SEASON 2 - 35

3.4K 216 19
                                    


Halaman 35 - S2 Bertemu kembali 🔞
______________________________

"Gimana kabar kamu?" Suara berat Jeno mengalihkan perhatian remaja bersurai biru dari lamunannya, Jaemin menoleh ke samping dimana pemuda itu datang setelah mengambil segelas teh hangat dari dapur.

Teh hangat itu di sajikan di atas meja hadapan Jaemin. Lalu Jeno mengambil duduk di sofa sebelah Jaemin, ia mengamati raut wajah Jaemin. Sudah lama sekali keduanya berpisah, dan kini kembali bertemu dengan ketidak sengajaan.

Setelah pertemuan di depan gerbang tadi, Jeno langsung saja mengajak Jaemin untuk masuk kerumahnya dan berbicara sebentar di dalam. Sekedar bertukar obrolan dan kabar, karena telah lama tidak bertemu.

"Aku baik, kalau kak Jeno?" Jaemin balik bertanya, ia tatap lekat wajah Jeno.

Wajah pemuda itu sekarang lebih tirus dengan rahang yang semakin tegas, juga rambut yang di cukur sedikit pendek dan memamerkan jidatnya yang mulus. Jeno jelas semakin tampan dan dewasa, tidak ada sedikit sudut pun yang tampak jelek darinya.

Pemuda berhidung bengir itu mengangguk, "Aku juga." Jeno balik menatap Jaemin.

Jeno juga menilik penampilan Jaemin yang sedikit berbeda, dan yang paling mencolok adalah rambut remaja itu, berwarna biru muda. Wajahnya masih terlihat manis dengan mata yang lentik, tapi rahangnya nampak lebih tajam, juga tinggi badannya yang semakin bertambah.

"Dari kapan kamu suka pakaian pendek?" Tanya Jeno, setelah puas melihat lihat wajah remaja itu.

Jaemin mengerjapkan matanya, lalu melirik penampilannya sendiri yang memakai pakaian serba pendek. "Sejak tinggal di Jepang, aku suka pakai celana pendek sama baju pendek." Jawab Jaemin, lalu kembali menatap Jeno.

Keduanya terlihat santai saja, bahkan obrolan ini terdengar ringan seolah telah berpisan satu hari lalu.

Tapi kenyataannya, Jaemin sangat gugup dan berdebar sekali. Jantungnya berdetak cepat sampai membuat perutnya mules, bahkan tubuhnya bergetar kecil setiap Jeno bertanya. Benar-benar kacau.

Jaemin ingin langsung memeluk dan mencium Jeno detik ini juga, dia sudah amat rindu mampus. Tapi sayangnya Jaemin tidak berani, dia terlalu pengecut dan pemalu, seperti manusia bodoh yang baru mengenal cinta.

Sial sial sial, ini benar-benar mengganggu! Umpat Jaemin dalam hati, rasa malu dan gengsinya benar benar mengganggu sekali, andai saja Jaemin lebih berani, andai saja Jaemin tidak pengecut, andai saja--

Cup!

Jaemin melotot kaget saat pipinya di cium tiba tiba oleh Jeno, pemuda itu perlahan menjauhkan wajahnya, lalu tersenyum manis melihat raut kaget Jaemin. Mata bulat itu melotot lebar seperti akan keluar dari tempatnya. Jeno saja sampai tertawa kecil melihat itu.

"Kenapa diem aja?" Tanya Jeno diiringi tawa manis yang mengalun merdu, dia memiringkan kepalanya sembari menatap Jaemin dengan mata sipitnya yang melengkung cantik bagai bulan sabit, lalu sekelebat ucapan Jeno sukses membuat tubuh Jaemin menegang seketika.

"Jaemin, ayo ciuman."

o0o

Suara cumbuan antar bibir terdengar nyaring di tengah rumah besar ini, heningnya malam diisi oleh suara-suara lenguhan cabul dan kecupan basah yang berlanjut lama. Sofa besar menjadi sandaran punggung Jaemin, ia berbaring di bawah kukungan Jeno, dengan kedua tangan yang di cengkram oleh tangan kokoh pemuda itu.

Jeno mencium bibirnya duluan, dan melumatnya seolah itu adalah makanan manis. Tubuh pemuda itu mengukung tubuh Jaemin di bawah, kedua tangan besarnya mencengkram kuat pergelangan tangan Jaemin, membuat remaja itu hanya bisa pasrah menerima ciuman tampa protes.

Teman sekamar ll JaemJen ll  ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang