati lembut dan pengertian, membuat Jaemin begitu menyayanginya tampa batas. Membuatnya merasa bersalah karena sempat kecewa dan marah pada Mami, padahal disini tidak ada yang perlu di salahkan.

Takdir tetaplah takdir.

Ketika pelukan Mami terlepas, Jaemin kembali mendapat pelukan lain dari tangan kekar sang Papi. 'Kembalinya kamu kesini, bikin Papi sama Mami seneng. Walau Papi tahu, kamu terpaksa kesini.' Ucapan Siwon membuat hati Jaemin sedikit tersentak kala itu.

'Kamu boleh kecewa dan marah sama Papi, atas patah hati kamu. Tapi kamu harus tahu, jika Papi memiliki alasan di balik semuanya.'

Pelukan Papi terlepas, lalu yang Jaemin ingat, Siwon menatapnya hangat, 'Dari awal, Papi gak pernah ngelarang kamu sama dia. Hanya saja, ada alasan tertentu yang membuat kalian tidak boleh bersama.' Itu adalah ucapan penutup dari semuanya, dimana setelah itu, Papi dan Mami tidak pernah mengungkit persoalan itu lagi.

Jaemin sendiri segan untuk bertanya, dan membiarkan keduanya mengatakan sendiri padanya.

Tapi seiring berjalannya waktu, bahkan ketika Jaemin kembali melanjutkan pendidikannya di Universitas Jepang. Orangtuanya sama sekali tidak mengungkit permasalahan hari lalu, apa alasan perpisahan Jaemin dan Jeno.

Setiap kali Jaemin mencoba menyenggol topik itu, mereka selalu mencoba mengalihkan pembicaraan.

'Soal pembicaraan waktu itu, alasan aku sama kak Jeno gak boleh bersama, itu kenapa?' Tanya Jaemin, meski takut dan ragu. Ia coba tatap wajah kedua orangtuanya.

Dan benar saja, mereka mengalihkan pembicaraan, 'Nanti saja ceritanya. Untuk sekarang, gimana kuliah kamu?"

Selalu begitu.

Sampai Jaemin bosan, dan akhirnya menyerah menanyakan hal itu. Membuatnya jadi sedikit kesal, lalu berakhir tidak pernah mau berbicara pada orangtuanya. Dan menyibukkan diri pada tugas kuliah, walau nyatanya kuliah adalah alasan agar Jaemin tidak teringat tentang sakit hatinya, dan tidak mau berbicara pada orangtuanya.

Walau ujungnya tidak membuahkan hasil sama sekali, Jaemin akan tetap merasakan kesedihan yang sama. Tidak berkurang atau mereda sedikit pun, meski dirinya mencoba sibuk dengan segala hal demi mengobati rasa rindu pada Jeno.

Sampai waktu terus berlalu, dimana tahun ketiga Jaemin menjalani pendidikan di Jepang. Papi tiba tiba menjemput Jaemin pulang dari kampus, padahal biasanya tidak pernah. Tapi entah mengapa pada hari itu Siwon datang menjemputnya sendiri.

Dan saat dalam mobil, keheningan melanda. Jaemin begitu enggan memulai percakapan, karena hatinya masih sedikit kecewa pada Siwon, membuat mulutnya kelu untuk sekedar bertanya.

Teman sekamar ll JaemJen ll  ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang